Efek Trauma yang Dialami oleh Korban Kekerasan Seksual
Jangan menganggap remeh trauma yang dialami korban ya, Ma!
14 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama waktu kecil punya kejadian memalukan atau bahkan takut akan sesuatu sampai beranjak dewasa? Jika seperti itu, mungkin trauma masa lalu masih menghantui.
Trauma adalah salah satu kejadian ketika seseorang mengalami peristiwa yang membuatnya sulit untuk melupakannya.
Kejadian yang membuat trauma bisa sangat menyedihkan, menakutkan atau bahkan mengancam keamanan. Salah satunya yaitu trauma kekerasan seksual.
Kekerasan seksual tidak hanya dialami oleh perempuan saja, laki-laki juga dapat mengalaminya. Maka dari itu, kita harus tahu trauma apa saja yang dapat terjadi pada seseorang korban kekerasan seksual.
Berikut Popmama.com sudah merangkum informasinya, agar kita semakin aware bahwa kekerasan seksual ini nyata dan perlu dilawan bersama-sama.
Editors' Pick
1. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Trauma yang akan terjadi pada korban pelecehan seksual adalah PTSD. Jika seseorang mengalami ini, ia akan merasa takut, marah, merasa bersalah, cemas bahkan sangat sedih.
Apalagi, kebanyakan korban pelecehan seksual akan diberikan label buruk atau stigma negatif di masyarakat, dan itu semua sulit dihilangkan.
Imbasnya, korban akan jadi merasa malu dan berusaha menghindari orang-orang sekitar. PTSD juga menyebabkan pengidapnya selalu merasa dalam bahaya dan ekstra waspada.
Kondisi kesehatan mental korban akan terganggu dalam kehidupan sehari-harinya, misalnya mengalami gangguan kecemasan.
2. Gangguan pada makan
Korban pelecehan seksual akan sulit mengontrol kebiasaan makan. Namun, ada juga orang yang mungkin menggunakan makanan sebagai pelampiasan mengatasi trauma.
Ada tiga tipe gangguan makan, yakni anorexia nervosa, bulimia nervosa dan binge eating. Dalam keadaan sedih dan rasa kecewa yang mendalam korban pelecehan seksual akan kesulitan menyeimbangkan keinginan makannya.
Mungkin waktu-waktunya akan diisi oleh melamun, tidak nafsu makan bahkan marah dengan kondisi yang dialaminya.
Jika Mama menemukan teman yang mengalami ini, segeralah bantu dengan selalu ada untuk cerita dan meminta pertolongan ahli seperti psikolog.