Disfungsi ereksi adalah suatu ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi yang kuat saat berhubungan seks, atau ketika penis mendapat rangsangan.
Mengalami disfungsi ereksi tentu jadi satu kekhawatiran tersendiri bagi laki-laki. Karena itu banyak hal dilakukan sebagai cara mengatasi disfungsi ereksi. Mulai dari mengonsumsi makanan sehat, menghindari stres, istirahat yang cukup, hingga menjaga berat badan ideal.
Bagi sebagian orang, cara tersebut mungkin sudah cukup untuk mengatasi disfungsi ereksi. Tapi dalam beberapa kasus terutama disfungsi ereksi berat, pengobatan dan perawatan medis sangat mungkin dibutuhkan.
1. Minum obat oral sebagai pilihan pengobatan disfungsi ereksi
Pexels/karolinagrabowska
Obat oral jadi salah satu pilihan pengobatan disfungsi ereksi bagi banyak laki-laki. Obat yang umum diresepkan oleh dokter yaitu:
Sildenafil (Viagra)
Tadalafil (Adcirca, Cialis)
Vardenafil (Levitra, Staxyn)
Avanafil (Stendra)
Keempat obat tersebut berfungsi meningkatkan efek oksida nitrat, bahan kimia alami yang diproduksi di dalam tubuh untuk mengendurkan otot-otot di penis. Dengan begitu, aliran darah dari dan menuju penis menjadi lebih lancar, sehingga bisa membantu kamu mengatasi disfungsi ereksi.
Menggunakan obat-obatan tersebut tidak serta-merta menghasilkan ereksi ya. Kamu tetap harus memberikan stimulasi seksual untuk merangsang saraf di penis agar terjadi ereksi.
Mengonsumsi obat-obatan ini tentunya harus di bawah pengawasan medis. Karena biasanya dokter akan memberikan dosis sesuai dengan kondisi tubuh kamu.
2. Pemberian terapi suntik
Pexels/RF._.studio
Selain obat, dokter mungkin saja merekomendasikan kamu untuk menjalani terapi suntik. Pilihan pengobatan yang satu ini menggunakan obat alprostadil, yang disuntikkan menggunakan jarum halus ke bagian dasar atau samping penis. Pada beberapa kasus, alprostadil juga dikombinasikan dengan obat lain seperti phentolamine.
Terapi suntik biasanya menimbulkan rasa sakit namun masih terbilang ringan, karena menggunakan jarum yang sangat halus. Hasilnya, obat ini bisa menciptakan ereksi yang akan berlangsung tidak lebih dari satu jam.
Efek samping dari terapi suntik diantaranya yaitu ereksi berkepanjangan (priapism), pendarahan ringan di tempat suntikan, serta fibrosis penis.
3. Terapi hormon testosteron
Pexels/Karolina Grabowska
Kadar hormon testosteron yang rendah bisa memengaruhi fungsi kerja organ seksual laki-laki. Pada beberapa kasus, kondisi rendahnya hormon testosteron juga bisa menyebabkan seseorang mengalami disfungsi ereksi.
Karena itu, jika kamu mengalami disfungsi ereksi dan kadar hormon testosteron rendah, terapi ini mungkin saja direkomendasikan. Segera periksakan diri ke dokter untuk menentukan cocok atau tidaknya terapi hormon untuk kondisi kamu.
Editors' Pick
4. Menggunakan vakum penis untuk atasi disfungsi ereksi
Freepik
Apabila obat dan terapi tidak memberikan hasil maksimal, dokter mungkin saja menyarankan kamu untuk menggunakan vakum penis, guna mengatasi masalah disfungsi ereksi.
Vakum penis merupakan sebuah tabung berongga yang bisa dipompa menggunakan tangan maupun baterai. Vakum ini dibuat khusus untuk memasukkan penis ke dalamnya, kemudian dipompa guna menyedot udara di dalam tabung. Cara pengobatan yang satu ini akan membantu melancarkan aliran darah, sehingga penis bisa mengencang.
Menggunakan vakum penis bisa menyebabkan efek samping seperti memar, nyeri, serta ketidakmampuan penis untuk merasakan suatu rangsangan.
5. Pemasangan implan dengan prosedur pembedahan
Freepik/wavebreakmedia_m
Implan penis jadi salah satu pilihan pengobatan disfungsi ereksi pada kasus berat. Pengobatan yang satu ini akan direkomendasikan ketika cara lainnya tidak memberikan hasil memuaskan. Ini membutuhkan proses pembedahan, dimana ada implan yang akan dipasang di kedua sisi penis.
Dokter akan membuat sayatan pada bagian ujung dan pangkal penis. Kemudian merenggangkan jaringan di dalam penis yang berisi pembuluh darah saat ereksi. Setelah itu, implan dengan ukuran yang sesuai akan dimasukkan dan ditanam di dalam penis, lalu dokter akan menutupnya dengan jahitan.
Karena pemasangan implan melibatkan prosedur operasi, tentu saja kamu bisa berisiko mengalami infeksi.
6. Berolahraga rutin dengan jenis dan intensitas yang tepat
Freepik/Jcomp
Studi terbaru menemukan bahwa, olahraga terutama aktivitas aerobik yang sedang hingga berat bisa mengatasi disfungsi ereksi. Bahkan olahraga ringan yang dilakukan secara teratur juga bisa bantu kamu mengurangi risiko disfungsi ereksi lho.
Ini memang metode pengobatan yang aman untuk dilakukan. Tapi kamu tetap harus mendiskusikanya dengan dokter mengenai jenis olahraga dan intensitasnya, agar sesuai dengan kondisi disfungsi ereksi yang kamu alami.
7. Melakukan konseling ke psikolog
Freepik/Yanalya
Faktanya, disfungsi ereksi juga bisa disebabkan oleh adanya kecemasan di dalam diri laki-laki. Kecemasan berlebih bisa menyebabkan kamu mengalami stres atau depresi, sehingga terjadi ketegangan dalam hubungan kamu dan pasangan.
Terkadang kondisi ini menyebabkan kamu mengalami disfungsi ereksi dan kehidupan bersama pasangan jadi kurang harmonis.
Umumnya dokter akan menyarankan kamu bersama pasangan untuk mengunjungi psikolog atau konselor, guna melakukan konseling.
8. Menggunakan obat alternatif yang dijual bebas di pasaran
Pexels/Karolina Grabowska
Tak jarang, seseorang memilih untuk menggunakan obat alternatif untuk mengatasi disfungsi ereksi. Di pasaran, ada beberapa obat alternatif yang mengklaim bisa bekerja untuk disfungsi ereksi.
Food and Drug Administration (FDA) telah mengeluarkan peringatan tentang beberapa ‘viagra herbal’ yang memiliki kandungan obat berbahaya. Produk-produk tersebut umumnya dijual tanpa mencantumkan label kandungan dan dosis yang jelas.
Oleh karennya, kamu perlu berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter sebelum menggunakan obat alternatif. Karena jika tidak, tentu ini berisiko tinggi bagi kesehatan kamu.
Nah itulah tadi infomasi mengenai 8 pilihan pengobatan disfungsi ereksi bagi laki-laki. Beberapa metode pengobatan mungkin saja direkomendasikan untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi. Namun ada baiknya kamu berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter ya.