Selama ini banyak orang berpikir bahwa vaksinasi hanya diperuntukan bagi bayi dan balita. Padahal kenyataanya, orang dewasa juga membutuhkan vaksinasi lho. Sebab, vaksinasi menjadi upaya pencegahan penularan penyakit infeksi, dengan membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.
Selain itu, vaksinasi juga memiliki peran penting dalam memerangi dan menghilangkan penyakit yang dulunya sempat menjadi wabah, serta mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Dimana tanpa adanya vaksinasi, orang dewasa dan lansia sangat berisiko terpapar penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri.
Karena alasan tersebut, berdasarkan rilis yang diterima Popmama.com pada Kamis (2/3), dr. Hikmat Pramukti, Sp. PD, dokter spesialis penyakit dalam RS Pondok Indah menyampaikan secara tertulis bahwa tak hanya anak, vaksinasi juga penting bagi orang dewasa.
Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.
1. Apa itu vaksinasi?
dok. RSPI
dr. Hikmat Pramukti, Sp. PD
Vaksinasi adalah salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit infeksi, dengan cara membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu. Vaksinasi ini penting untuk menghilangkan penyakit-penyakit, yang pada zaman dahulu sempat membuat wabah dan mengakibatkan banyaknya korban jiwa.
“Hingga kini, beberapa virus dan bakteri penyebab penyakit tersebut masih memiliki kemungkinan hidup berdampingan dengan kita. Anda masih berisiko terkena penyakit apabila imunitas tubuh anda tidak diperkuat dengan vaksinasi,” jelas dr. Hikmat dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (2/3).
Editors' Pick
2. Bagaimana vaksinasi dilakukan?
Freepik/freepik
Vaksinasi dilakukan dengan cara menyuntikkan mikroorganisme virus atau bakteri yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh. Vaksin juga dapat berupa bagian dari mikroorganisme yang telah diolah sedemikan rupa. Sehingga nantinya bisa merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus atau bakteri, yang bisa jadi penyebab penyakit infeksi tertentu.
Ketika seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang sudah terbentuk terkena penyakit, kemungkinan besar gejala yang dialami akan lebih ringan dan tidak parah. Dengan kondisi ini, maka perawatan intensif di rumah sakit juga tidak diperlukan. Selain itu, vaksin juga dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit infeksi. Demikian menurut dr. Hikmat Pramukti, Sp. PD.
3. Manfaat vaksinasi untuk dewasa dan lansia
Pexels/Kampus Production
Lebih lanjut, dr. Hikmat juga menyampaikan beberapa manfaat dari vaksinasi, diantaranya:
Vaksinasi bantu memproteksi diri, menurunkan risiko terpapar penyakit, serta menghindari risiko komplikasi berat akibat suatu penyakit.
Vaksin dewasa diperlukan sebagai booster atau penguat proteksi. Karena beberapa jenis vaksinasi yang mungkin sudah didapat sejak bayi, kekuatan perlindungannya bisa berkurang atau menghilang seiring berjalannya waktu.
Vaksinasi dewasa dibutuhkan karena adanya kemungkian risiko penyakit tertentu, yang bisa memengaruhi pekerjaan, gaya hidup, atau kondisi kesehatan. Mengingat virus memiliki kemampuan bermutasi dan membentuk penyakit baru.
Vaksinasi tak hanya melindungi diri, tapi melindungi orang di sekitar kita juga. Karena dengan melakukan vaksin, secara tidak langsung turut memberikan perlindungan pada orang-orang yang tidak bisa divaksin. Sehingga dalam satu lingkungan tertentu akan terbentuk herd immunity dan penyebaran suatu penyakit bisa dikendalikan.
Vaksinasi bisa membuat seseorang jadi lebih produktif. Karena dengan vaksinasi seseorang bisa lebih menjaga diri dari penyakit. Sehingga bisa memiliki lebih banyak waktu untuk keluarga, teman, dan pekerjaan.
4. Jenis-jenis vaksinasi untuk dewasa dan lansia
Pexels/Thirdman
Menurut dr. Hikmat, pemberian vaksinasi untuk dewasa dikelompokkan berdasarkan usia, pertimbangan pekerjaan, gaya hidup dan juga rencana bepergian ke daerah endemis.
Dimana untuk saat ini pedoman imunisasi dewasa yang digunakan sesuai Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa Persatuan Dokter Penyakit Dalam Seluruh Indonesia (PAPDI) tahun 2021. Berikut ini beberapa jenis vaksin yang diperlukan oleh orang dewasa:
Influenza
Tetanus, Difteri, dan Pertusis (Tdap/TD)
Varisela (cacar air)
Measles, Mumps, Rubella (MMR)
Pneumokokus
Meningitis
Hepatitis A dan Hepatitis B
Tifoid
5. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah melakukan vaksinasi
Freepik/Wayhomestudio
Di bawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah melakukan vaksinasi.
Sebelum melakukan vaksinasi, Mama dan Papa sangat disarankan untuk berkonsultasi ke dokter penyakit dalam terkait keinginan untuk mendapatkan vaksinasi dewasa. Nantinya dokter akan memeriksakan kondisi kita, serta mempertimbangkan pemberian vaksinasi.
Pastikan tubuh dalam kondisi yang sehat ketika mendapatkan vaksinasi. Sebab kondisi tubuh yang sehat akan membuat antibodi bekerja lebih efektif dalam membentuk kekebalan tubuh.
Hindari aktivitas berat sementara waktu setelah melakukan vaksinasi. Ini dilakukan untuk memberi waktu bagi tubuh agar proses pemulihan berjalan dengan baik, serta meminimalkan risiko efek samping atau reaksi pasca imunisasi.
Pastikan tubuh mendapat istirahat yang cukup setelah vaksinasi. Tujuannya agar tubuh bisa fokus dalam membangun respon kekebalan yang kuat terhadap penyakit, tanpa terganggu aktivitas fisik dan stres mental.
Konsumsi makanan dan minuman sehat, serta pastikan tubuh mendapat cairan yang cukup. Supaya tubuh bisa kembali sehat dan bugar.
Beberapa jenis vaksin memiliki Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti demam atau nyeri. Atasi hal ini dengan minum obat pereda nyeri seperti paracetamol. Namun jika efeknya sampai terasa mengancam jiwa seperti sesak napas, penurunan tekanan darah, perubahan detak jantung, mual dan penurunan kesadaran, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Demikian tadi rangkuman pemaparan dari dr. Hikmat Pramukti, Sp. PD, dokter spesialis penyakit dalam RS Pondok Indah. Buat Mama dan Papa, jangan ragu lagi untuk mendapatkan vaksinasi ya!
Karena seseorang yang sudah melakukan vaksinasi, saat terkena penyakit kemungkinan besar gejala yang dialami akan lebih ringan atau tidak parah.
Dengan begitu, nantinya risiko kematian akibat infeksi akan menurun, serta perawatan intensif di rumah sakit juga tidak diperlukan.