Oksigen Gratis & Donor Darah, Solidaritas di Masa Pandemi Covid-19
Banyak gerakan solidaritas muncul saat pandemi
7 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus Covid-19 di Indonesia semakin meningkat. Hal ini menimbulkan sejumlah masalah, salah satunya yang akhir-akhir ini banyak terjadi, yaitu menipisnya pasokan tabung oksigen untuk perawatan pasien Covid-19.
Di sisi lain, upaya menekan jumlah kasus kematian akibat infeksi Covid-19 semakin digencarkan seiring besarnya kebutuhan pasien Covid-19 yang sedang berjuang sembuh.
Kondisi-kondisi ini kemudian menggerakkan banyak solidaritas di tengah masyarakat. Diantaranya adalah Gerakan Solidaritas Tabung Oksigen Gratis dan Terapi Donor Plasma Konvalesen.
Ingin tahu informasi lebih selengkapnya? Berikut Popmama sajikan informasinya untuk Mama.
1. Gerakan solidaritas tabung oksigen gratis
Dilansir dari tayangan “Sapa Indonesia Malam” Kompas TV, Sabtu (3/7/2021), gerakan solidaritas tabung oksigen gratis dilaksanakan oleh Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen untuk Indonesia.
Dalam tayangan tersebut, salah satu inisiator Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen (GSSTA) untuk Indonesia, Erry Riyana Hardjapamekas, mengungkapkan bahwa di awal gerakan solidaritas ini didirikan sekitar enam bulan lalu, pihaknya memfokuskan gerakan sosial ini pada akses terhadap alat tes swab antigen yang murah dan menjangkau masyarakat lebih luas.
“Tapi akhir-akhir ini kami berdiskusi ternyata yang paling dibutuhkan sekarang adalah tabung oksigen. Maka kami segera beralih ke program tabung oksigen gratis untuk warga,” ungkap Erry yang juga salah satu komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2003-2007.
Program tabung oksigen gratis untuk warga ini diharapkan bisa menjadi solusi terhadap langkanya tabung oksigen khususnya di wilayah Jabodetabek. Program ini berlangsung pada 1-20 juli 2021.
Erry menjelaskan, dari total 101 tabung oksigen yang tersedia, dalam 3 hari sudah terdapat 70 lebih tabung oksigen yang didistribusikan kepada warga yang sebelumnya mendaftar secara online. Tabung oksigen yang tersedia nantinya akan diprioritaskan berdasarkan kondisi kesehatan pasien.
“Kami meminjamkan tabung oksigen gratis selama 5-7 hari. Setelah tabungnya dikembalikan kepada kami, lalu kami isi lagi tabungnya dan kami siapkan untuk warga lainnya yang membutuhkan,” ujar Erry.
Proses peminjaman tabung oksigen selama kurang lebih satu minggu ini tidak dipungut biaya alias gratis dan dapat diantarkan ke rumah warga yang membutuhkan. Diharapkan dengan adanya gerakan ini dapat membantu masyarakat yang membutuhkan oksigen dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya Covid-19.
Menurut Erry, gerakan ini sangat penting karena kebutuhan oksigen yang tinggi di tengah pandemi Covid-19.
“Kami melihat ada kebutuhan yang luar biasa dari masyarakat sehingga kami pun tergerak untuk segera mengalihkan ke tabung oksigen. Banyak orang yang tidak mampu atau hanya bisa meminjam atau mencari kemana-mana nggak ada. Nah, kami menyediakan tabung oksigen itu walaupun akhirnya kami tidak bisa memuaskan semuanya karena stoknya begitu cepat habis,” ucap Erry.
Editors' Pick
2. Donor plasma konvalesen
Kasus Covid-19 di Indonesia semakin melonjak dan akhir-akhir ini penambahan angka kasus harian terus mencatatkan rekor tertinggi.
Pelopor Terapi Plasma Konvalesen Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Theresia Monica menambahkan, hal ini juga disertai peningkatan permintaan donor plasma konvalesen yang merupakan terapi untuk pasien Covid-19.
“Saat ini kenaikan donor plasma konvalesen berbanding lurus dengan kenaikan jumlah kasus positif Covid-19,” ungkap Monica, dilansir dari tayangan “Sapa Indonesia Malam” Kompas TV, Sabtu (3/7/2021).
Plasma konvalesen diyakini dapat membantu pasien membentuk antibodi untuk melawan infeksi virus. Terapi plasma konvalesen adalah terapi dengan memberikan plasma atau bagian darah mengandung antibodi dari pasien Covid-19 yang telah sembuh (penyintas) kepada pasien yang sakit.
Terapi ini merujuk pada sebuah metode pengobatan penyakit karena virus yang telah digunakan selama beberapa tahun terakhir. Untuk melakukan terapi ini dibutuhkan plasma darah dari pasien yang telah sembuh dari Covid-19.
Mereka harus dua kali dinyatakan negatif dalam pemeriksaan swab hidung dan tenggorokan serta telah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari di rumah. Metode pengambilan dan transfusi pun mirip dengan donor darah seperti biasa. Namun bedanya, kali ini sampel yang diambil hanyalah plasma darah.