Jelajah Gizi Kuliner Legendaris Kota Solo, Ada Resep Kerajaan Mataram!
Kota Solo terkenal dengan makanan-makanan lezat. Ada yang sudah dikelola oleh generasi ke-4!
19 Agustus 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Resep turun temurun dan usaha keluarga yang bertradisi menjadi kekuatan kuliner klasik dari Surakarta atau Kota Solo.
Meski sudah diturunkan oleh generasi penerus, resep dapur makanan-makanan klasik ini tidak berubah.
Keberlanjutan ini yang membuat kuliner Kota Solo menjadi legenda di kalangan pelanggannya. Ketika resep diturunkan ke generasi pengusaha makanan, cerita kelezatannya juga menurun dikalangan pelanggannya.
Popmama.com bersama Danone Indonesia dan Citilink mengunjungi beberapa tempat makan legendaris Kota Solo ini.
Dalam rangkaian acara yang diberi judul Jelajah Gizi, Popmama.com juga mengulik bahan-bahan makanan beserta kandungan gizinya.
Tempat makan legendaris yang dikunjungi antara lain:
1. Serabi Notosuman Ny. Lidia yang dikelola generasi ke-4
Notosuman adalah nama sepenggal jalan di Kota Solo. Di tempat inilah serabi Notosuman lahir. Kini jalan yang berganti nama menjadi Jalan Ahmad Yamin itu terdapat beberapa penjual serabi.
Mereka semua adalah keturunan Hoo Geng Hok dan Tan Giok Lan yang mulai berjualan serabi sejak tahun 1932. Ada toko terbesar yaitu Serabi Notosuman Ny. Handayani dan Serabi Notosuman Ny. Lidia.
Kakak beradik ini memiliki resep serabi yang sama warisan orangtuanya. Hanya warna kertas pembungkusnya yang membedakan. Serabi Ny. Lidia dibungkus kertas berwarna hijau, sedangkan Ny. handayani dibungkus kertas warna oranye.
Serabi adalah kue berbahan dasar tepung beras, gula, dan santan. Adonan dipanggang di atas mangkuk ceper tanah liat dengan bara kompor. Hanya dua rasa yang dijual yaitu original dan cokelat yang membedakan hanyalah bubuhan meses di atas serabi.
Serabi Notosuman memiliki tektur lembut dan manis. Serabi ini juga memiliki ciri khas yaitu digulung daun pisang saat disajikan.
Popmama.com mengunjungi toko Serabi Notosuman Ny. Lidia di acara Jelajah Gizi Danone Indonesia dan Citilink.
Yohanes Krismanto, generasi keempat Serabi Notosuman menjelaskan bahwa untuk mempertahankan cita rasa warisan nenek moyangnya, hingga kini serabi buatannya hanya memakai tepung dari beras jenis cendani yang ditumbuk sendiri.
Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, mengatakan serabi adalah makanan yang bisa menyumbangkan energi dengan segera karena kandungan karbohidrat yang cukup tinggi.
“Serabi seringkali menjadi camilan. Ini baik jika dimakan dalam jumlah yang terkontrol karena kalorinya cukup tinggi,” kata Ahmad Sulaeman.
Editors' Pick
2. Tengkleng dan Sate Kambing Pak Manto dipimpin generasi ke-2
Pak Manto alias Sumanto adalah pengusaha kuliner legendaris di Kota Solo. Sejak tahun 1990, Pak Manto mengolah daging kambing dan iga kambing untuk menjadi sate, rica, dan tengkleng.
Warung Pak Manto di Jalan Honggowongso, Solo terkenal hingga kini bahkan sudah memiliki lebih dari 50 cabang di seluruh Indonesia.
Novita, anak pertama Pak Manto menjadi penerus setelah ayahnya meninggal.
Ia mengatakan bahwa dalam sehari, ratusan kilo daging kambing diolah di dapurnya untuk semua pengunjung.
Menu unggulannya selain sate kambing adalah tengkleng kuah santan kuning, tengkleng bumbu rica, sate buntal, dan oseng sumsum.
Ahmad Sulaeman mengatakan bahwa olahan daging kambing baik sebagai sumber protein. Protein tinggi dari daging dan sumsum lebih mudah diserap oleh tubuh. Selain sebagai sumber protein, daging dan sumsum juga memberikan asupan zat besi.
“Untuk terapi kesehatan, daging sangat baik dimakan. Namun, tentu saja, pengolahannya harus tepat. Daging harus benar-benar matang untuk menghindari kontaminasi bakteri di daging termakan,” kata Ahmad Sulaeman.