Siap Hadapi Resesi Ekonomi, 5 Aset Ini Bisa Jadi Pilihan Investasi
Sudahkan kamu siap dengan badai ekonomi yang akan menerjang Indonesia?
27 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Akhir-akhir ini, risiko resesi semakin meningkat tajam. Hal ini disebabkan oleh berbagai aspek, mulai dari pelemahan mata uang China (yuan) yang menyentuh rekor terendah 11 tahun, ketidakjelasan sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam perang dagang, hingga langkah bank-bank sentral dunia yang ramai-ramai menurunkan suku bunga.
Semua hal tersebut telah membuat pasar saham bergejolak liar hingga membuat para investor kelabakan untuk mencari aset investasi yang lebih stabil.
Mengutip dari laman Business Insider, berikut Popmama.com merangkum lima aset yang secara historis banyak diburu investor saat resesi ekonomi yang membuat pasar saham kacau.
Simak baik-baik, ya!
1. Investasi emas
Meskipun harganya berubah setiap hari, daya tarik emas dan kelangkaan emas menjadikannya salah satu dari banyak 'safe haven' atau aset paling aman yang populer di kalangan investor yang ingin keluar dari gejolak pasar saham.
Emas sekarang ini dijual dengan harga lebih dari US$ 1.500 per ons, level tertinggi dalam enam tahun. China telah menimbun emas selama delapan bulan berturut-turut, di mana cadangannya mencapai sekitar US$ 93 miliar logam mulia pada akhir Juli.
Langkah ini dipandang sebagai sikap jaga-jaga di tengah perang dagang dan ekonomi nasional yang melambat.
Langkah China ini sendiri telah membantu mendorong harga emas menjadi lebih mahal. Meskipun nilai emas berfluktuasi dalam jangka pendek, namun pergerakannya tahan terhadap inflasi dan deflasi.
Selain itu, ketidakpastian geopolitik juga telah menaikkan permintaan emas hingga membuat harganya lebih tinggi karena investor banyak yang berpindah berinvestasi ke logam.
Editors' Pick
2. Investasi dolar
Sudah banyak yang tahu bahwa dolar AS masih menjadi salah satu aset paling stabil di seluruh dunia. Berinvestasi di uang tunai menjauhkan para investor dari gejolak liar harga saham. Bahkan, nilainya bisa naik saat masa deflasi, ketika daya beli dolar naik.
Cadangan uang tunai juga memberi para investor peluang untuk membeli aset-aset lain ketika harganya turun selama krisis ekonomi. Membeli aset pada saat harganya rendah membuat biaya rata-rata kepemilikan menjadi rendah.
Investor juga bisa mendapatkan pengembalian yang menguntungkan ketika pasar rebound.