Kenali Lebih Jauh Omeprazole, Obat untuk Atasi Gangguan Asam Lambung
Jangan lupa, penggunaan omeprazole harus sesuai petunjuk dokter, ya!
20 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gangguan asam lambung umum terjadi di masyarakat. Beberapa gangguan asam lambung yang sering menjadi permasalahan banyak orang, antara lain Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dan tukak lambung.
Beberapa obat biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit tersebut, salah satunya adalah Omeprazole.
Omeprazole juga digunakan untuk mengatasi heartburn atau akrab disebut nyeri ulu hati yang disebabkan oleh asam lambung.
Heartburn biasanya terjadi di bagian tengah dada atau tepat di atas perut dan menciptakan sensasi perih serta panas seperti terbakar di dada.
Cara kerja omeprazole adalah dengan menurunkan kadar asam yang diproduksi oleh lambung.
Penggunaan omeprazole ternyata harus disesuaikan dengan petunjuk dokter secara tepat dan akurat.
Nah, untuk kamu yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai apa itu obat omeprazole, kegunaannya, dosis dan aturan pakai, hingga efek samping obat ini, Popmama.com sudah merangkum informasi pentingnya dari berbagai sumber.
1. Apa itu obat omeprazole dan bagaimana cara kerjanya?
Merek dagang: Prilosec, Omeprazole, Omeprazole sodium, Ozid, Inhipump, Rocer, dan Pumpitor.
Nama generik: Omeprazole.
Omeprazole adalah obat yang digunakan untuk mengatasi masalah gangguan asam lambung, seperti GERD, tukak lambung (luka pada dinding lambung), infeksi lambung yang disebabkan bakteri Helicobacter pylori, dan heartburn. Omeprazole tersedia dalam bentuk kapsul (10 mg; 20 mg; 40 mg) dan cair (2,5 mg; 10 mg).
Omeprazole merupakan obat yang penggunaannya tidak bisa sembarangan melainkan harus menggunakan resep dokter.
Obat ini termasuk dalam golongan proton pump inhibitors (PPIs) yang bekerja dengan cara menurunkan jumlah asam yang diproduksi di lambung.
Editors' Pick
2. Dosis dan aturan pemakaian omeprazole
Omeprazole dikonsumsi sebelum makan. Dosis omeprazole berbeda-beda tergantung pada kondisi penggunanya.
Dosis omeprazole yang direkomendasikan untuk orang dewasa adalah sebagai berikut:
- Ulkus duodenal atau duodenal ulcer (luka terbuka di dinding usus 12 jari dan dapat menyebabkan nyeri ulu hati hingga muntah darah)
Dosis: 20 mg, sekali sehari sebelum makan. Kebanyakan pasien sembuh dalam 4-8 minggu.
- Infeksi Helicobacter pylori
Dosis: 20 mg, 2 kali sehari selama 10 hari.
- Tukak lambung
40 mg, sekali sehari sebelum makan selama 4-8 minggu.
- GERD
Dosis: 20-40 mg per hari selama 4 minggu.
- Erosive esophagitis (radang yang merusak saluran dari tenggorokan ke lambung)
Dosis: 20 mg, sekali sehari sebelum makan selama 4-8 minggu.
Dosis ini bisa ditingkatkan menjadi 40 mg per hari tergantung pada respons pasien. Penelitian telah dilakukan untuk perawatan dan terapi erosive esophagitis selama 12 bulan.
- Sindrom Zollinger-Ellison
Penyakit ini terjadi akibat terbentuknya satu atau lebih tumor (gastrinoma) pada pankreas atau usus 12 jari. Tumor ini membuat lambung memproduksi lebih banyak asam lambung.
Dosis: 60-360 mg per hari, dibagi menjadi 3 kali pemberian (setiap 8 jam).
Sementara itu, dosis omeprazole yang dianjurkan untuk anak-anak adalah sebagai berikut:
Dosis omeprazole untuk anak balita
Untuk refluks asam lambung: 0.7 mg/kg/dosis sekali sehari akan menurunkan persentase pH lambung dan kerongkongan hingga kurang dari 4, dan mengurangi jumlah episode reflux dalam 10 neonatus (artinya PMA: 36.1 minggu, (34 sampai 40 minggu) dalam percobaaan.
