China Dilanda Suhu Panas Ekstrem hingga Lebih dari 36 Derajat
China harus bersiap menghadapi rekor suhu tinggi tahun ini
17 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejumlah kota di China telah mengeluarkan peringatan panas ketika negara itu bersiap menghadapi rekor suhu tinggi tahun ini. Suhu udara ibu kota Beijing diperkirakan mencapai lebih dari 36 derajat Celcius pada Senin (15/5/2023).
Kota-kota padat penduduk seperti Jinan, Tianjin, dan Zhengzhou, juga diprediksi lonjakan suhu hingga 37 derajat Celcius, dilansir dari Reuters.
Gelombang panas telah melanda beberapa bagian negara China sejak Maret. Provinsi Yunnan yang terkenal dengan cuacanya yang sejuk pun belum lama ini menghadapi suhu lebih dari 40 derajat Celcius.
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi mengenai China yang terkena gelombang panas.
Editors' Pick
1. Kemarau berdampak ke sektor pertanian
Gelombang panas sporadis yang terjadi menjelang musim panas ini juga sangat mengkhawatirkan sektor pertanian.
Kerusakan tanaman dapat meningkatkan harga pangan, memperburuk inflasi dan membebani ekonomi China yang berusaha bangkit dari keterpurukan usai kebijakan nol-Covid selama tiga tahun dicabut.
Stasiun penyiaran CCTV melaporkan, daerah Yunan pada tahun ini hanya mendapatkan curah hujan setinggi 35mm hingga 20 April. Sementara itu, curah hujan di ibu kota Provinsi Kunming menjadi yang terendah, yaitu kurang dari 8mm.
Cuaca panas pun berdampak terhadap berkurangnya cadangan air. Tahun lalu, suhu tinggi yang berlangsung selama dua bulan menyebabkan sungai-sungai besar dan saluran air mengering di China.
2. Beban listrik meningkat akibat cuaca panas
Dengan adanya jutaan rumah yang menyalakan AC selama musim panas yang ekstrem ini, maka situasi pasokan listrik menjadi semakin ketat di seluruh negara.
China Energy News telah mengutip Lembaga Penelitian Energi Jaringan Negara melaporkan bahwa provinsi tengah, timur, dan barat daya China cenderung mengalami kekurangan listrik selama periode permintaan puncak.
Oleh sebab itu, Beijing telah berupaya meningkatkan produksi batu bara, yang masih menjadi sumber listrik utamanya.
Dilansir dari Bloomberg, pemerintah juga telah menyetujui perluasan pembangkit listrik menggunakan bahan bakar secara besar-besaran. Banyak di antaranya akan digunakan secara maksimal pada saat pasokan listrik menipis.
Menurut Nannan Kou, seorang analis di Bloomberg NEF, krisis listrik nasional tampaknya tidak mungkin terjadi lantaran masih banyaknya persediaan batu bara saat ini.