Sedotan Kertas: Benarkah Ramah Lingkungan dan Aman untuk Kesehatan?
Umumnya sedotan dibuat dari plastik, namun kini banyak orang menggantinya dengan bahan yang lain
24 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan hidup semakin meningkat. Kini, banyak perusahaan multinasional yang menggaungkan sustainability alias keberlanjutan.
Intinya, mereka ingin menunjukan tanggung jawab kepada Bumi dengan membuat program pengelolaan limbah efek dari produk mereka. Di industri makanan dan minuman, sampah plastik adalah isu utama. Plastik, memang banyak digunakan sebagai kemasan atau alat pelengkap produk.
Terkait isu tersebut, produsen susu Frisian Flag Indonesia (FFI) mengganti sedotan plastik dengan sedotan kertas.
Berdasarkan perhitungan mereka, sampah plastik bisa dikurangi hingga 10 ton dalam setahun dengan penggunaan sedotan kertas ini.
Belum semua produk memakai sedotan kertas, saat ini baru susu UHT Purefarm varian low fat (rendah lemak) rasa Belgian Chocolate, French Vanilla dan Californian Strawberry, ukuran 225 ml, yang memakai sedotan kertas.
Pada kemasan susu ini, sedotan kertas masih dibungkus dengan plastik untuk menjaga kebersihannya. Uniknya, ada petunjuk penggunaan sedotan kertas ini pada kemasan plastiknya. Tertulis bahwa sedotan kertas ini untuk mengurangi plastik; sedotan ini tidak boleh digigit, dikunyah, atau ditelan; dan konsumsi bagi anak usia 6 tahun ke bawah harus di bawah pengawasan orangtua.
Sedotan kertas untuk minuman kemasan memang belum banyak dipakai, namun Mama harus mulai membiasakan diri. Apalagi Mama Millennial menjadi target untuk menjadi agen perubahan perilaku masyarakat yang lebih peduli gizi dan kelestarian Bumi.
Karena menjadi hal baru, Mama perlu tahu beberapa hal mengenai sedotan kertas yang dipakai oleh produk ini. Apakah benar lebih aman untuk lingkungan dan kesehatan? Yuk, simak bareng Popmama.com.
1. Sedotan kertas mudah menjadi lembek dan lunak jika terkena cairan, amankah jika tertelan?
Pada kemasan susu ini, sedotan kertas masih dibungkus dengan plastik untuk menjaga kebersihannya.
Uniknya, ada petunjuk penggunaan sedotan kertas ini pada kemasan plastiknya. Tertulis bahwa sedotan kertas ini untuk mengurangi plastik; sedotan ini tidak boleh digigit, dikunyah, atau ditelan; dan konsumsi bagi anak usia 6 tahun ke bawah harus di bawah pengawasan orangtua.
Namanya juga kertas yang lebih menyerap cairan, maka sedotan kertas akan mudah menjadi lembek dan lunak ketika sudah berada beberapa lama di dalam susu.
Ketika menjadi lembek, sedotan menjadi lunak dan rentan mampet karena kertas mengembang dan menutup lubangnya. Ketika melunak dan lembek, sedotan kertas rentan tertelan. Tentu saja, hal ini sebaiknya dicegah.
Jadi, rekomendasinya, jika menggunakan sedotan kertas maka minuman harus segera dihabiskan.
FFI telah melakukan serangkaian tes yang hasilnya menunjukkan bahwa sedotan kertas cukup kuat/tahan digunakan untuk menghabiskan susu cair dalam kemasan dalam durasi normal.
Hasil tes menunjukkan bahwa sedotan kertas di produk mereka bisa berfungsi dengan normal sampai dengan 60 menit di suhu ruang atau 4 jam di suhu dingin (sekitar 4 derajat Celsius).
2. Meskipun dari bahan aman, sedotan kertas tidak untuk dikunyah. Mengapa?
Sedotan kertas memang tidak untuk digigit, dikunyah, apalagi ditelan. Fungsi dari sedotan kertas adalah sebagai sarana untuk meminum susu yang ada di dalam kemasan, namun karena mudah menyerap cairan dan lunak, mungkin saja tertelan. Itu sebabnya, tertera peringatan pengawasan untuk orangtua dengan anak usia 6 tahun ke bawah.
“Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi konsumen, sedotan kertas yang kami produksi telah melalui uji pangan, food grade certified dan bebas gluten alergen. Material yang dipilih menggunakan bahan yang ramah lingkungan, dapat didaur ulang (recylceable) dan telah mendapat sertifikasi FSC (Forest Stewardship Council) dengan syarat dan spesifikasi teknis yang sangat ketat,” jelas Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro.