Dosis omeprazole untuk anak-anak dan remaja 1 – 16 tahun penderita refluks asam lambung, tukak lambung, dan esofagitis
- Berat badan 5 – 10 kg: 5 mg sekali sehari
- Berat badan 10 – 20 kg: 10 mg sekali sehari
- Berat badan >20 kg: 20 mg sekali sehari
- Dosis alternatif: anak usia 1 – 16 tahun: 1 mg/kg/dosis, sekali atau dua kali per hari
Dosis terapi tambahan pada luka duodenal yang berhubungan dengan Helicobacter pylori (dikombinasikan dengan terapi antibiotik seperti clarithromycin atau clarithromycin dan amoxicillin) pada anak-anak
- Berat badan 15 – 30 kg: 10 mg dua kali sehari
- Berat badan > 30 kg: 20 mg dua kali sehari
3. Efek samping omeprazole
Efek samping yang umumnya terjadi akibat mengonsumsi obat omeprazole, antara lain:
- Demam
- Gejala flu, seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, sakit tenggorokan
- Sakit perut, buang angin
- Mual, muntah, diare ringan
- Sakit kepala
Sementara itu, efek samping serius dari omeprazole yang berpotensi terjadi, antara lain:
- Diare yang cair atau berdarah
- Kadar magnesium rendah (pusing, bingung, detak jantung cepat atau tak beraturan, gerakan otot yang mendadak, perasaan gugup, kram otot, otot melemah, batuk atau perasaan tercekik, kejang-kejang)
Tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Namun, segera periksakan diri ke dokter jika muncul efek samping tersebut terutama jika efek samping tidak mereda walau penggunaan obat sudah dihentikan.
4. Interaksi omeprazole dengan obat lain
Omeprazole dapat menurunkan asam lambung sehingga bisa memengaruhi kerja obat-obatan yang perlu dicerna dengan bantuan asam lambung, seperti pazopanib, rilpivirin, dan obat-obatan antijamur.
Selain itu, ada beberapa interaksi yang dapat terjadi jika omeprazole dikonsumsi dengan obat-obat lainnya:
- Menurunkan efektivitas obat clopidogrel dalam membantu mencegah serangan jantung atau stroke.
- Menurunkan efektivitas obat erlotinib untuk mengobati kanker.
- Meningkatkan efek dan kadar atorvastatin dalam darah sehingga meningkatkan risiko seseorang mengalami kerusakan liver.
- Meningkatkan kadar dan efek alprazolam sehingga penggunanya berisiko mengalami gangguan pernapasan dan sangat mengantuk.
5. Hal-hal yang harus diketahui sebelum menggunakan omeprazole
Sebelum menggunakan obat tertentu, pertimbangkan risiko dan manfaatnya terlebih dahulu. Begitupula sebelum menggunakan omeprazole.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan omeprazole, yakni sebagai berikut:
- Alergi
Segera periksa ke dokter jika mengalami reaksi tak biasa atau alergi terhadap obat ini. Beri tahu juga dokter jika memiliki alergi tipe lain seperti pada makanan, pewarna, pengawet, atau alergi hewan.
Untuk produk tanpa resep, baca label pada kemasan secara saksama.
- Imbauan penggunaan untuk anak-anak
Penelitian yang dilakukan hingga hari ini belum menunjukkan adanya masalah yang dapat menghambat efektivitas omeprazole pada anak-anak berusia 1-16 tahun.
Namun, keamanan dan kemanjuran obat ini pada anak-anak usia kurang dari satu tahun belum ditetapkan.
- Lanjut usia (lansia)
Penelitian yang dilakukan hingga hari ini belum menunjukkan adanya masalah yang dapat menghambat efektivitas omeprazole pada pasien lansia.
- Ibu hamil dan menyusui
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat pada ibu hamil atau menyusui. Namun, selalu konsultasikan kepada dokter untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.
Omeprazole adalah obat yang termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C (mungkin berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA) atau setara dengan Badan POM di Indonesia.
Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:
A = Tidak berisiko
B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian
C = Mungkin berisiko
D = Ada bukti positif dari risiko
X = Kontraindikasi
N = Tidak diketahui
Nah, itulah kelima informasi penting terkait apa itu obat omeprazole, kegunaannya, dosis dan aturan pakai, hingga efek samping obat ini. Semoga informasi dari Popmama.com ini bermanfaat, ya!
BacaJuga:
- Awas Overdosis! Kenali Dosis Paracetamol untuk Anak Secara Tepat
- Asam Mefenamat: Dosis, Efek Samping dan Aturan Pakai
- Obat Utrogestan untuk Program Hamil: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping