6 Fakta Antibiotik yang Harus Diketahui, Ingat Harus Dihabiskan!
Waspada dimulai dari Mama untuk keluarga Mama!
22 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pfizer Indonesia akan meluncurkan program untuk mengarahkan masyarakat akan penggunaan antibiotik yang diperlukan.
Program ini akan diberi nama “Victory: Menang itu Tuntas” dengan gerakan 2T, yaitu Tuntas Menentukan dan Tuntas Menggunakan.
Program ini diluncurkan karena adanya penggunaan antibiotik pada masyarakat yang tidak sesuai dengan yang seharusnya.
Mama mungkin tahu dan pernah mengonsumsi antibiotik sebagai obat. Tapi, apakah Mama tahu akibat dari penggunaan antibiotik yang salah?
Salah satu akibat yang ditimbulkan dari penggunaan yang salah adalah Resistensi Amikroba (AMR). Di sisi lain, AMR justru tergolong menjadi salah satu dari sepuluh ancaman kesehatan global yang paling berbahaya di dunia.
“Kenapa jadi problem nasional? Kita lihat, semakin kita menggunakan antibiotik, sebenarnya semakin kita kekurangan banyak karena antibiotiknya jadi resisten tidak bisa dipakai,” ujar Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI dalam virtual media briefing Kamis (10/6/2021) lalu.
Adapun cara mencegah peningkatan AMR yang semakin tinggi harus membutuhkan partisipasi masyarakat termasuk Mama dan Papa.
Maka dari itu, berikut fakta tentang antibiotik dan AMR yang sudah Popmama.com rangkum!
1. Antibiotik bukan untuk menyembuhkan virus
Perlu Mama ketahui bahwa penyakit ringan seperti batuk dan demam bukan disebabkan oleh infeksi bakteri, melainkan infeksi virus.
Penggunaan antibiotik untuk infeksi virus tidaklah tepat karena antibiotik ditujukan untuk infeksi bakteri. Beberapa contoh penyakit yang perlu mengonsumsi antibiotik adalah demam tifoid, meningitis, TBC, infeksi saluran cerna, dan sebagainya.
Jadi, Mama dapat menimbang apakah antibiotik benar-benar Mama perlukan.
2. Penggunaan antibiotik yang bijak
Pengendalian angka AMR membutuhkan kontribusi dari masyarakat termasuk Mama dan Papa juga!
Ada 5 cara yang sebenarnya dapat dilakukan terkait penggunaan antibiotik yang bijak. 5 Cara ini dapat disebut sebagai “5T”.
“T” yang pertama adalah tidak membeli antibiotik tanpa menggunakan resep dokter. Penggunaan antibiotik berdasarkan resep dokter telah disesuaikan dengan keperluan pengobatan, sedangkan yang membeli sendiri belum tentu sesuai.
“T” yang kedua adalah tidak menggunakan antibiotik selain infeksi bakteri, karena antibiotik hanya ditujukan pada infeksi bakteri bukan virus.
“T” yang ketiga adalah tidak menyimpan antibiotik dirumah. Poin ini selaras pada “T” yang keempat yaitu tidak memberi antibiotik sisa kepada orang lain.
Penggunaan antibiotik harus dihabiskan sekalipun ditengah konsumsi sudah merasa sembuh. Antibiotik tidak boleh disisakan untuk disimpan apalagi diberikan kepada orang lain. Dosis yang terdapat pada antibiotik adalah dosis yang cukup untuk satu kali pengobatan secara tuntas.
Mama dan Papa mungkin tidak terlalu paham tentang penggunaan antibiotik, maka dari itu butuh “T” yang terakhir, yaitu tanyakan pada apoteker terkait informasi obat antibiotik.
Editors' Pick
3. Beberapa kesalahan menggunakan antibiotik
Ada kesalahan-kesalahan dalam menggunakan antibiotik yang sering ditemukan, yaitu overuse dan misuse.
Overuse berarti menggunakan antibiotik dengan dosis yang tidak seharusnya.
Contoh overuse antibiotik yang ditemukan adalah penggunaan antibiotik yang terlalu lama disaat dosis yang dibutuhkan untuk 3 hari.
Contoh lainnya juga adalah penggunaan antibiotik yang sebenarnya sederhana, tetapi menggunakan antibiotik jenis generasi terbaru.
Selain itu ada misuse, yaitu penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau tidak seharusnya.
4. Antibiotik juga memiliki efek samping
Penggunaan antibiotik yang salah tentu saja menyebabkan efek samping yang buruk juga. Salah satu efek samping yang dapat terjadi adalah resistensi.
Resistensi Antimikroba berarti bakteri yang mungkin muncul itu tidak terpengaruh lagi oleh efek antibiotik.
Istilah yang digunakan adalah “superbugs” dimana bakteri tersebut menjadi kebal dengan antibiotik.
Hasilnya, bakteri tersebut tidak dapat diobati dan justru semakin memberikan jalan bagi bakteri untuk masuk ke tubuh kita.
Beberapa efek samping lainnya juga ada toksisitas yaitu gangguan ginjal dan hati, memengaruhi efek obat lain, serta gangguan kehamilan atau janin.
5. Resistensi dapat ditularkan oleh hewan
Penggunaan antibiotik juga bisa didapati pada pakan ternak. Ketika antibiotik yang dikonsumsi oleh para hewan ternak ini menyebabkan resistensi, maka dapat berdampak juga pada manusia. Saat hewan ternak diolah untuk dikonsumsi, secara tidak langsung dapat menularkan resistensi tersebut.
Maka dari itu, pencegahan AMR ini tidak hanya dilakukan oleh para dokter, tetapi juga seluruh masyarakat termasuk peternak.
6. Strategi pengendalian resistensi bersama!
Mama dapat turut serta dalam aksi pengendalian resistensi, lho!
Dapat dimulai dari hal yang sederhana yaitu mencucui tangan. Dengan mencuci tangan, Mama membantu mencegah penyebarannya.
Selain itu, Mama juga harus menggunakan antibiotik dengan bijak dan rasional agar dapat mencegah potensi resistensi.
Itulah 6 fakta tentang antibiotik yang perlu Mama ketahui! Mari kita sama-sama membantu pencegahan AMR di Indonesia ya, Ma!
Baca juga:
- Sebaiknya Tidak Dilakukan, Sebab 5 Kebiasaan Ini Bisa Menguras Energi
- Mudah Didapatkan, Inilah 5 Daftar Obat Alami untuk Sakit Perut
- 6 Penyebab Kram Kaki dan Bagaimana Cara Mengatasinya