Infeksi Varian Omicron Tingkatkan Imunitas Melawan Varian Delta
Pernyataan ini disertai hasil penelitiannya lho, Ma
16 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hingga kini, warga dunia masih menghadapi pandemi Covid-19. Varian virus ini terus mengalami berbagai mutasi.
Mutasi tersebut di antaranya varian Delta dan varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika bagian selatan pada November 2021.
Omicron ditemukan lebih menular dan keganasan yang sama seperti varian sebelumnya. Perlu diketahui bahwa infeksi Covid-19 ditemukan memberikan imunitas terhadap penyakit baru ini untuk sementara waktu.
Untuk lebih lanjutnya, berikut Popmama.com rangkum beberapa fakta mengenai varian Omicron dari IDN Times secara lebih detail.
1. Berbagai varian virus Covid-19 diteliti
Untuk mengetahui apakah infeksi varian Omicron bisa melindungi individu dari varian Delta. Para peneliti di Afrika Selatan telah melakukan penelitian.
Mereka merekrut 39 pasien Covid-19 yang positif terjangkit varian Omicron (BA.1) dengan tes quantitative polymerase chain reaction (qPCR) dan diambil plasma darahnya.
Lalu, kinerja plasma darah tersebut diperhadapkan dengan varian Delta, sub-varian (BA.2), B.1.351 (Beta), dan varian orisinal SARS-CoV-2.
Para peneliti kemudian mengambil sampel darah dari para partisipan di rata-rata 6 hari setelah munculnya gejala Covid-19 dan secara mingguan.
Sampel terakhir diambil 23 hari setelah pertama kali munculnya gejala Covid-19.
Editors' Pick
2. Tingkatkan netralisasi terhadap varian Delta jika sudah divaksinasi
Selanjutnya, para peneliti menemukan bahwa kemampuan netralisasi Geometric Mean Titer (GMT) BA.1 meningkat 13,6 kali lipat pada hari ke-23 dibanding awal studi pada individu yang divaksinasi.
Hasil ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan partisipan non-vaksin yang hanya bertambah 6 kali lipat saja.
Selain itu, para peneliti mencatat peningkatan kemampuan GMT terhadap varian Delta meningkat sebanyak 5,7 persen pada partisipan yang sudah divaksinasi.
Sementara itu, kemampuan netralisasi tersebut hanya bertambah 3,2 kali lipat pada para partisipan yang tidak divaksinasi.