Larangan bagi Perempuan yang Menstruasi Menurut Islam dan Kesehatan
Haid atau biasa disebut menstruasi adalah salah satu kondisi wajar dialami oleh perempuan.
29 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menstruasi atau haid merupakan proses keluarnya darah yang disebabkan luruhnya lapisan dinding rahim karena sel telur yang tidak dibuahi. Proses alami ini terjadi setiap bulannya pada tubuh perempuan.
Menstruasi adalah salah satu tanda pubertas yang dialami oleh perempuan. Rata-rata perempuan mengalami menstruasi pertamanya pada umur 12 tahun. Siklus menstruasi biasanya terjadi setiap 28 hari sekali tetapi di beberapa kondisi, siklus menstruasi dapat datang lebih cepat atau lambat.
Seiring berjalannya proses menstruasi terjadi pula bermacam perubahan hormonal pada tubuh perempuan. Sekitar seminggu sebelum menstruasi biasanya perempuan akan mengalami gejala-gejala PMS atau Premenstrual Syndrome, seperti mood swing, nafsu makan yang meningkat, rasa nyeri di sekujur tubuh, pusing, bahkan nafsu untuk berhubungan badan lebih tinggi.
Oleh karena itu, penting bagi perempuan untuk mengontrol dirinya agar tidak menuruti perubahan hormonal tersebut.
Selama masa menstruasi juga terdapat beberapa larangan menurut Islam dan larangan menurut kesehatan yang perlu dihindari.
Apa saja larangan tersebut? Yuk, simak informasi yang sudah dirangkum Popmama.com berikut ini.
1. Dilarang melaksanakan salat
Salah satu larangan dalam Islam bagi perempuan yang sedang menstruasi adalah tidak boleh melaksanakan salat.
Syarat sah salat adalah suci dari hadas, sedangkan perempuan yang sedang menstruasi berada dalam keadaan yang tidak suci sampai darahnya berhenti dan mandi janabah atau mandi wajib.
Rasulullah saw bersabda kepada istrinya, Aisyah, "Apabila haid datang, tinggalkanlah salat."(HR Bukhari dan Muslim).
Suatu hari, datanglah seorang perempuan dan bertanya kepada Aisyah, "Apakah salah seorang dari kami harus mengqadha salat bila telah suci dari haid?"
Kemudian Aisyah pun bertanya, "Apakah engkau perempuan Hururiyah? Kami dulunya haid di masa Nabi saw. Beliau tidak memerintahkan kami mengganti salat." (HR. Bukhari)
Dalam keadaan menstruasi, perempuan dianggap sedang berhadas atau tidak suci sehingga tidak dapat melaksanakan salat.
Dalam hadis yang dinarasikan Fathimah binti Abi Hubaisy RA, "Apabila datang masa haidmu, tinggalkanlah salat dan jika telah berlalu, mandilah kemudian salatlah," (HR Bukhari).
Jika sedang tidak berpuasa, maka diharuskan mengganti puasa di hari lain.
Ini berbeda dengan salat. Jika tidak melaksanakan salat karena sedang menstruasi, maka tidak berkewajiban untuk menggantinya.
2. Tidak boleh membaca Alquran
Para ulama berbeda pendapat mengenai larangan ini. Jumhur ulama dari Mazhab Hanafi, Syafii, dan Hanbali mengharamkan perempuan yang sedang menstruasi untuk membaca Alquran. Hal ini sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw dalam hadits riwayat Tirmidzi berbunyi:
"Perempuan yang sedang haid dan yang sedang junub tidak boleh membaca sesuatu dari Alquran".
Adapun para ulama memerincikannya perkara ini berdasarkan argumentasinya masing-masing. Ulama dari kalangan Mazhab Hanafi berpendapat, haram bagi perempuan yang sedang menstruasi untuk membaca Alquran meskipun kurang dari satu ayat.
Namun, apabila yang bersangkutan tidak bermaksud membaca tetapi hanya bermaksud memuji atau berzikir, hal itu tidak dipermasalahkan. Misalnya, membaca Al Fatihah yang kerap diasosiasikan sebagai sebuah surat yang menjadi bagian dari doa.
Para ulama dari Mazhab Imam Syafii berpendapat, haram bagi perempuan yang sedang menstruasi untuk membaca Alquran meskipun hanya sebagian dari ayat, seperti satu huruf. Hal tersebut dinilai mengurangi penghormatan terhada Alquran.
3. Tidak boleh menyentuh Alquran
Mushaf Alquran suci sehingga disunahkan untuk berwudu sebelum menyentuhnya. Sebaliknya, bagi perempuan yang menstruasi dilarang menyentuh Alquran karena halangannya tersebut.
Empat mazhab dalam Islam, yaitu Syafi'i, Hambali, Hanafi, dan Maliki sama-sama berpendapat, menyentuh Alquran terlarang bagi perempuan yang sedang menstruasi.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW, "Tidak boleh menyentuh Alquran kecuali engkau dalam keadaan suci.” (HR. Al Hakim).
4. Tidak boleh tawaf saat melaksanakan ibadah haji
Tawaf adalah rukun haji yang dalam pelaksanaannya harus suci, baik dari hadas besar maupun kecil. Selain tawaf, perempuan yang sedang menstruasi boleh melaksanakan rukun haji lainnya, seperti ihram, wukuf, sa'i dan tahallul.
