Kronologi Lengkap Tragedi Kanjuruhan, Korban Tewas Mencapai 180 Orang
Banyak korban Kanjuruhan berjatuhan sebagian besar karena terinjak-injak dan mengalami sesak napas
2 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masyarakat Indonesia tengah berduka akibat kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022). Kabar terbaru, sebanyak 180 orang dikabarkan tewas atas tragedi tersebut.
Mirisnya, jumlah korban masih bisa terus bertambah, mengingat pihak kepolisian masih berusaha mengumpulkan informasi terkait data-data korban. Selain itu, kepolisian setempat juga menjadi sorotan lantaran melepaskan tembakan gas air mata saat kejadian berlangsung.
Hal itu dinilai melanggar regulasi yang ditetapkan FIFA. Aturan di dalamnya tertulis bahwa dilarang membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengendali massa ketika berada di lapangan.
Untuk informasi selengkapnya, berikut Popmama.com siap membahas kronologi lengkap tragedi Kanjuruhan.
1. Kerusuhan terjadi karena rasa kecewa suporter yang melihat tim kesayangannya kalah
Tragedi Kanjuruhan berawal ketika pertandingan bola antara Arema FC VS Persebaya selesai sekitar pukul 21.58 WIB. Pemain dan kru dari Persebaya Surabaya berlari dari lapangan masuk ke kamar ganti pemain.
Pasalnya, mereka dilempari dengan botol air mineral, gelas air mineral, dan lain sebagainya oleh Aremania (nama suporter Arema FC). Laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya menghasilkan Arema FC kalah telak dari Persebaya dengan poin akhir 2-3.
"Permasalahan terjadi pada saat pertandingan telah selesai, lantaran ada rasa kekecewaan dari penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah," ujar Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, Minggu (2/10/2022).
Lalu tepat pukul 22.00 WIB, permain dan kru dari Arema FC dari lapangan berjalan masuk menuju kamar ganti pemain. Dari situ Aremania pun turun ke lapangan.
Mereka berusaha menyerang pemain dan kru official Arema FC. Melihat hal itu, petugas keamanan langsung bergegas melindungi pemain hingga masuk ke dalam ruang ganti pemain.
"Petugas keamanan berusaha melakukan upaya pencegahan dan melakukan upaya pengalihan supaya mereka tidak bertambah masuk ke tengah lapangan," kata Nico.
Editors' Pick
2. Petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah lapangan dan area tribun penonton
Lama-kelamaan, Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang petugas keamanan. Peringatan yang diberikan petugas pun diabaikan.
Oleh karena itu, petugas keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah lapangan, tribun selatan (sektor 11, 12, 13), dan tribun timur (sektor 6).
"Dalam prosesnya itu, untuk melakukan upaya pencegahan sampai dilakukan tembakan gas air mata," kata Nico.
Usai kejadian penembakan gas air mata, penonton yang sedang berada di tribun berusaha keluar dari lokasi kejadian melalui pintu tribun secara bersamaan.
Dikarenakan banyaknya penonton yang berusaha keluar, mereka pun terpaksa harus berdesak-desakan, tergencet, dan bahkan terjatuh. Beberapa di antaranya ada yang mengalami sesak napas lantaran kehabisan oksigen.
"Karena adanya gas air mata, maka mereka pergi keluar ke suatu titik. Kemudian terjadi penumpukan dan terjadi sesak napas atau kehabisan oksigen, dan sudah ada upaya pertolongan dari tim medis dan dievakuasi ke rumah sakit," kata Nico.