Punya Darah Batak, Raditya Dika Harus Belajar Menjadi Orang Batak
Raditya Dika berasal dari keluarga Batak Nasution dan Batubara
19 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Raditya Dika dipersatukan dengan aktris Ariel Tatum untuk berperan sebagai pasangan suami istri di film terbaru ‘Catatan Harian Menantu Sinting’. Lelaki yang akrab disapa Radit itu didapuk sebagai tokoh Sahat yang berasal dari keluarga Batak.
Meski berasal dari keluarga asli dengan latar belakang Batak, Raditya Dika mengaku tidak terlalu memahami budaya Batak, termasuk soal bahasanya. Pasalnya, sejak dulu ia lahir dan tumbuh besar di Jakarta.
Jadi, tidak heran kalau Raditya Dika harus belajar menjadi orang Batak demi perannya di film ‘Catatan Harian Menantu Sinting’.
Simak ulasan selengkapnya telah Popmama.com siapkan!
1. Mudah membangun chemistry dengan Lina Marpaung karena sama-sama orang Batak
Dalam film ‘Catatan Harian Menantu Sinting’, Raditya Dika beradu akting dengan Lina Marpaung. Aktris senior tersebut berperan sebagai Mama dari tokoh Sahat yang diperankan oleh Raditya Dika.
Tak sulit baginya untuk membangun chemistry dengan Lina Marpaung. Pasalnya, ia sudah mengenal Lina sejak lama, bahkan sebelum berkenalan dengan Ariel Tatum.
“Mama (Lina Marpaung) itu lucu banget. Malah, paling gampang bangun chemistry-nya karena sudah kenal lebih lama juga daripada sama Ariel. Jadi, kita sudah sama-sama mengenal satu sama lain, kita sama-sama Batak juga,” kata Raditya Dika dalam sesi Popmama Talk edisi Juli 2024.
Editors' Pick
2. Keluarga besar Raditya Dika ada kalanya berkomunikasi pakai bahasa Batak
Sejatinya, latar belakang keluarga Batak Raditya Dika bisa ditemui lewat nama belakang yang disematkan padanya. Ia lahir dengan nama lengkap Dika Angkasaputra Moerwani Nasution.
Lebih tepatnya, dia berasal dari keluarga Batak Nasution dan Batubara. Namun, diakuinya bahwa ia lebih sering berkumpul dengan keluarga Batubara, dibanding Nasution.
“Satu keluarga besar saya itu Nasution dan Batubara, tapi lebih sering kumpul Batubara,” ujar Raditya Dika.
Saat berkumpul dengan keluarga besar, beberapa anggota keluarganya ada yang masih menggunakan bahasa Batak untuk berkomunikasi. Hal itu membuat Radit sempat bingung karena dirinya tidak terlalu fasih bahasa Batak.
“Itu kalau ketemu keluarga masih pada ngomong Batak semua. Jadi, selama ini saya suka bingung, karena mereka ngomong apa ini?” lanjutnya.