Pemerintah Australia Larang Warga ke Bali karena Japanese Encephalitis
Infeksi virus yang menyerang otak ini sangat mematikan!
15 November 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemerintah Australia melarang warganya, terutama yang membawa anak kecil bepergian ke Bali. Peringatan bepergian ini karena serangan virus Japanese Encephalitis (JE) yang mewabah di Bali.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Bali membantah terjadinya wabah.
Bagaimana fakta sebenarnya? Popmama.com merangkumnya untuk Mama.
1. Pemerintah Australia melaporkan kasus JE
Dua situs berita dari Australia, news.com.au dan dailymail.co.uk menulis bahwa Pemerintah Australia melarang warganya ke Bali karena wabah JE.
Pemerintah Australia menghimbau warganya yang harus ada di Bali untuk mengamankan diri mereka.
“Warga dihimbau untuk tinggal di daerah sejuk dan bersih. Mereka dilarang melakukan aktivitas di wilayah yang kotor, misalnya peternakan,” tulis news.com.au.
Australia menjadi sangat khawatir karena Bali dikenal sebagai tujuan wisata dan bisnis oleh banyak warga Australia.
Editors' Pick
2. Bantahan Pemerintah Indonesia
Pemerintah Indonesia, melalui Kepala Dinas Kesehatan Bali, Ketut Suarjaya, membantah terjadinya wabah. Bahkan menurutnya, tidak ada sama sekali pasien JE di Bali sejak bulan April 2018.
“Saya menjamin bahwa Bali bebas dari JE sejak April lalu,” tegas Suarjaya.
Menurutnya, JE telah dicegah melalui vaksinasi besar-besaran terhadap anak-anak usia 9 bulan-15 tahun. “Sudah 960.000 anak divaksinasi JE. Sejak itu tidak ditemukan satu pun kasus JE yang silaporkan,” kata Suarjaya.
Sebelumnya, memang terdeteksi kasus JE di Bali. Tahun 2014 ada 2 kasus, tahun 2015 sebanyak 22 kasus, dan 17 kasus pada tahun 2016.
Hingga April 2018, ada 116 kasus terduga JE dan hanya 1 yang benar-benar terbukti JE. “Itu pun tidak fatal. Penderitanya sembuh,” kata Suarjaya.
“Sampai saat ini tidak ada lagi kasus JE ditemukan,” kata Dewa Kresna, juru bicara RSUD Sanglah, Denpasar, Bali.