Waspada! Demam Tifoid Bisa Menular Melalui Kontaminasi Makanan
Makanan yang kita makan bisa jadi sarana penularan penyakit lho!
12 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di Indonesia, saat ini kasus Covid-19 sudah mulai membaik. Dimana hal ini membuka peluang bagi restoran dan tempat makan untuk beroperasi kembali dengan normal, tentunya dengan aturan yang masih berlaku ya.
Bagi kamu si Pecinta kuliner, tentu ini jadi kabar baik ya karena bisa kembali menikmati beberapa makanan dan minuman favorit kita. Baik itu makan langsung di tempat, take away maupun delivery ke rumah.
Namun satu hal yang harus diperhatikan, makanan dan minuman yang kita beli di luar memiliki risiko terkontaminasi dan tertular penyakit yang disebut Food Borne Disease. Salah satunya yaitu demam tifoid, yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Thyphi.
Berikut ini Popmama.com akan bagikan rangkuman pemaparan dari dr. Suzy Maria Sp.PD, K-AI, yang disampaikan dalam acara ‘Kampanye #SantapAman Dalam Rangka Menyambut Hari Kesehatan Nasional’ yang diadakan oleh Sanofi Pasteur Indonesia, Kamis (11/11).
Yuk, simak selengkapnya mengenai demam tifoid dan proses penularannya melalui makanan!
1. Mengapa banyak orang lebih tertarik membeli makanan di luar daripada harus memasak
Ada banyak alasan mengapa seseorang tertarik untuk membeli makanan di luar daripada memasaknya sendiri di rumah.
Menurut dr. Suzy, pada dasarnya setiap orang memiliki rasa kekhawatiran terhadap makanan yang mereka makan, salah satunya risiko penularan penyakit dari makanan yang disebut dengan Food Borne Disease.
Berikut ini beberapa alasan mengapa seseorang lebih tertarik membeli makanan di luar rumah:
- Rasa penasaran akan suatu makanan yang baru terkenal.
- Adanya kemajuan teknologi yang memudahkan seseorang mengakses makanan, tanpa harus pergi ke suatu lokasi untuk membelinya.
- Kondisi yang mengharuskan kita untuk berada di rumah saja, sehingga terbiasa untuk memesan makanan dari luar.
- Banyaknya gambar makanan yang menarik di aplikasi.
- Sudah mengenal atau mengetahui reputasi suatu vendor makanan.
2. Bagaimana kontaminasi bakteri pada makanan bisa terjadi?
“Restoran atau yang dari pinggir jalan semuanya berpotensi untuk terkontaminasi dan membawa penyakit untuk kita. Bukan berarti ini karena kita pesanya di restaurant mahal, pasti bebas penyakit,” demikian menurut dr. Suzy.
Risiko kontaminsi bakteri pada makanan bisa terjadi pada setiap tahapan proses pengelolaan makanan. Mulai dari pemilihan bahan baku, proses memasak, penyajian makanan, pengemasan, penyimpanan, serta pengiriman.
Selain proses pengelolaan, kurangnya menjaga kebersihan diri juga bisa menyebabkan kontaminasi bakteri pada makanan. Salah satu contohnya yaitu tidak mencuci tangan sebelum makan.
Editors' Pick
3. Apa yang dimaksud dengan demam tifoid?
“Penyakit tifoid itu kita sebut tadi Food Borne Disease, jadi salah satu penyakit yang bisa ditularkan melalui makanan. Seluruh orang Indonesia berpotensi terkena demam tifoid, terutama yang sudah bisa makan sendiri,” tutur Suzy.
Kuman Salmonella Thypi akan menginfeksi melalu saluran cerna kita dan membuat gejala seperti diare, sulit buang air besar, sakit perut, dan akan masuk ke aliran darah, sehingga terjadilah demam.
“Jadi (bakteri) masuknya lewat saluran cerna dulu, tapi gejalanya bisa satu badan,” tambahnya.
Penyakit ini ada di seluruh dunia, terutama di Afrika dan India. Sedangkan di Indonesia, kasus demam tifoid memang endemis. Dimana penyakit tersebut bisa terjadi sepanjang tahun tanpa dipengaruhi musim.
Menurut paparan dr. Suzy, di Indonesia sendiri kurang lebih 51 sampai 148 dari 100.000 orang per tahun terkena penyakit ini. Demam tifoid bisa berpotensi fatal, jika tidak ditangani dengan benar bisa menyebabkan kematian.
