IMS 2020: Fahroni Arifin Fokus Optimalkan Jaringan 4G
Nyatanya, jaringan 4G sudah terbilang cukup baik untuk mobile phone.
19 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia sempat digembar-gemborkan dengan adanya jaringan 5G (fifth generation) yang lebih canggih dari 4G. Kabarnya, jaringan 5G direncanakan akan ada di Indonesia pada tahun 2021, dikarenakan belum semua provider Indonesia bisa menggunakannya.
Fahroni Arifin selaku SPV Head of Brand Management dan Strategy Indosat Ooredoo, mengatakan ketersediaan devicenya 5G juga belum banyak. Dan kemungkinan Indonesia akan menyusul di tahun depan. Banyaknya penelitian dan uji coba yang harus dilakukan sehingga membuat peluncuran 5G tampaknya akan lama untuk bisa digunakan di Indonesia.
Terlebih lagi Indonesia masih fokus dalam mengembangkan akses internet 4G dibandingkan 5G. Dikarenakan belum semua daerah di Indonesia memiliki jaringan 4G yang baik. Jadi, apakah 5G sudah benar-benar siap ada di Indonesia?
Berikut fakta mengenai 5G yang sudah Popmama.com rangkum untuk Mama
Editors' Pick
1. Jaringan 5G bukan untuk mobile phone
Di beberapa negara maju, seperti Jepang dan Korea sudah mulai menggunakan 5G sebagai akses internetnya. Melihat keunggulan yang dimiliki jaringan 5G tersebut, membuat kecepatan 4G dinilai sudah memadai dan sudah cukup, jika segmentasinya hanya diperuntukkan untuk mobile phone.
"5G benar-benar teknologi yang luar biasa, aplikasi itu mostly bukan untuk mobile device justru, tapi pada IoT (Internet of Thing). Karena kita menggunakan drone, dan itu bukan untuk mobile phone. Konsumsi standar kita untuk digital mobile phone itu masih sangat cukup dengan 4G saja," jelas Fahroni Arifin dalam acara Indonesia Millennial Summit 2020.
2. Tarif 5G belum cukup ekonomis untuk pasar Indonesia
Biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk dapat menikmati penggunaan akses internet 5G masih belum signifikan. Begitu pula dalam pengadaannya, dikarenakan ada banyak hal yang harus dipersiapkan.
"Ketika kita mulai masuk 5G, semua hardware harus berubah dan ada teknologi spesifik yang membuat 5G harus lebih rapat. Jika BTS (Base Transceiver Station) 4G itu jaraknya 1 kilometer, begitu 5G kita harus meng-adjust itu. Jadi investasi untuk itu jauh lebih besar," sambungnya.
Diprediksikan kecepatan jaringan 5G bisa mencapai 10 kali lebih cepat dari 4G. Sehingga pengguna harus membayar lebih untuk dapat menggunakannya. Tingginya tarif, diperkirakan hanya akan digunakan oleh kalangan tertentu. Selain itu untuk pengadaan jaringan 5G dibutuhkan banyak kesiapannya.
"Mendingan fokusnya pada bagaimana mengoptimalisasi 4G yang ada sekarang, sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh konsumen, dibanding kita memaksakan 5G yang akhirnya konsumen harus membayar lebih mahal. Itu tidak sebanding menurut saya," tambah Fahroni Arifin.
3. 4G juga belum sepenuhnya optimal di beberapa daerah
Di daerah-daerah tertentu, masih banyak yang belum bisa mengakses jaringan internet 4G. Terbatasnya akses ini menandakan bahwa 4G belum bisa maksimal digunakan di Indonesia. Dengan begitu, 5G belum bisa dipastikan bagaimana kedepannya.
"4G kita saat ini belum maksimal, kita paling cepat itu 30Mbps. Padahal 4G itu potensinya bisa sampai 200Mbps. Jadi 4G kita saat ini itu belum sepenuhnya matang," jelas Fahroni Arifin.
"Meski sekarang hampir semua telko sedang testing 5G untuk mengetes apakah capable ketika kita masuk ke 5G, tapi belum ada yang berani untuk masuk kesitu karena memang cost-nya masih terlalu tinggi," tambah Fahroni Arifin.
Wah, semoga secepatnya kita bisa merasakan kecanggihan 5G ya Ma!
Baca juga:
- IMS 2020: El Rumi Anak Maia Estianty Belajar Bisnis dari Irwan Musri
- IMS 2020: Jenahara dan Sadikyah Terapkan Konsep Hijrah pada Anak
- IMS 2020: Najwa Shihab Khawatir dengan Stigma pada Mama yang Bekerja
- IMS 2020: Erick Thohir Ungkap Karakter Dirinya yang Visioner
- IMS 2020: Nadiem Makarim Beberkan Cara Tumbuhkan Minat Baca pada Anak
- IMS 2020: Arief Muhammad Terapkan 3K Saat Mulai Jadi Content Creator