Ciprofloxacin: Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping
Selalu konsultasikan kepada dokter sebelum mengonsumsi obat ini
30 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ciprofloxacin adalah obat untuk menyembuhkan berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Obat antibiotik ini tergolong dalam kelas quinolone.
Ciprofloxacin tersedia dalam bentuk tablet dan cair. Beberapa jenis infeksi bakteri dapat diobati dengan obat ini, seperti infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual, dan lainnya.
Namun, penggunaan obat ini tidak boleh sembarangan melainkan harus sesuai petunjuk dokter.
Untuk lebih jelas, berikut Popmama.com telah merangkum informasi mengenai kegunaan ciprofloxacin, dosis dan aturan pakai, hingga efek sampingnya.
1. Kegunaan ciprofloxacin
Ciprofloxacin mengandung bahan aktif ciprofloxacin Hcl dengan cara kerjanya adalah menghentikan pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, obat ini bukan digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan virus, seperti common cold (batuk pilek biasa) atau flu.
Obat ini memiliki banyak fungsi. Biasanya obat ini digunakan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri seperti pneumonia, gonore (kencing nanah), demam tifoid, diare, bahkan infeksi lainnya pada kulit, tulang, sendi, perut, mata, hingga kelenjar prostat.
Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati bronkitis, infeksi sinus, maupun infeksi saluran kemih. Selain itu, ciprofloxacin juga dapat mengobati atau mencegah wabah, seperti antraks inhalasi, yaitu infeksi kuman antraks serius yang tersebar di udara.
Editors' Pick
2. Dosis dan aturan pemakaian ciprofloxacin
Ciprofloxacin tersedia dalam bentuk tablet dan cair. Tablet ciprofloxacin tersedia dalam dosis 250 mg dan 500 mg, sedangkan ciprofloxacin dalam bentuk obat cair tersedia dalam dosis 5% (100 mL) atau 10% (100mL).
Pemberian dosis ciprofloxacin disesuaikan dengan kondisi penderita dan respons tubuh terhadap pengobatan. Obat ini diminum sebelum atau sesudah makan sesuai arahan dokter, biasanya dua kali sehari pada pagi dan malam hari.
Aturan minum ciprofloxacin untuk sirup/suspensi adalah dikocok selama 15 detik sebelum menuangkan setiap dosis. Ukur dosis dengan hati-hati menggunakan alat pengukur khusus/sendok.
Dosis dan lamanya pengobatan dengan ciprofloxacin biasanya ditentukan berdasarkan kondisi dan bagaimana tubuh merespons pengobatan. Pastikan untuk minum cukup banyak cairan ketika mengonsumsi obat ini kecuali dokter mengatakan sebaliknya.
Obat ini minimal dikonsumsi selama 2 jam sebelum atau 6 jam sesudah menggunakan obat lain yang memengaruhi keampuhan obat.
Antibiotik paling ampuh jika diminum tepat waktu setiap dosisnya. Hal itu membuat dosis obat yang berada dalam tubuh tetap konstan sehingga antibiotik seperti ciprofloxacin dapat bekerja dengan optimal.
3. Efek samping ciprofloxacin
Ciprofloxacin dapat menyebabkan efek samping yang bersifat ringan. Beberapa efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan ciprofloxacin adalah:
- Sakit maag
- Mual dan muntah
- Diare
- Sakit kepala
- Sulit tidur
- Vagina terasa gatal atau keputihan
Ciprofloxacin juga dapat menyebabkan efek samping lain, seperti sakit kepala hebat, mata dan kulit berwarna kuning, sulit buang air kecil, muncul ruam kulit, sakit maag hebat, dan jantung berdebar. Walau jarang terjadi, efek samping tersebut bersifat serius dan perlu segera mendapatkan penanganan.
4. Interaksi ciprofloxacin dengan obat lain
Interaksi obat mungkin terjadi jika mengonsumsi obat ini dengan beberapa obat lainnya secara bersamaan. Penggunaan ciprofloxacin bersamaan dengan obat-obatan di bawah ini dapat menimbulkan efek interaksi, antara lain:
- Tizanidin
Tizanidin dapat menurunkan tekanan darah hingga di bawah batas normal (hipotensi) dan menyebabkan efek sedatif. - Dexamethasone
Penggunaan bersama ciprofloxacin dapat meningkatkan risiko gangguan tendon yang parah. - Glibenklamid
Penggunaan bersama ciprofloxacin dapat meningkatkan efektivitas antidiabetes sehingga dapat menimbulkan risiko hipoglikemia atau kadar gula dalam darah menjadi sangat rendah. - Probenesid
Penggunaan bersama probenesid dapat meningkatkan konsentrasi plasma ciprofloxacin sehingga dapat menimbulkan efek samping, seperti mual dan diare. - Warfarin
Penggunaan bersama ciprofloxacin dapat meningkatkan efek penghambat pembekuan darah sehingga meningkatkan risiko perdarahan dan memar. - Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti asam mefenamat. Penggunaan ciprofloxacin dengan obat di atas dapat menyebabkan kejang.
- Antasida seperti aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida, serta suplemen yang mengandung zat besi dan zinc. Antasida dapat menurunkan penyerapan ciprofloxacin sehingga efektivitasnya dalam mengatasi infeksi akan berkurang.
- Susu, produk kalsium, multivitamin, dan suplemen mineral yang mengandung zat besi, zinc, dan kalsium.
Dapat menurunkan kadar ciprofloxacin dalam tubuh sehingga efektivitasnya dalam mengatasi infeksi akan berkurang.
5. Apakah aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui. Namun, selalu konsultasikan kepada dokter untuk mempertimbangkan manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.
Ciprofloxacin termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut Food and Drugs Association (FDA) di Amerika. Artinya, obat ini mungkin berisiko terhadap kehamilan meski membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Nah, itulah informasi penting terkait obat ciprofloxacin. Jangan lupa untuk selalu konsultasikan kepada dokter dalam mengonsumsi jenis obat apapun, termasuk dalam mengonsumsi obat ini ya.
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.
Baca Juga:
- Meloxicam: Dosis, Aturan Pakai, Risiko, dan Efek Samping
- Asam Mefenamat untuk Ibu Hamil: Dosis, Risiko dan Kegunaan
- Kenali Lebih Jauh Omeprazole, Obat untuk Atasi Gangguan Asam Lambung