Apakah Benar Gigi Berlubang Menyebabkan Kematian? Ini Kata Dokter!

Pentingnya untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut agar tidak menjadi sarang infeksi

20 Januari 2024

Apakah Benar Gigi Berlubang Menyebabkan Kematian Ini Kata Dokter
Freepik/Racool_studio

Belum lama ini, viral beredarnya sebuah berita yang membahas tentang masalah gigi berlubang. Berita tersebut menyebut bahwa seseorang meninggal akibat gigi berlubang yang tidak ditanganin dengan baik.

Hal tersebut mengundang tanda tanya di benak banyak orang, apakah benar gigi berlubang menyebabkan kematian?

Jangan sampai salah kaprah, berikut Popmama.com telah merangkum penjelasan dari dokter mengenai kaitan gigi berlubang dengan penyebab meninggal dunia.

Yuk, simak ulasan selengkapnya!

Editors' Pick

1. Gigi berlubang dibiarkan, apa yang akan terjadi?

1. Gigi berlubang dibiarkan, apa akan terjadi
Freepik/DCStudio

Gigi berlubang yang didiamkan dan tak kunjung ditanganin dapat membuat gigi menjadi ompong. Namun tak hanya itu, gigi berlubang yang tak diobati juga bisa meningkatkan risiko penyakit lain, bahkan berujung pada kematian.

drg. Usman Sumantri, MSc selaku Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia mulanya sempat terkejut dengan kabar adanya seseorang meninggal akibat gigi berlubang.

Bukan tanpa alasan, hal itu bisa terjadi karena fokal infeksi. Fokal infeksi itulah yang diduga menjadi awal mula berkembangnya infeksi dan menyerang pertahanan tubuh lain.

“Itu disebut fokal infeksi, jadi dia giginya berlubang, tidak dirawat, tidak diapa-apain, membentuk pertahanan tubuh untuk infeksi, jadi dia bernanah. Didiamkan, makanya bisa ke jantung dan ke mana-mana. Jadi, menyebabkan kematian, indirect to dead, jadi sifatnya bukan kematian langsung,” kata drg. Usman Sumantri, MSc dalam acara Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2023 bersama Pepsodent di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (12/9/2023).

drg. Usman Sumantri menyebut bahwa fokal infeksi bisa menyerang ke organ vital, seperti jantung dan ginjal. Itu sebabnya, dia menganjurkan kita untuk tidak mengangap sepele sakit gigi karena bisa memicu terjadinya penyakit lain.

“Itu semua bisa dicegah dengan ke dokter gigi 6 bulan sekali. Jangan sampai gigi berlubang itu bermasalah,” tambahnya.

2. Sakit gigi bisa berdampak buruk pada jantung dan ginjal

2. Sakit gigi bisa berdampak buruk jantung ginjal
Popmama.com/Sania Chandra

Prof. drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D selaku Ketua AFDOKGI sekaligus Dekan FKG UGM menuturkan bahwa gigi mati yang tidak ditangani bisa berdampak buruk pada kesehatan, salah satunya yakni infeksi virus.

“Kalau gigi berlubang, lalu menjadi gigi yang non vital atau sudah mati, maka itu akan menjadi fokal infeksi alias sumber infeksi karena isinya kuman,” papar Suryono.

Ketika tubuh dalam kondisi kelelahan atau imunitas menurun, maka infeksi dapat dengan mudah menyebar mengikuti pembuluh darah. Dari situ, bisa berakibat fatal ke organ tubuh bagian dalam.

“Jika dalam kondisi kelelahan atau imunitas menurun, maka dia (infeksi) akan menyebar mengikuti pembuluh darah kita, yang bisa ke jantung bisa ke ginjal dan seterusnya,” jelasnya.

3. Penyandang diabetes melitus sangat rentan terhadap masalah kesehatan gigi

3. Penyandang diabetes melitus sangat rentan terhadap masalah kesehatan gigi
Freepik/prostooleh

Beberapa studi menyebut adanya hubungan antara penyakit sistemik dengan kondisi kesehatan gigi dan mulut. Contohnya seperti penyakit diabetes melitus yang bisa terlihat dari perspektif rongga mulut.

Seseorang yang memiliki kadar gula tinggi biasanya memiliki ciri-ciri, seperti gigi goyang dan bau napas layaknya aseton (pembersih kutek).

“Sebagai contoh diabetes melitus, salah satu yang bisa kita lihat dari persepktif rongga mulut kita. Orang yang kadar gulanya tinggi itu biasanya memiliiki salah satu cirinya adalah terjadi kegoyangan gigi. Kedua, bau napasnya cenderung kayak aseton atau pembersih kutek,” jelas Suryono.

Terdapat hubungan timbal balik antara kondisi kesehatan mulut dengan tingkat gula darah. Kondisi kebersihan mulut yang kurang terjaga akan memicu zat-zat inflamasi, sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan kadar gula darah.

“Saat kondisi kebersihan mulut jelek, itu akan memacu zat zat inflamasi, sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan kadar gula darah. Begitu juga sebaliknya, di saat kadar gula darah bisa dikenadlikan, makanya gigi yang tadinya goyang, bisa pulih kembali,” lanjutnya.

Semoga informasi ini bisa menjadi ilmu baru bagi Mama agar lebih aware terhadap kesehatan gigi dan mulut, ya.

Baca juga:

The Latest