Pendapat Para Pemuka Agama soal Film Qorin, Wajib Ditonton
Tak hanya menyeramkan, namun ada beragam isu yang diangkat di dalam film Qorin
8 Desember 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Film horor karya IDN Pictures berjudul Qorin, telah tayang di bioskop-bioskop tanah air sejak 1 Desember 2022 lalu. Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap film horor membuat Qorin memiliki penggemarnya sendiri. Hingga hari ke-7 penayangannya, film Qorin telah ditonton lebih dari 601.000 orang di bioskop seluruh Indonesia.
Alur ceritanya yang seram, menegangkan, dan mistis membuat film ini semakin menarik dan layak ditonton oleh banyak pihak. Tidak hanya masyarakat umum, para tokoh agama dan pejabat pun ikut menyaksikan film Qorin pada acara ‘Nonton Bareng Direktur Pondok Pesantren Kemenag RI dan Tokoh Pesantren Tangerang Selatan’ tanggal 4 Desember lalu.
Selain Direktur Pondok Pesantren Kemenag RI, ada pula Kepala Kemenag Serang Banten, Tokoh Tangerang Selatan, dan tokoh-tokoh pejabat lainnya. Mereka menyampaikan pendapatnya mengenai film Qorin saat diwawancara oleh IDN Pictures.
Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa pendapat para pemuka agama soal film Qorin di acara nonton bareng kemarin.
Yuk, simak detailnya!
1. Perlu ditonton karena ada pelajaran berharga
Drs. KH. Rasyid Sakir merekomendasikan film Qorin untuk ditonton para calon santri dan para orangtua.
Ia menjelaskan kalau film ini mengandung pelajaran yang sangat berharga. Terutama pembelajaran tentang mengenal kehidupan sebagai seorang santri di pesantren, lho.
Editors' Pick
2. Mengajarkan tentang keberanian melawan hal yang tidak baik
Direktur Pondok Pesantren Kemenag RI, Prof. Wayono Abdul Ghani mengatakan bahwa film Qorin mengajarkan banyak orang terutama para santri untuk menjadi seseorang yang berani. Dalam artian berani mengkritik dan menegakkan kebenaran seperti yang dilakukan oleh tokoh Yolanda pada film Qorin.
“Seseorang seperti Yolanda itu pasti ada tapi jumlahnya tidak banyak karena butuh nyali yang besar. Maka dari itu, perlu ada orang yang berani mengemukakan hal seperti itu,” ujarnya.