Perempuan dalam kondisi menstruasi dilarang melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah. Rujukannya adalah riwayat ketika Aisyah RA mengalami menstruasi ketika sedang melaksanakan haji, Rasulullah saw bersabda padanya, "Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan orang yang berhaji selain dari melakukan tawaf di Ka’bah hingga engkau suci kembali,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Bagi perempuan yang telah menyelesaikan selesai masa menstruasinya, maka dapat melakukan mandi wajib lalu melaksanakan tawaf. Jika setelah tawaf ingin berlanjut mengerjakan sa’i, lalu darahnya kembali keluar, maka tawafnya dianggap telah selesai.
Editors' Pick
5. Dilarang berpuasa
Perempuan yang sedang menstruasi atau haid tidak boleh melakukan puasa, baik itu puasa Ramadan maupun puasa sunah.
Dasarnya adalah pertanyaan Mu'adzah kepada Aisyah RA, "Kenapa gerangan perempuan yang haid mengqadha puasa dan tidak mengqadha salat?".
Maka Aisyah menjawab, "Apakah kamu dari golongan Haruriyah?”, Aku [Mu'adzah] menjawab, "Aku bukan Haruriyah, namun aku hanya bertanya."
Aisyah menjawab, "Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha salat,” (H.R. Muslim).
Berdasarkan hadis di atas, perbedaan larangan salat dan puasa bagi perempuan yang sedang menstruasia dalah kewajiban qadha untuk puasa wajib di luar Ramadan, sedangkan salat tidak disyariatkan mengqadhanya. Qadha puasa dilakukan sejumlah hari ketika perempuan tersebut menstruasi.
6. Larangan berhubungan suami-istri atau hubungan intim
Dalam surat Al-Baqarah ayah 222 dijelaskan bahwa perempuan diharamkan berhubungan suami-istri saat sedang menstruasi.
“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri”.
Dalam sebuah hadis juga disampaikan bahwa:
“Barangsiapa yang menyetubuhi wanita haid atau menyetubuhi wanita di duburnya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
7. Hindari mengonsumsi alkohol
Alkohol dapat menimbulkan sejumlah efek negatif pada tubuh ketika sedang menstruasi. Mengonsumsi alkohol dapat memperburuk gejala menstruasi.
Mengonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko terkena dehidrasi yang dapat memperburuk sakit kepala dan menyebabkan kembung. Ini juga dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti diare dan mual serta memperburuk kram yang sedang dirasakan saat menstruasi.
Selain itu, minum alkohol saat menstruasi dapat menyebabkan beberapa gejala, seperti sakit kepala, mual, muntah, diare, dan kelelahan.
8. Jangan malas mengganti pembalut
Pembalut yang jarang diganti dapat menyebabkan infeksi dan ruam di daerah kewanitan. Pembalut merupakan hal yang sering dipakai perempuan ketika menstruasi, selain menstrual cup dan tampon.
Jangan malas untuk mengganti pembalut terutama jika darah yang keluar sedang banyak-banyaknya. Jika tidak diganti dapat menyebabkan kebocoran karena pembalut sudah tidak lagi mampu menampungnya.
Biasakan untuk mengganti pembalut setiap 4-6 jam sekali. Jarang mengganti pembalut dapat menyebabkan infeksi bakteri, bau pada daerah kewanitaan, serta ruam merah.
9. Hindari mengonsumsi makanan asin
Meskipun mungkin sangat ingin makan kentang goreng atau mengunyah camilan asin, justru ketika menstruasi dilarang mengonsumsi makanan yang mengandung garam berlebih.
Makanan asin atau mengandung kadar garam tinggi menyebabkan kembung atau retensi air yang dirasakan perempuan sekitar waktu menstruasi. Makan makanan asin juga bisa memperparah kram saat menstruasi.
10. Hindari mengonsumsi produk berbahan dasar susu
Lemak pada susu mengandung asam arakidonat yang memproduksi prostaglandin sehingga dapat memicu terjadinya kram perut. Susu juga membuat perut terasa kembung dan membuat semakin tidak nyaman.
Kebutuhan kalsium tubuh dapat diganti dengan mengonsumsi sumber lain, seperti kacang-kacangan, sayuran dan makanan laut.
Itulah beberapa larangan ketika menstruasi menurut Islam dan kesehatan. Ketika menstruasi perlu juga untuk menjaga kondisi tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi agar mempunyai cukup tenaga untuk beraktivitas.
Saat menstruasi, sebaiknya juga tidak bekerja terlalu keras dan tetap berolaharaga. Kerja terlalu keras dapat memperparah rasa nyeri karena rasa nyeri yang muncul saat menstruasi dan dipadukan dengan kerja yang keras akan membuatnya semakin memburuk.
Untuk meredakan hal tersebut bisa lakukan olahraga ringan untuk meringankan nyeri, seperti yoga, lari atau meditasi.
Baca Juga:
- Perut Kram tapi Bukan Menstruasi, Bisa Jadi Kamu Hamil
- Perawatan Kulit saat Menstruasi a la Perempuan Korea
- Bisa Dicoba! 5 Manfaat Olahraga saat Menstruasi