Gangguan Mental Tokoh di Film Joker dan Bagaimana itu Terjadi
Menurut Popmama.com, Joker adalah sebuah film gambaran parahnya kondisi jiwa yang sakit
9 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Film yang masih diperbincangkan banyak orang, Joker, dinilai terlalu gelap dan membuat penontonnya menjadi tertekan. Adegan sadis di dalam film, dianggap keterlaluan dan membuat penonton tidak nyaman.
Sebenarnya, Joker yang dibintangi oleh Joaquin Phoenix dan Robert de Niro adalah film tentang gangguan kejiwaan dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi. Popmama.com melihat gangguan kepribadian dan kejiwaan ini muncul karena sebab dan akibat. Joker, dengan gamblang menceritakannya.
Hati-hati Ma, tulisan ini mengandung spoiller. Untuk yang belum menonton dan penasaran, boleh saja membaca jika ingin memahami karakter tokohnya. Yuk, simak masalah kejiwaan apa saja yang terjadi di dalam tokoh film karya sutradara Todd Phillips ini.
Editors' Pick
Gangguan Schizoprenia
Ada adegan dimana Arthur digambarkan sedang berkonsultasi dengan petugas kesehatan. Ia mengungkapkan telah meminum 7 macam obat dan meminta tambahan dosis agar pikiran buruk tidak muncul di kepalanya.
Arthur juga mengungkapkan bahwa ia lebih suka dikurung di rumah sakit daripada ada di luar dan tidak mengetahui apa yang diinginkannya.
Gejala schizoprenia jelas di dalam adegan ini.
Schizoprenia adalah gangguan kejiwaan dimana penderitanya tidak bisa berpikir dengan jernih. Ia tidak bisa membedakan kejadian nyata dan khayalan, tidak punya kemampuan berpikir, mengingat, atau memahami masalah.
Di film, digambarkan bahwa Penny Fleck, ibu Arthur mengalami gangguan ini. Arthur kemudian mengalaminya juga.
Jika menonton dengan cermat, Mama bisa menemukan tanda-tanda gangguan ini yaitu:
- Halusinasi yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata,
- delusi atau kepercayaan tertentu yang sangat kuat dan salah. Di dalam film, digambarkan betapa Penny yakin bahwa Thomas Wayne mencintainya,
- pikiran kacau dan komunikasi yang membingungkan,
- sulit berkonsentrasi,
- melakukan gerakan berulang-ulang, seperti gerakan menggoyangkan kaki yang dilakukan Arthur Fleck.
Selain disebabkan oleh genetik atau keturunan jika keluarga inti mengalami gangguan ini, schizoprenia bisa terjadi karena:
- Gangguan kimiawi otak yaitu ketidakseimbangan hormon serotonin dan dopamin,
- paparan obat berbahaya seperti narkotika,
- masalah kesehatan seperti infeksi virus, kekurangan nutrisi sejak dalam kandungan, cedera otak, trauma kejiwaan.
Arthur mungkin saja mengalami schizoprenia karena cedera otak karena sejak kecil ia disiksa ibunya.
Psedobulbar Affect (PBA)
Pseudobulbar affect (PBA) adalah masalah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya tidak bisa mengendalikan emosinya. Ia bisa menangis atau tertawa di dalam situasi yang tidak tepat dan kadang bertentangan dengan kondisi emosi yang sebenarnya. Misalnya, Arthur tertawa terbahak ketika ia ketakutan.
Arthur Fleck digambarkan sebagai seorang badut panggilan dan ia bercita-cita menjadi pelawak. Jadi, wajar jika ia suka tertawa ya? Namun, ia ternyata tidka bisa mengendalikan dirinya saat tertawa. Sedih, takut, marah, dan senang ia akan tertawa tanpa terkendali.
Ada satu adegan saat ia tertawa terbahak tanpa sebab, Arthur mengeluarkan kartu keterangan tentang kondisi mentalnya.
PBA bisa disebabkan oleh cedera otak atau kerusakan syaraf tertentu.
PBA bisa dikendalikan dengan obat-obat yang mengendalikan kerja syaraf. Salah satu hal yang bisa meredakan gejala PBA adalah dukungan dari lingkungan terhadap penderitanya.