Kemenkes Galakan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik untuk Cegah DBD
Jumlah kematian akibat DBD mencapai 432 kasus
17 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyakit Demam Berdarah menjadi ancaman serius yang datang setiap musim pancaroba. Penyakit DBD tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, melainkan juga berdampak pada sektor sosial dan ekonomi.
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan di tahun 2022, kasus DBD di Indonesia masih fluktuatif. Hingga minggu ke-22 di tahun ini, tercatat 45.387 kasus DBD yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara itu, jumlah kematian akibat DBD mencapai 432 kasus.
Oleh karena itu, Kemenkes menggalakan gerakan satu rumah satu jumantik untuk mencegah peningkatan kasus DBD jelang musim pancaroba.
Seperti apa gerakan satu rumah satu jumantik? Berikut beberapa fakta sebagai penjelasan yang dirangkum Popmama.com dilansir dari laman Sehat Negeriku.
Editors' Pick
1. Provinsi dengan jumlah kasus DBD terbanyak
Kemenkes mencatat ada 10 provinsi dengan tingkat incidence rate (jumlah kasus DBD per 100.000) tertinggi selama tahun 2022.
Provinsi-provinsi itu ialah Bali, Kalimantan Utara, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, dan D.I Yogyakarta.
“Provinsi yang terbanyak melaporkan, yaitu provinsi Lampung, Jawa Barat, dan Yogyakarta,” kata Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, dr. Tiffany Tiara Pakasi.
2. Gerakan satu rumah satu jumantik
Kemenkes mendorong masyarakat berperan aktif dalam pencegahan penularan DBD di musim pancaroba atau penghujan. Saat ini, Kemenkes terus menggalakan gerakan 1 rumah 1 jumantik.
Gerakan ini mendorong masyarakat untuk membersihkan sarang nyamuk di sekitar lingkungan rumah, tempat-tempat umum, maupun institusi.
Gerakan 1 rumah 1 jumantik juga meminta setiap keluarga memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar rumah dan kesehatan anggota keluarga masing-masing.