Buka Jasa Nama Bayi Inggris di Cina, Gadis Ini Untung Miliaran Rupiah!
Tertarik membuka jasa pembuatan nama bayi juga Ma?
25 Maret 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beau Jessup, seorang gadis berumur 19 tahun berhasil meraup uang ratusan ribu dollar AS hingga bisa membiayai kuliahnya dengan usahanya sendiri. Usahanya adalah memberi nama bayi-bayi Cina dalam bahasa Inggris.
Jessup adalah CEO dari Special Name, sebuah situs web yang dirancang untuk memberikan nama Inggris kepada bayi Cina sesuai dengan harapan orangtua bayi tersebut.
Dikutip dari laman CNBC, Jessup terinspirasi untuk memulai bisnis pada tahun 2015 saat dirinya baru berusia 15 tahun.
Enam bulan kemudian, ia menghasilkan lebih dari 60.000 dollar AS (sekitar Rp 852 juta) dengan memberi nama Inggris kepada 200.000 bayi Cina.
Sejak saat itu, ia bisa mengumpulkan pendapatan lebih dari 400.000 dollar AS (sekitar Rp 5,7 miliar) dan terus bertambah.
Terkait dengan berita di atas, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa fakta uniknya.
Editors' Pick
1. Cerita unik dibalik terbentuknya bisnis nama bayi
Inspirasi Jessup muncul saat ia ikut bersama sang Papa ke negeri Tirai Bambu, Cina.
Saat itu salah satu rekan bisnis Papanya, Nyonya Wang, meminta bantuan Jessup untuk memberi nama pada putrinya yang berusia 3 tahun.
"Saya merasa terhormat dan terkejut. Sepertinya hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan," ungkapnya.
Sebegai inspirasi, saat itu Jessup meminta Wang untuk memberikan sedikit harapannya pada sang Anak agar Jessup dapat memilih nama yang sesuai.
Wang pun berkata, yang terpenting ia ingin orang-orang terkejut dengan hal yang putrinya raih.
Setelah berpikir dengan cermat, Jessup memberi nama 'Eliza' yang terinspirasi oleh tokoh perempuan fiksi dari "My Fair Lady" Eliza Doolittle.
Wang senang dan kemudian menjelaskan pentingnya bagi orang Tionghoa memiliki nama Inggris.
Di negeri panda itu, semua bayi diberi nama Cina yang terdiri dari dua hingga tiga karakter.
Namun, banyak orang Cina merasa lebih mudah untuk berinteraksi dengan orang luar negeri jika mereka juga memiliki nama Barat.
"Karena hambatan bahasa dan sensor internet di Cina, kemampuan riset dalam mencari nama bayi pun terbatas. Bahkan seringkali menghasilkan pilihan yang aneh dan terkadang lucu," jelas Jessup.
"Terpikir oleh saya jika Nyonya Wang membutuhkan layanan ini, maka mungkin orangtua lain juga akan membutuhkannya," lanjut Jessup.
Ia pun mulai berpikir akan menguntungkan jika ia bisa membantu orangtua Cina memberi nama untuk anaknya.
Apalagi, menurut Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional, angka kelahiran di Cina naik 7,9 persen menjadi 17,86 juta pada 2016.
Setelah berakhirnya kebijakan satu keluarga hanya boleh memiliki satu anak.
2. Mulai mengembangkan bisnis nama bayi
Untuk mewujudkan idenya, Jessup memutuskan untuk meluncurkan laman berbahasa Mandarin yang dapat mereplikasi proses seleksi untuk banyak orang secara bersamaan.
Saat kembali ke Inggris untuk memulai bisnisnya, Jessup meminjam 1.500 euro (sekitar Rp 28 juta) dari sang Papa dan menyewa pengembang web lepas untuk membangun laman.
Di waktu luangnya, Jessup mulai bekerja mengisi database-nya dengan lebih dari 4.000 nama anak laki-laki dan perempuan, menghubungkan masing-masing lima karakteristik yang dia rasa paling mewakili nama itu, seperti jujur dan optimis.
"Banyak orang yang bertanya pada saya bagaimana saya punya waktu untuk memberi nama semua bayi ini? Sebenarnya, konsepnya sama seperti Google, saya pun menggunakan algoritma," ujar Jessup
Laman ini bekerja dengan meminta pengguna untuk memilih lima karakteristik dari 12 daftar yang paling mereka inginkan untuk anak mereka.
Kemudian, algoritma akan memilihkan tiga nama spesifik gender yang cocok dengan lima karakteristik tersebut.
Pengguna juga dapat membagikan tiga saran dengan teman dan keluarga melalui tautan langsung ke aplikasi pengiriman pesan Cina, Wechat. Proses ini hanya memakan waktu tiga menit.
"Saya memberikan tiga nama yang tepat untuk dipilih orangtua dan saya juga mendorong mereka untuk membagikan informasi tersebut kepada teman dan keluarga," ujar Jessup.
Awalnya, Jessup menyediakan layanan gratis. Tetapi setelah "membantu" memberi naman 162.000 bayi, ia kemudian menerapkan biaya sekitar 60 sen. Hingga saat ini, situs tersebut telah menamai 677.929 bayi.
Jessup menyebut, penghasilan itu digunakan untuk membayar biaya kuliahnya, berinvestasi di properti, dan membayar kembali pinjaman sang Papa.
Sementara situs webnya, hanya membutuhkan tim kecil di Cina untuk mengelola operasi teknisnya.
"Saya masih memperbarui database setiap bulan, tetapi bisnis ini sepenuhnya otomatis, jadi saya fokus penuh pada studi saya," tuturnya.
Saat ini, Jessup sedang bernegosiasi dengan perusahaan yang ingin bekerja sama dengan bisnis tersebut.
Ia juga berencana untuk menggunakan pengalaman untuk usaha bisnis di masa depan.
"Saya berharap dapat menggunakan apa yang telah saya pelajari dari 'Special Name' sehingga saya dapat menambah nilai bagi bisnis lain," tutup Jessup.