7 Cara Tepat Atur Keuangan Keluarga di Tengah Resesi Ekonomi
Jangan panik, persiapkan hal berikut untuk hadapi resesi ekonomi!
28 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pandemi Covid-19 telah berdampak ke seluruh sektor hingga mengakibatkan resesi ekonomi yang menjadi musuh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dan berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis atau irama ekspansi dan kontraksi reguler yang terjadi dalam perekonomian suatu negara.
Resesi ekonomi terjadi ketika Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, meningkatnya pengangguran, penurunan penjualan ritel, serta kontransi (minus) pendapatan dan manufaktur untuk jangka waktu yang lama, demikian dikutip dari Forbes.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada bulan Juli ke September berada di kisaran minus 2,9% hingga minus 1%.
Dampak resesi yang sangat dirasakan adalah menurunnya jumlah lapangan pekerjaan, produksi perusahaan-perusahaan semakin sedikit, jumlah pengangguran meningkat, penjualan ritel turun, kontraksi terhadap pendapatan usaha.
Ketika pemerintah sedang memikirkan strategi dan kebijakan pemulihan ekonomi, kamu juga perlu mempersiapkan diri khususnya di sektor keuangan keluarga.
Dilansir dari laman Forbes, berikut Popmama.com telah merangkum 7 cara tepat mengatur keuangan keluarga di tengah resesi ekonomi yang melanda Indonesia.
1. Kurangi konsumsi belanja
Saat resesi ekonomi melanda, sebaiknya kurangilah tingkat konsumsi belanja dengan cara-cara yang masih mungkin dilakukan.
Salah satu contoh, bagi anggota keluarga dewasa mengurangi jatah makan nasi sebanyak sepertiga dari porsi biasanya, bahkan mengurangi kebiasaan main gim dan browsing internet.
Prioritaskan anggaran untuk kebutuhan keluarga seperti membeli beras, gas elpiji, mie instan, kecap manis, minyak goreng, bumbu dapur, sabun mandi, sabun cuci baju, sampo, pasti gigi, kuota internet, pulsa telepon, dan kebutuhan prioritas lainya.
2. Tingkatkan kapasitas dana daruratÂ
Miliki dana darurat atau dana cadangan mulai dari sekarang! Jangan sampai di kemudian hari kamu mengandalkan hutang ketika kebutuhan darurat harus dikeluarkan.
Jika sudah memiliki dana darurat, perkuatlah kapasitasnya. Semua anggota keluarga harus bisa memastikan kebutuhan kehidupannya tercukupi hingga 3-6 bulan ke depan.