Tidak terasa pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berjalan selama dua tahun. Kasus pertama Covid-19 di Indonesia pertama kali diumumkan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020 di Istana Negara.
Sejak itu, tatanan kehidupan masyarakat pun mulai berubah. Masyarakat harus terbiasa memakai masker ketika berkegiatan di luar rumah, membawa hand sanitizer, dan menerapkan social distancing ketika datang ke tempat-tempat yang mengundang kerumunan.
Selain itu, harga tes PCR juga mengalami perubahan sejak awal pandemi. Harga tes PCR sempat mencapai Rp2 juta hingga turun di bawah Rp500.000. Kali ini Popmama.com merangkum beberapa kilas balik pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 hingga sekarang.
Simak informasinya di bawah ini ya, Ma!
1. Dua pasien terkonfirmasi positif Covid-19
Instagram.com/Jokowi
Virus Corona awalnya berkembang di Wuhan, China hingga membuat negara tersebut menerapkan lockdown selama beberapa bulan. Tidak ada yang mengira bahwa virus tersebut bisa menginfeksi jutaan orang di Indonesia sejak tahun 2020 hingga saat ini.
Presiden Joko Widodo pertama kali mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020. Kala itu, Jokowi mengumumkan kasus pertama ditemukan di Depok, Jawa Barat.
Pasien langsung mendapat perawatan di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
2. Penetapan status bencana nasional
Unsplash/Mattseymour
Setelah muncul kasus pertama Covid-19 di Indonesia, Jokowi langsung menetapkan Covid-19 sebagai bencana nasional.
Penetapan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional.
Pemerintah kemudian mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, mulai dari menjaga jarak, memakai masker, hingga menggunakan hand sanitizer atau rutin mencuci tangan. Langkah tersebut dilakukan guna mencegah penularan Covid-19.
Editors' Pick
3. Harga tes PCR mencapai Rp6 juta
Unsplash/Jcgellidon
Tes PCR di awal pandemi Covi-19 menjadi sesuatu yang mahal bagi sebagian orang.
Pasalnya, harga tes PCR di tahun 2020 dipatok seharga Rp2 juta. Bahkan ada beberapa rumah sakit yang mematok harga hingga Rp6 juta untuk mendapatkan hasil PCR dalam beberapa jam saja.
Itulah sebabnya, banyak orang yang tidak bisa melakukan tes PCR. Akibatnya, tracing Covid-19 sangat rendah di awal pandemi tahun 2020.
4. Kasus Covid-19 tembus 500.000
Unsplash/Enginakyurt
Selang 9 bulan sejak kasus pertama diumumkan Presiden, kasus Covid-19 mencapai 500.000 kasus di November 2020. Kasus Covid-19 paling banyak ditemukan di Provinsi DKI Jakarta.
Disusul Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Pemerintah sempat memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menurunkan angka kasus Covid-19.
Selama PSBB sempat menuai kritikan karena dinilai menyengsarakan masyarakat.
5. Awal tahun 2021, vaksinasi Covid-19 dimulai
Unsplash/Enginakyurt
Pada Januari 2021, penanganan pandemi Covid-19 mulai menemukan titik terang. Pemerintah mulai mencanangkan program vaksinasi Covid-19 yang awalnya ditujukan untuk tenaga kesehatan dan petugas pelayananan publik.
Vaksinasi Covid-19 dimulai pada Februari 2021 dengan sasaran utama adalah kelompok lansia dan petugas kesehatan. Pada Mei 2021, pemerintah memulai vaksinasi gotong royong yang menyasar semua kalangan berusia lebih dari 18 tahun.
6. Indonesia hadapi gelombang kedua Covid-19
Unsplash/Pamslens
Setelah melewati gelombang pertama Covid-19 di tahun 2020, Indonesia mulai menghadapi gelombang kedua Covid-19 pada Juli 2021. Hal ini disebabkan menyebarkan Covid-19 varian Delta di Indonesia.
Varian Delta awalnya menginfeksi tiga pasien asal Jawa Timur. Lalu, virus mulai menyebar hingga menyebabkan sejumlah daerah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 1-4.
Sejumlah pasien harus antre untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit. Beberapa rumah sakit bahkan harus merawat pasien Covid-19 di luar ruangan karena membludaknya pasien yang datang.
7. Indonesia hadapi gelombang ketiga Covid-19
Unsplash/Jannerboy62
Enam bulan berselang dari gelombang kedua, Indonesia kembali menghadapi gelombang ketiga Covid-19 akibat varian Omicron. Varian Omicron pertama kali ditemukan pada 16 Desember 2021 yang menginfeksi petugas kebersihan di RS Wisma Atlet.
Namun, tingkat keparahan yang diakibatkan varian Omicron masih lebih rendah dibanding varian Delta. Selain itu, semakin banyak orang yang mendapatkan vaksin Covid-19, maka lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron tidak separah varian Delta.
Hingga dua tahun pandemi Covid-19, belum ada penurunan kasus Covid-19 secara signifikan. Kasus Covid-19 masih fluktuatif yang menandakan pandemi belum selesai.
Jangan lupa untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan melengkapi vaksinasi Covid-19 ya, Ma.