Nyeri pada anus, terutama saat buang air besar atau duduk terlalu lama pasti sangat mengganggu. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti fisura ani maupun wasir.
Fisura ani dan wasir adalah dua kondisi yang sering dianggap sama karena keduanya sama-sama menimbulkan ketidaknyaman pada anus. Walau menimbulkan ketidaknyamanan di area yang sama, fisura ani dan wasir ternyata memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Perbedaan dari fisura ani dan wasir terlihat dari kondisi pada anus. Fisura ani adalah robekan atau luka terbuka pada lapisan pada jaringan tipis (mukosa) yang melapisi anus. Secara kasat mata, robekan ini mungkin tidak terlihat sampai dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis.
Sementara itu, wasir atau ambeien adalah pembengkakan pembuluh darah pada anus dan rektum bagian bawah.
Ambeien sebenarnya serupa dengan varises, namun terletak pada anus dan rektum. Varises ini bisa terjadi di luar anus (eksternal), di dalam (internal), ataupun benjolan internal yang keluar anus (prolaps).
Pada fisura ani, luka atau robekan hanya muncul di bagian dalam anus. Namun, pembengkakan pembuluh darah pada wasir bisa terjadi pada rektum bagian dalam maupun kulit anus terluar.
Editors' Pick
2. Gejala yang umumnya muncul
Freepik/Petzshadow
Sepintas, fisura ani dan wasir mempunyai gejala yang mirip, misalnya nyeri pada anus dan muncul darah di sekitar anus yang bisa terbawa pada feses. Namun, keduanya tetap memiliki beberapa perbedaan.
Gejala fisura ani, antara lain:
Nyeri dan perih saat dan setelah buang air besar
Darah di anus dan pada feses
Robekan di anus atau saluran anus
Rasa terbakar dan gatal di sekitar anus
Anus terasa kencang saat buang air besar, dan
Terkadang menimbulkan cairan atau nanah yang berbau dari dubur.
Fisura ani sering terjadi karena sembelit. Jadi, saat mengalami kondisi ini, biasanya juga merasakan susah buang air besar.
Sementara itu, wasir tidak selalu terjadi karena sembelit walau kebanyakan penyebabnya adalah sembelit. Beberapa gejala wasir yang paling umum, antara lain:
Anus gatal
Nyeri atau perih pada anus, terutama saat duduk atau buang air besar
Rasa tidak nyaman dan mengganjal pada anus
Benjolan di sekitar anus, dan
Perdarahan pada anus, terutama saat buang air besar
3. Penyebab fisura ani dan wasir
Freepik/jcomp
Fisura ani dan wasir memiliki salah satu penyebab yang sama, yaitu konstipasi atau sembelit. Namun, proses bagaimana sembelit ini terjadi menyebabkan fisura ani dan wasir berbeda.
Pada fisura ani, sembelit menyebabkan feses menjadi kering, keras, dan besar sehingga melukai jaringan mukosa pada dubur.
Saat sembelit, akan ada kecenderungan mengejan lebih keras. Hal ini justru menekan pembuluh darah pada anus dan rektum. Akibatnya, pembuluh darah membengkak dan menyebabkan wasir.
Penyebab fisura ani lainnya:
Diare kronis,
Memasukkan benda asing ke dalam dubur,
Seks anal,
Melahirkan, dan
Gangguan otot pada anus yang membuatnya terlalu kaku.
Sementara itu, penyebab wasir yang umumnya dijumpai, seperti:
Duduk terlalu lama,
Mengejan terlalu keras pada saat sembelit,
Mengangkat beban berat terlalu sering, dan
Tekanan panggul akibat pertambahan berat badan atau kondisi saat hamil.
4. Faktor risiko fisura ani dan wasir
Freepik
Umumnya, faktor risiko fisura ani adalah masalah kesehatan yang membuat anus lebih rentan terluka. Sementara itu, faktor risiko wasir adalah keluhan yang memicu pembengkakan pembuluh darah anus dan rektum.
Faktor lainnya yang meningkatkan risiko fisura ani, yakni:
Kanker anus,
Penyakit Crohn atau sindrom iritasi usus besar,
Tuberkulosis,
Berkurangnya aliran darah menuju anus, dan
Infeksi menular seksual, seperti sifilis, HIV, dan herpes.
Sementara itu, beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena wasir, yakni:
Obesitas,
Melemahnya jaringan pada anus dan rektum akibat usia,
Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit wasir, dan
Fungsi usus yang bermasalah akibat terlalu sering menggunakan obat pencahar atau prosedur enema.
5. Pengobatan fisura ani dan wasir
Pixabay/skeeze
Pengobatan di rumah bisa menjadi langkah awal untuk mengatasi gejala fisura ani, antara lain:
Minum lebih banyak air,
Mengonsumsi obat pelunak feses,
Makan lebih banyak serat,
Hindari mengonsumsi kafein,
Berendam di air hangat, dan
Hindari mengejan dan duduk terlalu lama di toilet
Namun, jika cara-cara di atas tidak membuahkan hasil dan gejala pun semakin memburuk, dokter biasanya akan merekomendasikan pengobatan fisura ani berikut ini:
Menggunakan obat hidrokortison untuk mengurangi peradangan,
Menggunakan salep atau krim lainnya untuk mengendurkan otot anus, menyembuhkan robekan, dan mengurangi rasa sakit,
Suntikan botulinum toxin (botox) tipe A ke dalam otot sfingter anal untuk melumpuhkannya sementara dan mempercepat penyembuhan,
Pembedahan, biasanya dilakukan jika cara-cara sebelumnya gagal. Pembedahan bertujuan memotong otot sfingter anal untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
Sedangkan untuk mengobati wasir juga bisa dilakukan pengobatan rumahan sebagai langkah awal pengobatannya, seperti mengonsumsi makanan tinggi serat, banyak minum air, berendam di air hangat, dan mencoba beberapa posisi duduk yang baik agar gejalanya mereda.
Jika cara-cara di atas tidak ampuh, ada beberapa pengobatan lebih lanjut yang bisa dilakukan untuk mengatasi wasir, antara lain:
Elektrokoagulasi: penggunaan arus listrik untuk menghentikan aliran darah ke wasir,
Koagulasi inframerah: menyingkirkan wasir dengan transmisi panas dari probe kecil yang dimasukkan ke rektum,
Skleroterapi: menghancurkan jaringan wasir dengan cara menyuntikkan bahan kimia ke pembuluh darah yang membengkak,
Rubber band ligation: memotong suplai darah ke pembuluh darah yang bengkak dengan menempatkan karet kecil di sekitar pangkal wasir,
Hemoroidektomi: tindakan operasi untuk menghilangkan benjolan besar akibat wasir eksternal atau wasir internal yang prolaps, dan
Hemorrhoid stapling: tindakan operasi dengan alat stapler untuk menghilangkan wasir internal atau menahan dan mengembalikan prolaps kembali masuk ke anus.
Demikian ulasan mengenai perbedaan fisura ani dan wasir. Jangan lupa untuk selalu menjaga nutrisi dan serat agar buang air besar tetap lancar.
Semoga ulasan Popmama.com ini bisa menjadi pengetahuan baru dan terus menjaga kesehatan sebaik mungkin, ya.