Cegah Kekerasan Seksual, KAI Commuter Pasangan 18 CCTV di Stasiun
Pemasangan CCTV di stasiun ini memudahkan mengidentifikasi wajah pelaku kekerasan seksual
30 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada banyak kejadian penumpang KAI mengalami pelecehan seksual di dalam kereta api. Untuk mengatasi permasalahan yang kerap terjadi ini, maka pihak KAI mempunyai cara untuk mengurangi berbagai kasus pelecehan ke depannya.
Pemasangan CCTV di beberapa stasiun kereta api akan dilakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual.
Saat ini, pemasangan CCTV rencana akan dipasang. Bagaimana faktanya? Berikut Popmama.com rangkum informasinya dari IDN Times secara lebih detail.
1. Pemasangan CCTV memudahkan identifikasi pelaku
Menurut Corporate Secretary PT KAI Commuter, Anne Purba, rencananya pihaknya akan memasang sejumlah kamera pengawas atau CCTV analitik di sejumlah stasiun.
Hal ini dilakukan guna mencegah tindak kekerasan serta pelecehan seksual dan memudahkan identifikasi pelaku tindak kekerasan seksual.
Pihaknya pun sedang mengembangkan sistem video analytic dengan menginput beberapa wajah yang terindikasi sebagai pelaku.
“Tidak hanya pelecehan seksual tetapi pada copet dan lainnya, sehingga meningkatkan kenyamanan pengguna jasa commuter line, karena mobilisasi masyarakat di stasiun setelah pandemik ini semakin meningkat,” katanya.
Editors' Pick
2. Wajah pelaku sudah ada di sistem, antisipasi sebelum masuk kereta
Selain itu, setiap wajah para pengguna kereta nantinya yang tertangkap kamera tersebut akan masuk ke dalam sistem.
Total ada 18 CCTV analytic yang disebar di sejumlah stasiun. Meskipun, dia tidak secara detail menjelaskan di mana saja CCTV tersebut dipasang.
"Kita bisa memasukkan ke sistem wajah-wajah yang memang sudah terlapor sebagai pelaku sehingga ketika dia masuk di satu stasiun bisa terantisipasi tidak masuk ke dalam KRL,” ucapnya.
3. Akan terus lakukan pengembangan sistem walau wajah tertutup
Walau upaya ini dilakukan, namun pihak KAI Commuter mengaku akan terus mengembangkan sistem yang mereka miliki
Pemasangan CCTV menurut Anne masih dalam tahap pengembangan karena ada hambatan, yakni pelaku bisa saja tengah menggunakan masker atau topi, sehingga wajahnya sulit teridentifikasi.
“Sehingga yang dilakukan terus mengembangkan sistem, karena saat ini target kami untuk KRL ada dua juta penumpang. Artinya akan semakin krusial, masalah ini terus disosialisasikan,” tutur Anne.
4. Melakukan edukasi pada para pelajar
Selain antisipasi yang sudah disiapkan, pihak KAI Commuter juga turut melakukan edukasi pencegahan kekerasan seksual di transportasi umum ke sekolah seperti SMP dan SMA.
Siswa-siswi yang berada di jenjang pendidikan ini, diketahui cenderung menggunakan commuter line untuk berkegiatan.
“Edukasi dan sosialisasi yang dilakukan terus-menerus adalah salah satu cara memerangi mereka yang sering melakukan kekerasan,” ujarnya.
5. PT KAI dan anak perusahaan getol lakukan kampanye cegah kekerasan seksual
PT KAI (Persero) beserta anak usahanya melakukan kegiatan kampanye untuk mencegah tindak kekerasan dan pelecehan seksual di dalam perjalanan kereta api maupun di area stasiun.
Kegiatan ini dilakukan secara serentak di 14 stasiun di seluruh kota wilayah kerja KAI Group pada Rabu (29/6/2022).
KAI Commuter sendiri melakukan kampanye dipusatkan di stasiun Tanah Abang yang diisi dengan talkshow tentang 'Pencegahan Tindak Pelecehan Seksual'.
Selain di Stasiun Tanah Abang, KAI Commuter juga melakukan kampanye di Stasiun Bogor dan Stasiun Cikarang melalui poster dan stiker.
Di samping itu, KAI mengajak masyarakat untuk menandatangani petisi anti kekerasan dan pelecehan seksual di transportasi publik, khususnya transportasi KRL.
Bagi yang melakukan perjalanan menggunakan KRL, diharapkan hati-hati dan kenali berbagai modus kejahatan seksual, ya.
Baca juga:
- Pelecehan Seksual di Kereta, KAI dan Komnas Perempuan Atur Kebijakan
- Mengalami Pelecehan Seksual di Kereta Api? Ini yang Harus Kamu Lakukan
- Tegas! KAI Blacklist Pelaku Pelecehan Seksual di Kereta Api