Pentingnya Memahami Kekerasan Berbasis Gender Online di Pesantren
Hati-hati data pribadi kita bisa dipakai untuk mengancam bahkan pelecehan
13 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemerkosaan yang dilakukan oleh guru pesantren terhadap puluhan santriwati di Bandung, membuat dirinya terancam kurungan penjara selama 20 tahun.
Hal ini bukan kali pertama kasus kekerasan di instansi pendidikan mencuat. Pasalnya, menurut data dari Komnas Perempuan, pesantren menempati posisi kedua setelah kampus dalam hal kekerasan seksual, dalam kurun waktu 2015-2020.
Kekerasan seksual juga tidak terjadi di lingkungan pesantren saja, melainkan ada juga yang mengalami Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).
Sebetulnya apa itu KBGO dan apa yang mesti dilakukan untuk menghindari hal tersebut? Popmama.com akan merangkum jawabannya di bawah ini.
1. Apa itu KBGO dan contohnya?
Korban kekerasan seksual di pesantren juga rentan terhadap KBGO. Hal ini yang disampaikan oleh Ellen Kusuma, Kepala Sub Divisi KBGO dari SAFEnet.
Dalam sebuah webinar bertajuk “Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Pesantren” yang diselenggarakan Rahima pada Jumat, 10 Desember 2021 kemarin, Ellen menyampaikan beberapa informasi penting.
Perlu diketahui sebelumnya bahwa KBGO adalah bentuk kekerasan yang terjadi melalui teknologi, misalnya penyebaran foto atau video intim tanpa persetujuan (revenge porn).
Kasus KBGO ini pernah ditangani oleh Ernawati, selaku pengasuh pondok pesantren Nurulhuda, Cisurupan, Garut.
Menurut Erna, pernah suatu ketika santri mendapat kekerasan dari pacarnya yang bukan santri, mengancam akan disebarkan foto telanjang korban
Kemudian, pengasuh pesantren mengancam pelaku akan membawa kasus tersebut ke ranah hukum, dengan membawa bukti yang telah dimiliki. Pelaku akhirnya berhenti mengganggu korban.
Editors' Pick
2. Pentingnya menjaga data yang kita miliki
Beberapa kasus kekerasan seksual di lingkungan pesantren seperti di atas tadi melibatkan KBGO, seperti pelaku yang mengancam video atau foto telanjang disebar.
Inilah yang menjadi perhatian lebih bukan hanya di lingkungan pesantren, namun lingkungan sekitar yang berkaitan dengan data pribadi.
Menurut Ellen, jejak digital itu abadi, dan sepenuhnya hal tersebut tidak bisa kita kendalikan, termasuk data diri yang penting.
Ellen menceritakan kisah ketika ada orang yang membagikan data pribadi, bisa berujung ancaman, bahkan dimanfaatkan oleh pinjaman online ilegal serta manipulasi dengan teknologi bernama deepfake, atau wajah yang menyerupai orang lain.
“Kita bisa pegang data kita secara fisik, seperti memegang gawai, laptop atau bahkan flashdisk. Namun ada juga yang bersifat non-fisik seperti data kita, foto kita di gawai, aplikasi dan lain-lain,” ujarnya.
3. Tips dalam menjaga data privasi serta bagaimana jika kita jadi korban KBGO?
Ellen membagikan beberapa tips untuk menjaga data diri kita tidak mudah diberikan kepada orang, terutama lingkup digital.
- Hindari mengumbar data pribadi yang sensitif
- Cek dan hapus jejak digital dari masa lalu, apalagi kalau sudah tidak relevan dengan level aman dan nyaman
- Sesuaikan pengaturan keamanan dan privasi dari tiap akun digital
- Aktifkan Autentikasi dua Langkah
- Ganti password yang kuat dan berbeda tiap akun
Dalam ranah online, melindungi privasi berarti melindungi data pribadi, terlebih data sensitif dari siapa pun yang bisa mengakses informasi tersebut, baik secara online atau offline.
4. Apa yang mesti dilakukan jika menjadi korban KBGO?
Ketika Mama atau orang terdekat menjadi korban KBGO, usahakan segera melakukan beberapa upaya yang direkomendasikan Ellen.
Jika mengalami hal tersebut, ikuti langkah berikut ini:
- Simpan barang bukti berupa tangkapan layar atau screenshot atau URL
- Buat pemetaan risiko
- Cek prioritas kebutuhan dan keamanan
- Susun kronologi kejadian (bisa melihat contohnya di s.id/contohkronologi)
- Laporkan ke platform digital terkait, misalnya melihat gambar kita di Facebook maka lapor ke Facebook dan lain-lain
- Pertimbangkan apakah perlu lapor polisi atau tidak?
Ternyata berbagai bentuk kekerasan di ranah online ini sangat erat kaitannya dengan teknologi, terutama di ranah digital.
Sebisa mungkin, Mama jangan sembarangan menyerahkan data penting, dan jika mengalami KBGO, segera lakukan langkah di atas ya!
Baca juga:
- Bagaimana Cara Mencegah Kekerasan Seksual di Pesantren?
- Kumpulan Peristiwa Kekerasan Seksual Sepanjang 2021, Miris!
- 10 Artis Mendukung Gerakan Anti-Kekerasan Seksual di Kampus