Mengenal Komunitas Perempuan Gagal, Belajar Menerima Kegagalan
Komunitas ini menjadi ruang bagi para perempuan untuk belajar dari kegagalan
2 Januari 2025
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kegagalan sering kali dianggap banyak orang sebagai akhir dari perjalanan atau bukti bahwa seseorang tidak mampu mencapai harapan, padahal tidak demikian. Hal tersebut dibuktikan oleh Komunitas Perempuan Gagal.
Komunitas ini menjadi ruang aman bagi perempuan untuk berbagi kisah kegagalan, baik dalam karier, pendidikan, hubungan, atau aspek kehidupan lainnya tanpa rasa takut dihakimi.
Lebih dari sekadar tempat bercerita, komunitas ini juga menjadi wadah untuk saling menguatkan, belajar dari pengalaman, serta membangun kembali kepercayaan diri demi melangkah menuju kesuksesan yang baru.
Bagi yang penasaran dengan komunitas satu ini, berikut Popmama.com siap mengenalkan Mama dengan Komunitas Perempuan Gagal.
1. Resmi didirikan pada tahun 2019
Komunitas Perempuan Gagal resmi dibentuk oleh Kartika Ayu pada tahun 2019. Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk menormalisasikan sebuah kegagalan. Kegagalan merupakan sebuah proses, bukan akhir dari segalanya.
“Jadi tujuan dari komunitas kita ini adalah untuk menormalisasikan kegagalan. Di mana kita mau menganggap semua kegagalan itu sebenarnya adalah suatu peristiwa yang bisa dialami semua orang. Dan itu sebenarnya normal dan sebuah fase yang pasti kita lalui,” kata Gabriella selaku Campaign Manager Komunitas Perempuan Gagal saat diwawancarai secara eksklusif oleh Popmama.com.
Melalui hashtag #BeraniGagal dan #BeraniBangkit, Komunitas Perempuan Gagal ingin menekankan kepada perempuan di luar sana untuk tidak takut gagal dan jangan malu menghadapi kegagalan.
2. Karakteristik anggota berasal dari berbagai kalangan
Tidak ada batasan khusus untuk bergabung sebagai anggota Komunitas Perempuan Gagal. Anggotanya berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, sehingga tidak membedakan yang satu dengan lainnya.
"Saat komunitas ini dibuat, what we have in mind adalah mungkin para perempuan di luar sana, khususnya para ibu, itu merasa hidupnya seperti sendirian karena dunianya berubah drastis. Kami ingin sekali memotivasi mereka, menekankan kalau mereka tuh nggak sendiri," kata Gabriella.
Setelah Komunitas Perempuan Gagal resmi diluncurkan, anggota yang ikut bergabung justru terdiri dari rentang umur yang beragam. Tidak hanya ibu rumah tangga saja, tetapi ada juga remaja maupun perempuan muda yang sedang fokus membangun karier untuk berbagi pengalaman mereka seputar kegagalan.
"Yang ada di komunitas kami itu dari berbagai umur, berbagai latar belakang, ada juga dari kota berbeda. Banyak juga para pekerja, istilahnya umur-umur produktif lah ya. Perempuan muda juga banyak karena saat ini mereka sudah mulai peduli dengan kesehatan mental," tambahnya.