Jadi, meski aman jika tidak sengaja tertelan, tetap saja, sedotan tidak untuk dimakan ya!
Editors' Pick
3. Sedotan terasa kasar, apakah juga memengaruhi rasa minuman?
Mungkin Mama akan merasakan sensasi yang berbeda ketika memakai sedotan kertas. Teskturnya sedikit kasar, bukan licin seperti sedotan plastik. Selain itu, ketika terlalu lama berkontak dengan cairan (misalnya air liur) sedotan terasa lengket.
Namun tenang saja, rasa minuman bisa dijamin tidak akan berubah karena sensasi itu. Sensasi kasar dan lengket itu terjadi karena kertas yang dipakai untuk sedotan adalah kertas murni, tanpa pelapis yang bisa membuat licin namun berbahaya untuk lingkungan.
Menurut Andrew, “Ini adalah perubahan kecil demi dampak positif pada lingkungan. Melalui kampanye #JagaGiziJagaBumi, kami mengajak masyarakat untuk terus menjaga pemenuhan gizi harian, sekaligus menjaga kelestarian Bumi sehingga bisa ikut mengurangi hingga 10 ton limbah plastik per tahun,”
3. Sedotan kertas mudah bengkok dan sulit menembus aluminium foil lubang susu, apakah juga bisa bocor?
Sedotan kertas berbahan murni ini memang cenderung lebih rentan penyok dan mudah berkerut bengkok saat diupayakan menembus lubang susu. Mungkin, pada awalnya Mama harus menemukan cara mudah melubangi aluminium foil pada kemasan.
Namun, karena sifat kertas juga yang pori-porinya merapat ketika kena cairan, sedotan kertas tak mudah bocor, kecuali digigit.
Sedotan malah rawan mampet jika dibiarkan terlalu lama di dalam cairan. Makanya, perlu segera dihabiskan nih susunya, Ma!
4. Benarkah sedotan kertas lebih ramah lingkungan? Bukankah kertas berbahan kayu?
Sekarang, kita bahas apakah benar sedotan kertas lebih ramah lingkungan. Bukankah produksi kertas membutuhkan penebangan pohon?
Agar Mama yakin bahwa sedotan kertas ramah lingkungan, penjelasan dari FFI adalah sebagai berikut: kertas sedotan di produk berasal dari perkebunan yang dikelola secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sedotan kertas diproduksi di Indonesia untuk dipakai dalam lingkup lokal sehingga mencegah emisi karena perjalanan impor.
Dalam rencana, mereka akan secara bertahap mengganti sedotan plastik ke kertas pada semua produknya. Targetnya, pada tahun 2021, semua kemasan produk mereka akan 100% dapat didaur ulang.
Nah, jika Mama berpikir untuk mulai mencari sedotan kertas, perhatikan pula poin ramah lingkungan ini ya. Beberapa sedotan kertas mengandung pelapis plastik yang membuatnya lebih awet, tak mudah leleh dan penyok. Pilih yang aman ya Ma!
5. Demi kelestarian lingkungan, apakah ada alternatif lain dari sedotan kertas?
Tentu saja isu kelestarian lingkungan yang berkelanjutan menjadi fokus banyak pengusaha multinasional. Tidak hanya FFI yang mengupayakannya namun perusahaan lain berdasarkan produknya.
Dalam isu produksi susu kemasan UHT dan produk lain yang memakai kemasan sebagian besar plastik, pengusaha berkomitmen untuk mencari bahan yang mudah didaur ulang.
Berbagai strategi dilakukan, mengganti sedotan plastik hanya salah satunya. Bentuk inovasi lainnya masih dalam tahap penelitian dan uji coba.
Nah, sambil menunggu, bagaimana jika kita mulai langkah kecil ini? Yuk, beradaptasi dari sedotan plastik ke kertas.
Langkah kecil ini efeknya besar untuk masa depan. Mama pasti bisa menjadi bagian dari generasi milenial yang peduli lingkungan, kan?
Baca juga:
- 5 Dampak Buruk Kesehatan Jika Sering Minum Menggunakan Sedotan
- Yuk, Cintai Bumi dengan Melakukan Gerakan Tanpa Sedotan Plastik!
- Tak Sengaja Jatuh, Perempuan Ini Meninggal Tertusuk Sedotan Stainless