Waspada! Media Sosial Sumber Stres Mama Milenial
Banyak mama milenial, menurut penelitian psikolog, menjadi depresi gara-gara media sosial
24 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berdasarkan survei online yang dilakukan oleh Popmama.com, diketahui bahwa 83 persen mama usia milenial (20-35 tahun) membagikan perjalanan hidupnya melalui media sosial.
Berbagi di media sosial ini, ada dampak positif dan negatifnya lho!
Menurut Liza Marielly Djaprie, psikolog dari Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta, banyak mama menjadi depresi karena media sosial.
Bagaimana hal ini bisa terjadi?
1. Media sosial bikin Mama milenial gampang stres
Liza mengungkapkan bahwa tingkat stres yang dialami mama masa kini semakin meningkat. Mama, malah lebih stres dibandingkan Papa.
“Dari penelitian ditemukan bahwa tingkat stres pada ibu masa kini mencapai lebih dari 50 persen. Ini jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat stres pada pria yang angkanya 39 persen,” kata Liza di acara peluncuran kampanye #Senangnyajadiibu yang diadakan Mothercare Indonesia.
Beban stres terbesar adalah tekanan psikis karena Mama ingin anak-anak mereka menjadi orang yang berhasil. Isu tentang pendidikan untuk anak menduduki peringkat stres utama.
Sumber stres yang utama, menurut Liza adalah dari media sosial.
Liza bilang, mudahnya para mama berbagi tentang kehidupan mereka di media sosial membuat mama milenial menjadi takut tidak berhasil mendidik anaknya.
Baca juga: 6 Alasan Kenapa Mama Lebih Mudah Stres
Editors' Pick
2. Postingan teman membuat mama milenial banyak baper
Di media sosial, Liza mengingatkan, orang memilih membagikan kehidupan baik dan sempurna milik mereka.
Ini menyebabkan banyak mama milenial menjadi baper.
“Mereka melihat anak orang lain sudah bisa ini, bisa itu, sekolah disini atau disitu, liburan ke tempat seru, dan lain-lain. Para mama yang tidak mencapai hal seperti gambaran postingan orang lain itu bisa baper. Merasa tidak berdaya dan lemah,” kata Liza.
Liza menegaskan bahwa media sosial hanya menampilkan hasil dari sebuah pencapaian namun tidak menunjukan proses untuk mencapai hal tersebut.
“Inilah yang tidak banyak disadari bahwa untuk mencapai suatu hal, mungkin mama tersebut melakukan banyak perjuangan dan pengorbanan,” kata Liza.
3. Komentar teman membuat tak percaya diri
Karena merasa tidak berdaya, mama milenial yang hobi membanding-bandingkan kehidupannya dengan orang lain, lebih tidak percaya diri dan kemudian melakukan banyak hal tidak masuk akal hanya demi postingan bagus, dan akhirnya frustrasi.
Tidak hanya karena postingan teman, membaca komentar orang lain di akun media sosial sendiri bisa bikin Mama kehilangan kepercayaan diri.
Misalnya, kata Liza, jika Mama berbagi tentang pencapaian anaknya yang sedang belajar berjalan, kemudian mendapat komentar negatif, maka Mama bisa merasa tidak puas dan malah menjadi kehilangan kepercayaan diri.
Baca juga: Penelitian: Ukuran Pupil Mata Bisa Menunjukkan Kadar Stres Mama
4. Media sosial membuat mama milenial kehilangan fokus
Kehilangan kepercayaan diri membuat Mama tidak fokus pada masalah penting di kehidupannya. Mama yang terlalu “mendengar” kata netizen, menurut Liza, bisa dipastikan menjadi kehilangan fokus.
Misalnya, Mama seharusnya fokus memberikan makanan bergizi kepada anaknya, namun karena terpengaruh komentar teman yang mengatakan makanan buatan mama terlihat tidak enak, Mama kemudian tidak memberikan makanan sehat itu.
Tidak hanya memengaruhi pola asuh mama, media sosial juga memengaruhi pola hubungan interaksi dengan suami mama. Rasa frustrasi, marah, baper, kesal, tidak percaya diri yang dirasakan karena terlalu “percaya” media sosial, bisa memicu pertengkaran dengan pasangan.
“Karena rasa tidak puas yang muncul, bisa membuat hubungan antara suami dan istri juga terdampak. Misalnya Mama menuntut suami melakukan hal-hal yang tidak lazim demi memenuhi kebutuhan postingan di media sosial.
Jadikan Inspirasi Bukan Kompetisi
Media sosial sebenarnya baik. Mama bisa mendapat banyak inspirasi dari postingan orang lain. Menurut Liza ini bisa dilakukan dengan cara:
- Menyaring informasi yang dibaca,
- memilih akun positif yang inspiratif sebagai akun untuk diikuti,
- menebalkan telinga dan mata dari komentar orang lain,
- melatih kepercayaan diri,
- sesekali puasa membuka media sosial,
- membicarakan dan menguatkan tujuan dan fokus hidup dengan pasangan,
- melatih diri sendiri dan pasangan untuk menyelesaikan masalah batin masing-masing,
- mempercayai bahwa setiap anak memiliki waktu tumbuhnya sendiri sehingga tidak valid membandingkannya dengan anak orang lain.
Baca juga:
- 7 tips bijaksana dalam menggunakan media sosial
- Bahaya yang mengintai saat Mama membuat posting foto anak di media sosial
- Alasan mengapa pasangan tidak bahagia sering posting foto mesra di media sosial
- Cara mengatasi suami yang kecanduan media sosial