Teknologi AI Membantu Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Kurangnya tenaga kerja dan populasi pasien yang terus bertambah menjadi tantangan besar di Indonesia
7 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak bisa dipungkiri, Indonesia menghadapi tekanan yang sangat besar di dunia medis. Kurangnya tenaga kerja dan populasi pasien yang terus bertambah, menjadi tantangan besar yang dihadapi di Indonesia.
“Sistem perawatan kesehatan menghadapi tekanan yang sangat besar untuk memberikan perawatan pasien berkualitas tinggi di tengah kurangnya tenaga kerja dan populasi pasien yang terus bertambah di berbagai belahan dunia,” kata Roy Jakobs, CEO Royal Philips, saat di acara ‘Media Briefing Philips: Better Care for More People, Bridging Gaps in Healthcare’ di St. Regis Jakarta Hotel, Selasa (1/10/2024).
Lebih lanjut, Roy Jakobs menerangkan bahwa Philips membantu mendorong perubahan sistemik untuk meningkatkan kapasitas di seluruh layanan perawatan kesehatan. Perubahan teknologi, praktik klinis, pembiayaan, dan regulasi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.
“Itulah sebabnya kolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan dan perawatan serta pemerintah sangat penting, karena bersama- sama kita dapat membantu memberikan perawatan yang lebih baik bagi lebih banyak orang, di seluruh lingkungan perawatan,” ujar Roy Jakobs.
Teknologi AI bersifat membantu tenaga medis, bukannya menggantikan pekerjaannya. Untuk pembahasannya lebih lanjut, berikut Popmama.com mengulas tentang teknologi AI membantu meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Editors' Pick
1. Teknologi membantu melayani pasien dan jadwal kerja fleksibel bagi tenaga kesehatan
Di Indonesia, 76% dari pemimpin layanan kesehatan yang disurvei melaporkan bahwa kekurangan tenaga kerja menyebabkan penundaan dalam merawat pasien di organisasi mereka.
Untuk mengatasi masalah ini, pihak mereka memanfaatkan teknologi untuk mengurangi beban administratif pada staf dan mempermudah layanan bagi pasien.
Semua pemimpin yang disurvei juga merasakan manfaat positif dari layanan perawatan virtual, seperti kemampuan untuk melayani lebih banyak pasien dan jadwal kerja yang lebih fleksibel bagi tenaga kesehatan.
2. Berencana menggunakan AI di berbagai layanan rumah sakit
Di masa yang akan datang, para pemimpin layanan kesehatan berkeinginan kuat untuk mengeksplorasi teknologi kecerdasan buatan (AI) demi meningkatkan efisiensi dan mendapatkan wawasan baru.
Beberapa dari mereka berencana, bahkan ada yang telah menggunakan AI dalam membantu pengambilan keputusan klinis di berbagai layanan rumah sakit, seperti pemantauan pasien, perencanaan pengobatan, radiologi, dan pusat kendali klinis dalam tiga tahun ke depan.
Sebanyak 74% dari mereka berencana untuk berinvestasi dalam AI generatif dalam tiga tahun ke depan, angka ini lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya 56%.
Para pemimpin layanan kesehatan Indonesia juga melihat AI sebagai hal yang sangat inovatif. Mereka berkomitmen untuk mengatasi tantangan integrasi data yang dihadapi oleh hampir semua pemimpin (98%).