4. Gejala demam tifoid
Gejala demam tifoid yang muncul pada setiap orang berbeda-beda, mulai dari tanpa gejala, gejala ringan, gejala berat, hingga menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Secara umum, berikut ini gejala-gejala demam tifoid yang mungkin dirasakan oleh tubuh, menurut dr. Suzy.
- Demam yang meningkat secara bertahap setiap hari
- Nyeri otot
- Sakit kepala
- Merasa tidak enak badan
- Mengalami pembesaran ginjal dan hati
- Kelelahan dan lemas
- Berkeringat
- Batuk kering
- Penurunan berat badan
- Sakit perut
- Kehilangan nafsu makan
- Diare pada anak
- Konstipasi pada orang dewasa
- Muncul ruam pada kulit
- Linglung
5. Bagaimana demam tifoid bisa sampai ke tubuh kita?
“dia (demam tifoid) itu kan Food Borne Disease, jadi dia ditularkan melalui sesuatu yang kita makan atau tangan yang mengkontaminasi makanan, tapi masuk lewat mulut kita. Nanti akan menginfeksi melalui saluran cerna kita. Nah, orang yang terinfeksi itu juga akan menularkan kumannya dari kotoran (buang air besar) dia dan menginfeksi orang lain lagi,” kata dr. Suzy.
Beliau juga menambahkan bahwa bakteri Salmonella Thypi bisa mengkontaminasi makanan kita dalam berbagai proses pengolahan dan penyiapan makanan.
Pada kasus tifoid ringan, umumnya akan membaik setelah diobati dengan antibiotik. Namun pada kasus tifoid berat yang tidak ditangani dengan benar, atau pemberian antibiotik yang terlambat, tentu bisa menyebabkan komplikasi fatal.
“Sebagian besar kasus demam tifoid akan sembuh dengan pengobatan antibiotik yang tepat. Tapi, jika kumannya resisten atau kebal dari antibiotik, bisa saja gejalanya hilang dan malah menjadi carrier. Kasus carrier ini yang lebih berbahaya karena bisa menularkan terus ke orang lain,” kata Suzy.
6. Cara mencegah penularan penyakit melalui makanan
Berikut ini cara mencegah penularan penyakit melalui makanan yang bisa dilakukan:
- Menerapkan standar kesehatan
Dalam mengelola dan menyiapkan makanan, penerapan protokol hygiene harus diperhatikan. Misalnya, mencuci tangan sebelum menyentuh bahan makanan, serta memastikan seluruh proses pengelolaan makanan tersebut menerapkan standar kesehatan.
- Memastikan makanan dimasak hingga matang
Saat mengonsumsi makanan, pastikan kamu makan makanan yang sudah dimasak hingga matang. Karena beberapa makanan yang menggunakan bahan mentah atau dimasak setengah matang, biasanya bakteri yang mengkontaminasi masih tetap utuh. Hal ini akan mudah menginfeksi jika masuk ke dalam tubuh.
- Vaksinasi untuk demam tifoid
Vaksinasi dilakukan untuk mencetuskan kekebalan terhadap kuman Salmonella Thypi. Sehingga ketika terjadi kontaminasi bakteri pada makanan, tubuh kita tidak akan mengalami sakit yang berat karena sudah terbentuk kekebalan.
7. Pentingnya vaksinasi demam tifoid
Vaksinasi demam tifoid dilakukan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap kuman penyebab penyakit.
Saat ini vaksin tifoid sudah bisa diberikan mulai dari anak usia 2 tahun hingga dewasa. Pemberian vaksinnya hanya satu dosis, namun bisa memberikan perlindungan selama 3 tahun. Setelah 3 tahun, biasanya kekebalan akan menurun, dan vaksinasi akan diulang kembali.
Untuk mendapatkan vaksin tifoid, kamu bisa coba menghubungi layanan kesehatan atau rumah sakit terdekat dari lokasi tempat tinggal kamu ya.
“Jadi saat ingin menikmati makanan, setidaknya rasa khawatir kamu sudah berkurang karena tubuh sudah memiliki kekebalan dalam melawan kuman penyebab penyakit,” tutup dr. Suzy dalam pemaparannya.
Baca juga:
- 5 Anjuran Makanan yang Boleh Dikonsumsi untuk Penderita Tipes
- Jangan Diabaikan, Inilah 5 Gejala Penyakit Tipes pada Orang Dewasa
- 5 Tips Cegah Risiko Demam Berdarah dan Tipes pada Anak