Ekslusif: Cara Membaca Informasi Nilai Gizi pada Label Kemasan Makanan

Ketahui cara mudah membaca informasi nilai gizi untuk membuat pilihan makanan yang lebih sehat

12 Oktober 2023

Ekslusif Cara Membaca Informasi Nilai Gizi Label Kemasan Makanan
Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Infromasi nilai gizi merupakan label kemasan makanan atau minuman yang mencantumkan kandungan gizi produknya. Keterangan pada label dapat sangat bermanfaat bagi seseorang yang tengah diet atau membatasi asupan kalori.

Mengingat banyaknya kandungan nilai gizi pada label, tak heran membuat sejumlah orang merasa kesulitan ketika membacanya.

Menyadari kekhawatiran banyak orang, kali ini podcast Popmama Talk episode 4 turut mengundang dr. Liliana, Sp. G.K selaku Spesialis Gizi Klinik RS Pondok Indah - Pondok Indah.

Bersama dr. Liliana, Popmama.com siap membahas tentang cara membaca informasi nilai gizi pada label kemasan makanan.

Yuk, simak informasi selengkapnya!

1. Kandungan lemak perlu diperhatikan, khususnya bagi yang sedang diet

1. Kandungan lemak perlu diperhatikan, khusus bagi sedang diet
YouTube.com/POPMAMA

Pada dasarnya, informasi nilai gizi suatu produk berdasarkan pada satu kali penyajian. Jika kamu mengonsumsi produk tersebut lebih dari satu kali, maka jumlah asupan nutrisi yang ada di dalam produk akan lebih tinggi.

Sebagai contoh, satu produk susu full cream dalam bentuk 250 ml mengandung 120 kalori. Itu berarti, sekali minum susu tersebut maka sama saja memasukkkan 120 kalori ke dalam tubuh.

Selain itu, kamu juga perlu memerhatikan kandungan lemak total yang tercantum pada kemasan produk. Lemak bisa dibagi menjadi dua, ada lemak jenuh dan tidak jenuh.

Setidaknya kamu perlu tahu produk yang ingin dikonsumsi lebih cenderung banyak kandungan lemak jenuh atau tidak jenuh karena dapat berpengaruh pada diet.

“Lemak itu bisa dijabarin lagi ada lemak jenuh dan tidak jenuh. Pada produk ditulisnya lemak jenuh 3 gr itu berarti setengah dari lemak 6 gr mengandung lemak jenuh. Nah, untuk menurunkan berat badan harusnya konsumsi lemak jenuh perlu seminimal mungkin. Untuk kesehatan sehari-hari kalau bisa lemak jenuh itu kurang dari 7 persen,” ungkap dr. Liliana dalam Podcast Popmama Talk episode 4. 

Editors' Pick

2. Laktosa juga termasuk bagian dari gula alami

2. Laktosa juga termasuk bagian dari gula alami
Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Umumnya, produk susu full cream sudah terasa gurih dan enak. Sehingga, tidak memerlukan gula tambahan sebagai pemanis. Gula tersebut berasal dari laktosa dalam bentuk karbo, berbeda dengan jenis sukrosa.

“Laktosa itu sudah ada gulanya (pemanis) yang berasal dari sapi. Beda halnya dengan sukrosa yang berarti asalnya dari gula pasir, gula tebu, atau gula aren. Susu full cream biasanya tidak ada tambahan gula pasir lagi, jadi dia alami manisnya dari susu sapi,” ungkap dr. Liliana.

3. Susu UHT tidak memerlukan kandungan natrium yang tinggi

3. Susu UHT tidak memerlukan kandungan natrium tinggi
Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Menurut dr. Liliana, susu UHT sebaiknya tidak mengandung natrium yang tinggi karena produknya bukan termasuk minuman kemasan yang diperuntukkan jangka lama.

“Untuk susu UHT sebaiknya tidak perlu tambahan garam yang tinggi karena produknya harusnya sudah dipasteurisasi jadi aman. Dia bukan produk yang harus dikemas dalam jangka 10 tahun atau 5 tahun. Jadi, harusnya tidak ada tambahan garam lagi, berbeda dengan susu kaleng,” ungkap dr. Liliana.

