Singapura Akan Anggap Covid-19 Layaknya Flu Biasa
Perkantoran, perjalanan, dan perdagangan dibuka kembali tanpa aturan karantina dan lockdown ketat
30 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemerintah Singapura sedang menyiapkan penduduknya untuk memulai hidup normal (new normal) menghadapi Covid-19 sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Dengan begitu, perkantoran, perjalanan, dan perdagangan dibuka kembali tanpa adanya aturan karantina dan lockdown yang ketat. Covid-19 akan dianggap layaknya penyakit endemik seperti flu dan virus kaki, tangan dan mulut (flu Singapura).
Kebijakan ini diambil Pemerintah Singapura setelah berhasil menekan laju persebaran Covid-19 di negara tersebut.
Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Gan Kim Yong; Menteri Keuangan, Lawrence Wong; dan Menteri Kesehatan, Ong Ye Kung mengatakan bahwa prioritas dalam beberapa bulan ke depan adalah menyiapkan Singapura untuk hidup dengan Covid-19, seperti dikutip dari laman The Straits Times, Senin (28/6/2021).
"Sudah 18 bulan sejak pandemi dimulai dan orang-orang kami lelah berperang. Semua bertanya: Kapan dan bagaimana pandemi akan berakhir? Kabar buruknya adalah Covid-19 mungkin tidak akan pernah hilang. Kabar baiknya adalah mungkin untuk hidup normal dengannya di tengah-tengah kita," ujar mereka.
Untuk memutuskan hidup berdampingan dengan Covid-19, Pemerintah Singapura sudah melewati berbagai pertimbangan dan akan menerapkan sejumlah langkah. Lebih detailnya, berikut Popmama.com sajikan informasinya untuk Mama.
Editors' Pick
1. Mempercepat vaksinasi demi terciptanya new normal
Vaksinasi dianggap menjadi kunci utama utama untuk bisa hidup berdampingan dengan Covid-19.
Hinggat saat ini, dari data ourworldindata.org, sebanyak 50 % dari total 5,9 juta penduduk Singapura telah menerima satu dosis vaksin Covid-19.
Sebanyak 2,06 juta atau 36,1 % dari total penduduk Singapura juga sudah menerima vaksinasi lengkap. Dengan banyaknya penduduk yang divaksin, Covid-19 akan dianggap sebagai penyakit endemik seperti flu biasa dan penyakit ringan lainnya.
Selain mempercepat vaksinasi, Singapura juga menerapkan aturan ketat yang mengatur pertemuan sosial, pemakaian masker, pelacakan kontak yang runut serta cepat hingga pembatasan pergerakan.
Singapura memiliki target setidaknya 2/3 populasi penduduk di Singapura mendapatkan dua dosis vaksinasi menjelang Hari Nasional Singapura pada 9 Agustus mendatang.
Ketika target vaksinasi tercapai, pihak berwenang bisa beralih fokus dengan tidak lagi memantau berapa banyak kasus harian tetapi beberapa orang yang jatuh sakit setelah divaksin.
2. Tes Covid-19 yang cepat dan mudah
Pemerintah Singapura berencana mengadakan tes Covid-19 yang cepat dan mudah. Kini Singapura sudah meluncurkan tes antigen cepat yang bisa dilakukan mandiri, dilakukan oleh poliklinik swasta, dan apotek.
Alat tes yang digunakan juga lebih cepat seperti breathalyser yang hasilnya cukup menunggu dua menit. Alat tes cepat ini akan menggantikan swab di tempat-tempat publik seperti pelabuhan, mal, dan gedung perkantoran.
Tes Covid-19 dan pemantauan akan tetap berlangsung. Namun, akan difokuskan di perbatasan negara untuk memantau setiap pendatang dari luar negeri yang membawa virus terutama kasus varian Covid-19 yang menjadi perhatian dunia saat ini.
Pengujian Covid-19 di dalam negeri tidak lagi menjadi alat ukur untuk mengkarantina orang tetapi akan digunakan sebagai syarat warga bisa masuk suatu gedung dan tempat lainnya atau/dan mengikuti suatu acara, kegiatan sosial, dan perjalanan ke luar negeri sehingga dapat berlangsung dengan aman.
Warga Singapura juga akan dibolehkan melakukan perjalanan lagi ke luar negeri dengan sertifikat vaksinasi ke negara-negara yang juga telah mengendalikan pandemi Covid-19.
Para pelancong ini diharapkan dapat terbebas dari aturan karantina karena telah memegang hasil pemeriksaan negatif dari Covid-19 saat mereka datang ke negara-negara tersebut.