IMGS 2024: Najwa Shihab dan Retno Marsudi Cerita Pengalaman Diremehkan

Najwa Shihab dan Retno Marsudi ungkap pernah direndahkan di tempat kerja karena masalah gender

23 Oktober 2024

IMGS 2024 Najwa Shihab Retno Marsudi Cerita Pengalaman Diremehkan
Popmama.com/Sania Chandra

Isu kesetaraan gender memang sudah digaungkan di mana-mana. Namun, faktanya masih banyak perempuan di luar sana yang mendapat diskriminasi karena dinilai tidak setara dengan laki-laki.

Bahkan, Najwa Shihab dan Retno Marsudi pernah melewati pengalaman kurang mengenakkan di tempat kerja, hanya karena mereka perempuan yang bekerja di profesi maskulin. 

Untuk pembahasan selengkapnya, berikut Popmama.com siap membahas lebih lanjut momen Najwa Shihab dan Retno Marsudi cerita pengalaman pernah diremehkan di tempat kerja. 

1. Retno Marsudi ungkap dulunya diplomat perempuan hanya berjumlah 10 persen

1. Retno Marsudi ungkap dulu diplomat perempuan ha berjumlah 10 persen
Popmama.com/Sania Chandra

Retno Marsudi merupakan sosok berpengaruh di Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia periode 2014-2019 dan 2019-2024. 

Berkecimpung di dunia diplomat sejak tahun 1986, Retno pernah melewati fase di mana minimnya sosok perempuan dalam bidang ini. Itu bisa terjadi karena diplomat mendapat stigma sebagai profesi maskulin yang hanya mampu dijalankan laki-laki. 

“Dulunya dunia diplomat hanya diisi perempuan sebanyak 10 persen. Sekarang mengalami peningkatan menjadi 50:50 antara perempuan dan laki-laki,” ungkap Retno Marsudi dalam sesiHer Voice, Her Impact: Stories of Courage and Resilience’ pada acara Indonesia Millennial & Gen-Z Summit (IMGS) 2024 di The Tribrata Darmawangsa Jakarta, Rabu (23/10/2024). 

Beruntung, kini keberadaan perempuan sudah semakin dianggap, termasuk di bidang diplomat. Perempuan diplomat di Kementerian Luar Negeri RI jumlahnya semakin bertambah. 

“Di beberapa titik sudah ada kebiasaan baru yang menempatkan perempuan sama, karena terbukti juga pengalaman para senior laki-laki yang mengatakan kalau perempuan itu lebih loyal dan pekerja keras sekali,” tambahnya. 

Editors' Pick

2. Mendapat tekanan dan ancaman karena risiko pekerjaan

2. Mendapat tekanan ancaman karena risiko pekerjaan
Popmama.com/Sania Chandra

Selama 10 tahun menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno mengaku hampir setiap hari dirinya mendapatkan tekanan dan ancaman karena risiko pekerjaan. 

“Selama 10 tahun terakhir, hampir setiap hari atau bahkan setiap jam saya mendapat tekanan. Itu terjadi karena saya menangani isu konflik dan perdamaian, sehingga cukup keras sekali tekanannya,” kata Retno Marsudi. 

Di tengah ancaman yang menyerang, ada satu prinsip kuat yang dipegang erat oleh Retno. Menurutnya, kita sebagai manusia harus menjalankan apa yang benar serta memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. 

“Ada satu prinsip yang saya pegang bahwa kita harus menjalankan apa yang benar. Kita harus bertahan untuk memperjuangkan justice and humanity. Kalau tidak ada yang membicarakan keadilan dan kemanusiaan, kita sebagai manusia mau dibawa ke mana?” lanjutnya. 

3. Najwa Shihab ungkap jurnalis perempuan sering kali diremehkan kemampuannya

3. Najwa Shihab ungkap jurnalis perempuan sering kali diremehkan kemampuannya
Popmama.com/Sania Chandra

Berkecimpung di dunia jurnalis, Najwa Shihab nyatanya pernah melewati pengalaman kurang mengenakkan saat bekerja. Ketika masih berada di tahun awal sebagai jurnalis, ia pernah mengalami pelecehan verbal dari salah seorang politisi. 

“Saya pernah dipanggil sayang oleh salah seorang politisi. Saat itu saya masih di tahun awal sebagai jurnalis, sekitar 25 tahun lalu,” cerita Najwa Shihab. 

Menurut Najwa sendiri, kedudukan perempuan masih sering dianggap remeh, termasuk dalam bidang pekerjaan. Contohnya, dalam dunia jurnalis, ada stereotip yang menganggap bahwa jurnalis perempuan lebih banyak mengandalkan penampilan, dibanding intelektual. 

“Saya merasa isu mengenai gender perempuan rasanya belum banyak berubah sampai sekarang. Di jurnalis, ada stereotip sering kali perempuan dianggap mengandalkan penampilan dibanding intelektual. Jurnalis perempuan juga dianggap hanya bisa liputan yang mudah, tidak bisa yang berat. Karenanya, perempuan harus dua kali membuktikan dirinya bisa agar dianggap dapat melakukan pekerjaan seperti laki-laki,” ungkap Najwa Shihab. 

Ancaman yang dihadapi perempuan di tempat kerja tidak hanya terjadi secara langsung, tetapi juga online. Najwa Shihab membeberkan bahwa intimidasi online paling sering terjadi pada para perempuan. 

“Intimidasi online paling sering terjadi, khususnya pada jurnalis perempuan. Data UNESCO menyebutkan bahwa perempuan sering mendapat ancaman yang berkaitan dengan pekerjaan mereka,” ujarnya. 

4. Perempuan dituntut menjalani multiperan

4. Perempuan dituntut menjalani multiperan
Popmama.com/Sania Chandra

Perempuan sering kali merasa terbebani karena adanya tuntutan yang beragam. Tidak hanya menjalani satu peran saja, menjadi perempuan juga perlu memainkan beragam tanggung jawab, seperti sebagai mama, pekerja, istri, dan banyak lagi. 

“Perempuan selalu multiperan, tidak pernah ada satu fungsi untuk perempuan. Kita dituntut banyak hal, itu yang menyulitkan perempuan. Memasak itu bukan kodrat, itu skill kehidupan yang harus dimiliki perempuan dan laki-laki,” tegas Najwa Shihab. 

Itu dia cerita Najwa Shihab dan Retno Marsudi cerita pengalaman diremehkan di tempat kerja. Apakah Mama pernah mengalami pengalaman serupa seperti mereka?

Baca juga:

The Latest