Sering Dianggap Pengganti Rokok, Ini Bahaya Vape yang Perlu Diwaspadai
Di dalam vape juga terkandung zat kimia berbahaya yang mirip seperti rokok konvensional
30 April 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Vape atau rokok elektrik belakangan begitu menjadi perhatian publik. Ini merupakan suatu device, yang banyak digunakan sebagai penghantar nikotin secara elektronik.
Banyak orang beranggapan bahwa, vape lebih aman dari pada rokok konvesional yang menggunakan tembakau. Karenanya, nggak heran jika saat ini vape dianggap sebagai cara mudah untuk berhenti merokok. Bahkan tak sedikit juga yang saat ini menjadi double user, menggunakan rokok konvensional sekaligus vape.
Dalam sesi wawancara bersama Popmama.com pada Selasa (23/1/2024), Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, dr. Erlina Burhan Sp.P (K) menyatakan sebaliknya.
Ia menyebut bahwa, vape tidak lebih aman dari rokok konvensional. Bahkan kandungan yang ada di dalamnya, berisiko menyebabkan masalah kesehatan bagi para pengguna dan orang di sekitarnya.
Di bawah ini Popmama.com rangkum berita selengkapnya mengenai bahaya vape yang perlu diwaspadai.
1. Benarkah vape lebih aman daripada rokok konvensional?
Seperti diketahui, saat ini banyak orang yang mulai beralih dari rokok konvensional ke vape. Hal ini lantaran, vape dianggap jauh lebih aman daripada rokok konvensional yang menggunakan tembakau sebagai bahan utamanya.
Vape merupakan sebuah alat yang memiliki fungsi seperti rokok. Bedanya, vape tidak menggunakan atau membakar daun tembakau. Device ini bekerja dengan cara mengubah cairan atau liquid menjadi uap, yang kemudian dihirup ke paru-paru.
Erlina Burhan, dokter spesialis paru RSUP Persahabatan membantah hal tersebut. Ia mengatakan bahwa, pada kenyataannya vape tidak lebih aman dari rokok konvensional. Sebab menurutnya, di dalam vape juga mengandung bahan kimia berbahaya, yang bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan kanker.
“Tidak. Rokok elektrik tidak terbukti lebih aman dibandingkan dengan rokok biasa. Sama seperti rokok biasa, rokok elektrik juga banyak mengandung agen kimia berbahaya yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker,” kata dokter Erlina saat dihubungi Popmama.com pada Selasa (23/1/2024).
Editors' Pick
2. Vape tidak benar-benar membuat seseorang berhenti merokok
Menurut WHO (World Health Organization), vaping atau merokok dengan vape, tidak benar-benar terbukti membuat seorang perokok konvensional berhenti merokok atau tidak kecanduan nikotin lagi.
Sejalan dengan hal tersebut, dokter Erlina juga menegasakan bahwa di dalam vape tetap terkandung nikotin. Di mana hal ini bisa memicu rasa ketagihan atau adiksi dalam tubuh seseorang, sehingga ia akan terus merokok.
“Vape memiliki kandungan senyawa nikotin yang dapat memicu rasa ketagihan atau adiksi, yang menyebabkan rokok menjadi kebiasaan,” tambahnya.