Adegan Bully di Drama The Glory Berdasarkan Kisah Nyata di Korea
Bikin miris dan terkejut, adegan perundungan di The Glory pernah terjadi di tahun 2006
9 Januari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
The Gloryadalah serial Netflix atau drama Korea yang rilis pada 30 Desember 2022 silam. Menggaet Song Hye Kyo sebagai tokoh utama, drama ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Moon Dong-eun yang kerap mendapat perundungan dari teman sekelasnya.
Diketahui, sejumlah siswa yang terlibat dalam merundungnya adalah Park Yeon-jin (Lim Ji-yeon), Jeon Jae-jun (Park Sung-hoon), Lee Sa-ra (Kim Hie-ora), Choi Hye-jeong (Cha Joo-young), dan Son Myeong-o (Kim Gun-woo).
Tak hanya disekap, tokoh yang diperankan Song Hye Kyo itu juga sering disiksa secara kejam. Teman-temannya tidak segan menempelkan pengeriting rambut yang menyala ke bagian tubuh Dong-eun.
Namun, tahukah kamu? Rupanya salah satu adegan bully di drakor The Glory diambil berdasarkan kisah nyata yang terjadi di Korea Selatan. Sukses bikin miris, yuk simak ulasan selengkapnya telah Popmama.com rangkum.
Editors' Pick
1. Adegan bully di The Glory dianggap terlalu kejam oleh penonton
Banyak penonton mengaku terkejut usai menyasikan adegan Moon Dong-eun versi muda (diperankan oleh Jung Jiso) yang dibully oleh teman sekolah menengahnya.
Selama adegan berlangsung, kelompok perundung terlihat membakar lengan Moon Dong-eun menggunakan pelurus rambut alias catokan.
Usai adegan ini ditayangkan, drama The Glory banyak menimbulkan perbincangan di antara penonton dan pengguna komunitas online.
Semuanya memuji kemampuan para artis membawakan akting mereka. Di sisi lain, penonton juga mengungkapkan keterkejutan mereka betapa kejamnya adegan tersebut.
2. Adegan bully menggunakan catokan rambut diangkat berdasarkan peristiwa nyata di tahun 2006
Namun siapa sangka? Rupanya adegan perundungan di drama The Glory diangkat berdasarkan kisah nyata yang terjadi di Cheongju tahun 2006 silam.
Saat itu, diceritakan seorang murid perempuan berinisial ‘J’ sedang bersekolah di sekolah menengah perempuan di Cheongju.
Pada saat itu, ia sering mendapat serangan dari sekelompok teman sekolah yang dipimpin oleh ‘K’. Dengan kejam, suatu hari ‘K’ membakar lengan ‘J’ menggunakan pelurus rambut.
Lalu, mencakar dada ‘J’ dengan jepit rambut serta mencuri uangnya karena ‘J’ datang terlambat saat ‘K’ memanggilnya. Sebagai tanggapan, akhirnya Distrik Cheongju mengeluarkan surat perintah atas penangkapan terhadap ‘K’.