4. Meski termasuk camilan diet, perlu diperhatikan kandungan lemaknya

4. Meski termasuk camilan diet, perlu diperhatikan kandungan lemaknya
YouTube.com/POPMAMA

Selain mengupas tuntas tentang kandungan gizi produk minuman, dr. Liliana juga membahas soal label nutrisi yang ada di salah satu produk camilan. Dikatakan camilan tersebut mempunyai berat bersih 28 gr dengan total energi memuat 150 kalori.

Bagi Mama dan Papa yang memiliki masalah dengan kolesterol, penting untuk memerhatikan kandungan kolesterol yang ada di dalam suatu produk.

“Kolesterol produk ini ada 15 ml. Nah, buat yang ada masalah kolesterol berarti makanan kemasan seperti ini harus diperhatikan dahulu,” jelas dr. Liliana.

Meski termasuk snack diet, perlu juga memerhatikan kandungan lemak jenuh yang terdapat di dalamnya, “Kandungan lemak jenuh ada 6 gr. Kalau ingin diet, kita harus perhatikan ini tetap ada lho lemak jenuh di dalam kemasan,” tambahnya.

Tak hanya itu, perhatikan pula total gula yang ada di dalam produk. dr. Liliana mengatakan bahwa kandungan gula 2 gr di dalam produk masih aman dikonsumsi bagi mereka yang punya masalah gula darah namu belum sampai tahap diabetes.

“Di sini ada gula 2 gr artinya kalau ada yang punya masalah gula darah dengan catatan belum sampai tahap diabetes, sebenernya masih bisa dimakan tapi cukup sekali saja sehari. Daro Kementerian Kesehatan sudah dianjurkan jangan lewat 50 gr gula. Jadi, 2 gr masih cukup buat kita,” ungkapnya.

5. Hindari produk makanan yang kandungan natrium terlalu tinggi

5. Hindari produk makanan kandungan natrium terlalu tinggi
Popmama.com/Krisnaji Iswandani

Pada makanan kemasan, kamu juga perlu memerhatikan kandungan garam di dalam produk tersebut. dr. Liliana menyarankan kita untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan garam di bawah 2400 ml yang setara dengan 1 sendok teh garam.

Itu berarti, produk makanan yang mengandung garam mencapai 105 ml masih diperbolehkan. Namun, cukup sebagai snack yang dikonsumsi sekali saja, tidak lebih dari itu.  

“Dalam keseharian itu kita kalau bisa di bawah 2400 ml garam yang setara dengan 1 sendok the. Kandungan garam pada produk ini 105 ml, bukab berarti tidak boleh, tapi sebaiknya sebagai selingan atau snack saja. Disarankan tidak makan lebih dari dua karena kita harus hati-hati dengan kandungan natrium atau gula,” ujar dr. Liliana.

Untuk makanan sehari-hari, dr. Liliana mengajurkan kita untuk senantiasa memerhatikan kandungan lemak, terutama bagi kamu yang sedang menjalani proses diet.

Pasalnya, terkadang ada produk yang gulanya sedikit, namun kandungan lemaknya cukup tinggi. Kemudian, ada pula produk non fat yang tidak ada lemaknya namun gulanya terbilang tinggi.

“Intinya, harus pertimbangkan protein, karbo, atau lemaknya. Tergantung pada kondisi tubuh masing-masing,” pungkasnya.

Nah, demikian ulasan seputar cara membaca informasi nilai gizi pada label kemasan makanan. Semoga bisa jadi ilmu baru, ya!

PODCAST POPMAMA TALK EP.4
dr. Liliana, Sp. G. K

Editor in Chief - Sandra Ratnasari 
Senior Editor - Novy Agrina
Editor - Onic Metheany
Host - Novy Agrina
Reporter - Putri Syifa Nurfadilah, Sania Chandra Nurfitriana
Social Media - Irma Erdiyanti
Design - Aristika Medinasari
Photographer - Krisnaji Iswandani
Videographer - Krisnaji Iswandani & Hari Firmanto
Stylist - Putri Syifa Nurfadilah
Makeup Artist -  Putri Syifa Nurfadilah
Wardrobe - NASL by Nagita Slavina

Baca juga:

Popmama Star

The Latest