Terjebak Lockdown, Anak di China Tinggal Bersama Anjing dan Kucing
Seorang anak harus tinggal bersama anjing dan kucing selama 66 hari
12 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kota Shanghai menerapkan lockdown sejak 1 April 2022. Pemerintah berpendapat lockdown perlu diterapkan untuk menekan laju penyebaran Covid-19 yang mulai naik.
Per Senin (9/5/2022), Shanghai melaporkan 322 kasus infeksi Covid-19 baru dan 3.625 kasus tanpa gejala. Berdasarkan data terbaru, 547 pasien Covid-19 dilaporkan meninggal dunia.
Selama lockdown berlangsung, beberapa orang tidak dapat berinteraksi dengan keluarganya sendiri. Bahkan ada seorang anak yang harus tinggal bersama anjing dan kucing selama 66 hari. Anak tersebut tidak dapat bertemu orangtuanya selama lockdown.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Berikut cerita selengkapnya yang sudah Popmama.com rangkum secara lebih detail.
Editors' Pick
1. Orangtua pergi ke Shanghai
Seorang bocah laki-laki terpaksa tinggal bersama hewan peliharaannya selama 66 hari karena orangtuanya pergi ke Shanghai. Orangtua anak itu pergi ke Shanghai untuk keperluan pengobatan pada 28 Februari.
Mereka kemudian terjebak lockdown dan tidak dapat bertemu anaknya. Oleh karena itu, anak mereka terpaksa tinggal bersama anjing dan kucing selama 66 hari.
Pada Mei 2022, orangtua anak itu baru diizinkan pulang ke Kunshan untuk menemui sang anak. Mereka harus menjalani karantina selama sepekan sebelum pulang ke rumah.
2. Anak dan hewan peliharaan bertambah gemuk
Mama dari anak tersebut, Zhu, mengatakan sang anak dan hewan peliharaannya bertambah gemuk selama lockdown. Zhu selalu mengirim makanan pesan antar untuk anaknya.
Namun, pada April 2022, layanan pesan antar sempat dihentikan karena permukiman di Kunshan juga lockdown demi mencegah penularan Covid-19. Selama lockdown, Zhu hanya bisa berhubungan dengan sang anak melalui sambungan telepon.
“Saya membeli beberapa bahan makanan sebelum saya meninggalkan rumah seperti steak ayam dan sayap ayam. Kalau dia bosan dengan makanan yang setengah jadi, dia minta diajari masak,” ujar Zhu.
3. Rumah berantakan selama lockdown
Anak Zhu mengaku selalu membersihkan kandang kucing dan memandikan hewan peliharaannya selama ditinggal orangtuanya. Akan tetapi, Zhu mengaku heran ketika melihat rumahnya kotor dan berantakan.
“Bahkan tidak ada tempat untuk menapakkan kaki,” ujar Zhu.
Zhu tidak marah melihat kondisi rumahnya yang berantakan. Dia justru memuji kemandirian sang anak yang mampu bertahan seorang diri selama lockdown.
“Saya memujinya karena dia telah mengatasi situasi ini selama dua bulan terakhir. Dia nggak pernah mengeluh, malah sering menenangkan kami. Dia jauh lebih kuat dan optimis,” kata Zhu.
Semoga kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia dan di negara lain bisa segera berakhir ya, Ma.
Baca juga:
- Kesulitan Makanan, Warga Shanghai Bayar Rp883 Ribu untuk Daging Busuk
- Angka Kasus Covid-19 Naik, Shanghai Melarang Warga Keluar Rumah
- 5 Fakta Lockdown di Shanghai, Berubah Jadi Kota Sunyi