Konsisten Sangat Diperlukan Media dalam Membangun Kepercayaan Publik
Folkative, VOLIX, dan Menjadi Manusia punya ciri khas tersendiri dalam menyebarkan berita viral
1 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di zaman serba modern ini, perkembangan dan persebaran informasi semakin meningkat dari waktu ke waktu. Sebuah berita bisa dengan mudahnya viral, apalagi jika dibagikan di media sosial.
Dalam panggung Talent Trifecta di sesi ‘Can't Denied: You're The Source Of My Timeline’ pada Jumat (30/9/2022), IDN Media menghadirkan tiga pembicara terkemuka yang siap membagikan tips bagaimana mereka dan tim masing-masing dapat konsisten dalam memberikan informasi terkini kepada masyarakat.
Apalagi, informasi yang dibagikan merupakan berita viral dan sedang hangat diperbicangkan publik. Konsistensi mereka dalam menyuguhkan berita membuat tingkat kepercayaan masyarakat meningkat.
Ketiga pembicara tersebut adalah Founder Folkative Group Kenneth William, Founder & CEO VOLIX Trivet Sembel, dan Co-Founder and The Brain of Menjadi Manusia Rhaka Ghanisatria.
Berikut Popmama.com telah merangkum ulasan selengkapnya.
1. Pendekatan dalam pembuatan konten yang dilakukan ke audience
Baik Folkative, VOLIX, maupun Menjadi Manusia mempunyai cara masing-masing dalam melakukan pendekatan agar konten yang mereka posting bisa diterima audience.
Salah satu pendekatan yang dilakukan Menjadi Manusia adalah melibatkan permainan kosa kata bahasa Indonesia. Sehingga, masyarakat bisa merasa lebih relate dengan informasi yang diunggah mereka.
“Pendekatan kepada audience lebih ke bagaimana cerita di Menjadi Manusia itu relate sama orang lain. Lalu, kami full menggunakan bahasa indonesia, karena bahasa Indonesia bisa menjadi kata-kata seindah itu. Kemudian, kita berusaha membuat konten yang bisa menjadi ruang aman dan nyaman untuk seluruh manusia. Jadi, ketika sudah ditahap itu, akan membuat banyak orang ikut sharing cerita versi mereka,” kata Rhaka Ghanisatria.
Editors' Pick
2. Tidak sembarangan dalam memilih berita yang sedang viral di masyaralat
Siapa di antara kalian yang merupakan followers dari akun Instagram Folkative?
Bagi generasi millennial maupun gen z mungkin nama folkative sudah tidak terasa asing lagi.
Folkative merupakan platform media online yang menyediakan berita harian terbaru. Informasi yang disuguhkan pasti selalu berita terbaru dan sedang viral di masyarakat.
Lantas, bagaimana ya cara tim Folkative memilih konten yang harus diunggah? Mengingat setiap harinya pasti cukup banyak berita viral yang perlu diberitakan kepada publik.
“Sebelum diunggah, biasanya akan tanya dulu sama tim, relate atau nggak. Kontennya sesuai dengan kita apa nggak. Kalau di Folkative, paling cuma 3-4 konten yang dinaikin. Konten yang diunggah itu yang lagi happening saja. Kita nggak mau asal pilih berita cuma buat menuhin kuota, atau yang penting ada konten. Menurut kami nggak papa nggak posting banyak dibanding ngerubah misi perusahaan,” ujar Kenneth William.
3. Tips dari tim Folkative dan VOLIX menghindari berita hoaks
Setiap media selalu berlomba-lomba untuk menjadi platform pertama yang menginformasi berita sedang viral.
Demi menjadi media pertama yang mengunggah suatu berita, sebagian media ada yang tidak melakukan cross check terlebih dahulu, sehingga rentan memuat hoaks.
Tim Folkative dan VOLIX rupanya memiliki cara tersendiri dalam menghindari hoaks terkait berita viral yang diunggah.
“Setiap berita viral pasti kita kurasi terlebih dahulu. Saya akui Folkative nggak selalu jadi media pertama yang posting. Kalau ada suatu fenomena, akan dilihat dulu. Lalu, kita riset untuk tahu kebenarannya. Kalau nggak yakin mending tahan dulu, daripada nyebarin sesuatu viral tapi hoaks,” terang Kenneth William.
“Yang pertama harus dilakukan itu cari tahu dulu sekiranya berita tersebut make a sense atau nggak. Kemudian, perlu dicari tahu validitas dan sumber aslinya. Memang harus berhati-hati dalam memberitakan sesuatu, apalagi jika konten sensitif,” jelas Trivet Sembel.
4. Cara tim VOLIX merespons hate comment dari warganet
Tidak semua orang punya cara pandang yang sama. Maka dari itu, ada saja komentar atau kritikan pedas yang disampaikan warganet ketika melihat berita tidak sesuai keinginan.
“Semua orang punya cara pandang masing-masing. Kita sebagai creator nggak bisa kontrol apa yang mereka pikirkan. Satu-satunya yang bisa kontrol palingan menilai konten ini sekiranya cocok sama target audience atau nggak. Intinya, cari tau apa yang audience inginkan. Kalau cocok ya teruskan, kalau nggak cocok lebih baik cari konten lain,” pungkas Trivet Sembel.
Semoga pemaparan informasi di salah satu sesi IMGS 2022 ini bermanfaat, ya.
Baca juga:
- IMGS 2022: Pentingnya Paternity Leave untuk Kesehatan Mental Papa
- IMGS 2022: Hustle Culture Itu Baik, Selama Kita Tahu Batasan Diri
- IMGS 2022: Peran Badan Usaha Milik Negara selama Masa Pandemi Covid-19