5 Merek Obat Penyubur Kandungan di Apotik agar Cepat Hamil
Apakah kamu sudah pernah konsumsi salah satunya?
25 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Guna melepaskan hormon yang mengatur atau memicu ovulasi, maka obat penyubur kandungan menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan agar perempuan segera hamil.
Ovulasi sendiri adalah proses pelepasan sel telur yang merupakan penanda masa subur perempuan. Obat untuk menangani gangguan ovulasi tersebut biasanya dapat berupa suntikan ataupun dapat dikonsumsi langsung.
Sebagian obat penyubur kandungan mendatangkan efek samping yang kemungkinan parah bagi sebagian orang, sementara yang lain mendatangkan hasil positif.
Dokter dapat menganjurkan obat penyubur kandungan yang berbeda-beda berdasarkan kondisi medis, respons terhadap pengobatan, dan efek samping dari obat tersebut pada pasien.
Pada umumnya, ada beberapa merek obat penyubur kandungan yang tersedia di apotik dan biasanya diresepkan oleh dokter.
Apa saja? Berikut Popmama.com telah merangkum kelima daftar lengkapnya.
1. Metformin hydrochloride
Obat penyubur kandungan yang dikonsumsi harian ini membuat ovulasi berjalan normal dengan cara menurunkan kadar insulin dalam darah yang kemudian juga menurunkan kadar testosteron.
Metformin sebenarnya diperuntukkan bagi penderita diabetes tipe 2 yang membuat tubuh menjadi lebih sensitif terhadap hormon insulin.
Tetapi obat ini ternyata juga efektif untuk menangani gangguan ovulasi, terutama pada perempuan yang mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Obat yang dapat diberi tunggal atau dikombinasikan dengan clomiphene ini bermanfaat bagi perempuan yang mengalami obesitas. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan oleh seseorang yang resisten terhadap efek penggunaan clomiphene sendiri.
Editors' Pick
2. Pil KB
Penggunaan alat kontrasepsi adalah metode pengobatan paling umum untuk perempuan pengidap PCOS yang tidak ingin hamil.
Kamu bisa memilih alat kontrasepsi berupa pil KB, cincin vagina, suntikan, atau IUD (KB spiral).
Obat hormonal juga dapat dikonsumsi untuk mengatasi PCOS, salah satunya hormon progestin untuk membantu melancarkan siklus haid dan menurunkan risiko kanker rahim.
Jika alat kontrasepsi dan obat hormonal belum dapat menghentikan pertumbuhan rambut setidaknya setelah enam bulan penggunaan, dokter mungkin akan meresepkan spiroolactone.
Obat ini bertujuan untuk menurunkan kadar hormon androgen dalam tubuh. Namun, spiroolactone tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil atau perempuan yang sedang merencakan kehamilan karena dapat menyebabkan cacat lahir.
3. Bromocriptine
Bromocriptine adalah obat penyubur kandungan yang berfungsi menyeimbangkan hormon yang mencegah pelepasan sel telur dari ovarium tiap bulan.
Obat ini tepat digunakan oleh perempuan yang terlalu banyak memiliki hormon prolaktin dalam tubuhnya sehingga menurunkan kadar hormon estrogen. Tingginya kadar prolaktin menjadikan perempuan lebih sulit untuk hamil.
Obat penyubur kandungan ini dapat diberikan juga untuk laki-laki yang mengalami masalah kesuburan karena kadar prolaktin yang berlebihan di dalam tubuhnya.
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul yang dikonsumsi dengan cara diminum.
4. Clomiphene Citrate
Clomiphene citrate telah digunakan lebih dari 40 tahun dan sering dipilih sebagai pilihan utama obat penyubur kandungan.
Obat penyubur kandungan ini menyebabkan kelenjar pituitari dan hipotalamus pada otak melepaskan hormon yang merangsang ovarium untuk memproduksi sel telur.
Pada dasarnya, clomiphene dikonsumsi dengan dosis awal 50 miligram tiap hari selama lima hari. Hari pertama konsumsi obat ditentukan dari kapan dimulainya menstruasi.
Disarankan untuk mengonsumsi pil clomiphene pertama kali pada hari ketiga, keempat, atau kelima menstruasi. Tujuh hari setelah hari terakhir mengonsumsi obat, diharapkan akan terjadi ovulasi.
Setelah ovulasi terjadi, umumnya dokter akan menyarankan untuk berhenti mengonsumsi clomiphene setelah enam bulan. Jika belum terjadi ovulasi, dosis dapat ditingkatkan sebanyak 50 mg per hari pada bulan berikutnya hingga dosis maksimal 150 gram per hari.
Keberhasilan obat penyubur kandungan jenis ini sekitar 60-80 persen. Obat-obatan lain mungkin akan diresepkan dokter jika pasien belum juga hamil setelah enam bulan pasca pengobatan.
Meski begitu, clomiphene memiliki efek samping yang umum ditimbulkan, mulai dari sakit kepala, mual, perut kembung, penglihatan buram, hingga perdarahan pada vagina.
5. Gonadotropin
Gonadotropin terdiri dari luteinising hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH) yang merangsang ovarium secara langsung untuk memproduksi dan mematangkan sel-sel telur.
Obat hormon yang disuntikkan selama kurang lebih 12 hari ini, dapat digunakan pada perempuan yang menjalani program bayi tabung atau pada penderita PCOS yang tidak merespons obat-obatan lain.
Suntikan ini kemudian dapat diikuti suntikan human chorionic gonadotropin (hCG). Terapi hormonal ini biasanya tidak menyebabkan efek samping secara langsung.
Meski demikian, obat penyubur kandungan gonadotropin dapat menyebabkan pembesaran ovarium yang berakibat pada nyeri perut atau panggul.
Efek samping lain dari obat ini yaitu mual, sakit kepala, perut kembung, peningkatan berat badan, pembengkakan di kaki dan menimbulkan jerawat.
Nah, itulah kelima merek obat penyubur kandungan untuk para pejuang garis dua.
Setelah mencermati berbagai pilihan obat penyubur kandungan di atas, langkah paling tepat adalah memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu untuk menemukan terapi yang paling sesuai untuk kondisi kesehatanmu.
Tetap semangat dan semoga berhasil, ya!
Baca juga:
- Amankah Berolahraga saat Program Hamil?
- Patut Dicoba! 5 Cara yang Harus Dilakukan saat Program Hamil Kembar
- Coba Yuk, Ini Tips Program Hamil Anak Laki-Laki a la Dokter Boyke