WHO dan UNICEF Peringatkan Potensi Penyebaran Wabah Campak
Covid-19 menghambat vaksinasi penyakit lain
30 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Imbas pandemi Covid-19 yang melanda dunia, hampir jarang ditemui pemberitaan penyakit lainnya yang berbahaya, seperti campak yang akan menyerang anak-anak.
Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Anak-Anak PBB (UNICEF) mengeluarkan peringatan terkait potensi penyebaran wabah campak pada anak-anak.
Peringatan tersebut dikeluarkan setelah kenaikan kasus campak pada awal 2022. Perlu diketahui bahwa hampir 17.338 kasus campak dilaporkan di seluruh dunia pada Januari dan Februari 2022.
Berikut Popmama.com akan merangkum beberapa fakta seputar campak seperti dilansir dari IDN Times secara lebih detail.
Editors' Pick
1. Covid-19 menghambat vaksinasi penyakit lain
Hal ini diungkapkan oleh Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang menilai pandemi Covid-19 telah mengganggu pelayanan imunisasi terhadap penyakit lainnya.
Sistem kesehatan disebutnya kewalahan dan memicu munculnya kembali wabah mematikan termasuk campak.
“Sekarang adalah saatnya untuk mendapatkan imunisasi penting kembali ke jalurnya dan meluncurkan kampanye (untuk) mengejar (ketertinggalan), sehingga semua orang dapat memiliki akses ke vaksin yang menyelamatkan jiwa,” kata Tedros.
Menurutnya juga, gangguan pandemi telah meningkatkan ketidaksetaraan dalam akses vaksin. Selain itu, risiko wabah besar meningkat karena masyarakat melonggarkan praktik menjaga jarak dan tindakan pencegahan lainnya untuk Covid-19 yang diterapkan selama puncak pandemi.
2. Penyebaran campak terbesar ada di Afrika
Dari temuan dari WHO dan UNICEF, pada April 2022 terdapat 21 wabah campak yang besar dan mengganggu di seluruh dunia dalam 12 bulan terakhir. Sebagian besar kasus campak dilaporkan di Afrika dan kawasan Mediterania Timur.
Negara dengan wabah campak terbesar sejak tahun lalu antara lain Somalia, Yaman, Nigeria, Afghanistan, dan Ethiopia.
Cakupan vaksin campak yang tidak mencukupi adalah alasan utama penyebaran wabah secara cepat. Kurangnya air bersih, sanitasi buruk, dan kepadatan penduduk juga membuat potensi penyebarannya kian meningkat.
Selain itu, adanya perang di sejumlah negara seperti Ukraina juga tidak lepas dari pengawasan badan internasional tersebut.
3. WHO dan UNICEF jalin kerja sama untuk cegah campak
Ada upaya yang dilakukan UNICEF dan WHO akan menjalin kerjasama dengan mitra seperti Gavi, Aliansi Vaksin, Measles & Rubella Initiative (M&RI), Bill & Melinda Gates Foundation, dan beberapa yayasan lainnya untuk mendukung upaya penguatan sistem imunisasi.
Kampanye rutin dan upaya mengejar ketinggalan kini diperlukan untuk memastikan tidak ada wabah berulang.
Badan PBB tersebut saat ini berupaya memulihkan layanan vaksinasi dan memperbaiki kesenjangan dalam cakupan imunisasi, termasuk mengidentifikasi komunitas dan orang-orang yang terlewatkan selama pandemi.
Nah, itu tadi beberapa informasi mengenai penyakit campak. Jika Mama tidak waspada, maka anak-anak akan terkena penyakit tersebut.
Semoga mama sekeluarga bisa terus sehat, ya.
Baca juga:
- Fakta Corona Varian Kappa yang Muncul di Jakarta, Mirip Campak!
- Wabah Campak Menyerang New York, Orangtua Bisa Kena Denda Rp 14 Juta
- Kenali Lebih Dekat Penyakit Rubella alias Campak Jerman