Tak Hanya Laki-Laki, Perempuan juga Bisa Sukses di Bidang Teknologi
Perempuan juga miliki potensi dalam perusahaan teknologi juga, lho!
9 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memperingati Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada 8 Maret 2023, East Ventures bersama Google Indonesia mengadakan acara diskusi yang bertajuk “Women with Impact” dengan tema “Tech for gender equity: Empowering women, improving livelihood”.
Acara ini dihadiri oleh tiga perempuan hebat, yaitu Ardelia Apti selaku Chief Executive Officer of Mapan, Grace Tahir selaku Co-Founder of Everest Media & Medico, dan Isabella Wibowo selaku TV, News, and Media Partnerships of YouTube Indonesia.
Diskusi kali ini membahas situasi nyata tentang keseharian yang dihadapi para pemimpin perempuan. Terlepas dari semua inovasi dan terobosan di bidang teknologi, terdapat berbagai statistik yang menunjukkan bahwa perempuan masih kurang terwakili dan dalam banyak kasus dibayar lebih rendah, diremehkan, dan didiskriminasi.
Menurut Mari Elka Pangestu selaku Direktur Pelaksana, Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia, alasan untuk berinvestasi pada wirausaha perempuan diperkuat oleh berbagai krisis yang terjadi secara perlahan, salah satunya iklim ekonomi.
“Bisnis yang dijalankan oleh perempuan juga cenderung mempekerjakan lebih banyak perempuan yang menciptakan lapangan kerja bagi perempuan. Inovasi yang dipelopori oleh pengusaha perempuan secara proporsional menargetkan dan memberi manfaat bagi perempuan lain,” tutur Mari.
Oleh karena itu, perempuan memungkinkan untuk mengumpulkan aset pendapatan dan kekuatan ekonomi dengan berinvestasi pada kesehatan dan pendidikan anak-anak mereka.
Editors' Pick
Menyeimbangkan Kesetaraan Gender di Perusahaan Teknologi
Terlepas dari peluang tersebut, perempuan masih kurang terwakili di sektor teknologi, baik sebagai konsumen maupun produsen teknologi.
Bergabung ke dalam perusahaan teknologi mungkin bukan hal yang mudah bagi perempuan, sama seperti Ardelia Apti dan Isabella Wibowo yang kini berkarir di bidang teknologi.
“Dorongan terbesar untuk bergabung dengan perusahaan teknologi datang keluarga saya, bukan karena saya dibekali dengan keterampilan atau memiliki sertifikat di bidang teknologi. Tetapi bila keluarga mendukung hal tersebut maka kamu bisa dengan mudah menjalaninya,” ujar Isabella.
“Saya datang dari latar belakang konsultan dan awalnya saya merasa kesusahan. Namun, saya segera menyadari bahwa sebenarnya ada ruang yang besar untuk para perempuan di bidang teknologi ini,” tambah Ardelia.
Menurut Ardelia, masih ada ruang besar untuk perempuan menyeimbangkan kesetaraan gender di perusahaan teknologi.
Faktanya, banyak dari perusahaan teknologi tidak memiliki hal-hal seperti sisi bisnis, gaya kepemimpinan, dan sebagainya. Jadi, sangatlah penting bila kamu tidak memiliki keahlian. Kamu bisa mengambil kesempatan yang ada di depan mata dan mengatakan bahwa diri kita bisa melakukannya.
Bangun Kepercayaan Diri
Sebagai perempuan yang berkarir, kita mungkin ditekan karena waktu dibandingkan laki-laki. Grace Tahir sebagai seorang perempuan karir sekaligus ibu dari tiga orang putri mengatakan bahwa penekanan waktu seperti ini merupakan penghalang terbesar kehidupan perempuan dalam dunia karir.
“Penyesalan terbesar saya adalah membiarkan waktu berlalu begitu saja tanpa membuat start-up pertama saya. Saya benar-benar ingin melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan saya,” ungkap Grace.
Sadar akan hal tersebut, Grace mulai melakukan semua hal yang tentang teknologi. Beberapa diantaranya gagal, namun akhirnya ia berhasil membentuk Everest Media.
“Seperti penyesalan karena saya terlambat memulai apa yang harus saya lakukan, jadi kita sebagai perempuan harus benar-benar memahami bahwa kita perlu melakukannya jika ingin melakukannya,” kata Grace.
“Mungkin akan ada penolakan dari orang tua kalian atau apa pun itu, tetapi jika kalian tidak melakukannya, kalian akan sangat menyesal dan rasa penyesalan itu akan memakan kalian hidup-hidup dan kalian tidak bisa memutar waktu.” sambungnya.
Menurut Ardelia, sebagai pemimpin perempuan hal yang dapat membantu kepercayaan diri itu tumbuh adalah dengan mengetahui kelemahan diri dan mengkomunikasikan kelemahan tersebut kepada atasan, rekan kerja atau pasangan.
Dengan membuka hambatan dan memulai dari diri sendiri dalam membangun kepercayaan diri, kamu bisa maju dan mengambil ruang sebagai sebuah kelompok dalam industri apa pun, terutama yang didominasi oleh laki-laki.
Baca Juga:
- Peringati Hari Perempuan Sedunia, Bantu UMKM Perempuan Miliki NIB
- International Women's Day, Ini 20 Perempuan Asia dengan Prestasi Hebat
- Jadi Duta Literasi SAHARA, Demi Kesetaraan Perempuan di Pasar Modal