Generasi sandwich atau sandwich generation adalah sebuah istilah bagi generasi yang terhimpit secara finansial untuk mencukupi kebutuhan keluarga inti dan keturunannya serta orangtuanya. Generasi sandwich bukanlah peristiwa yang baru.
Terlebih dalam budaya kita, menanggung kebutuhan orangtua di masa depan adalah kewajiban bagi setiap anak yang sudah beranjak dewasa dan memiliki pekerjaan.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal tersebut, namun memenuhi kebutuhan orangtua serta kebutuhan anak dan keluarga kecil tentu bukanlah hal yang mudah.
Terlebih jika penghasilanmu terbatas. Nah, maka dari itu terdapat beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk menanggulangi masalah generasi sandwich yang satu ini.
Berkesempatan mewawancarai Financial Consultant WanaArtha Life, Paula Kristella, berikut Popmama.com telah merangkum 5 cara bijak mengelola keuangan untuk generasi sandwich.
1. Bagaimana rencana keuangan yang tepat untuk generasi sandwich?
Pixabay/Bru-nO
Menurut Paula, rencana keuangan yang tepat bagi generasi sandwich seharusnya sudah dimulai sejak mereka masih muda dan belum terhimpit oleh kebutuhan orangtua maupun anak.
Seharusnya mereka sudah mulai berinvestasi dari muda sehingga ada passive income untuk menutupi kebutuhan mereka yang besar.
Namun, apabila kamu belum mempersiapkan keuangan dari muda, maka terpaksa kamu harus pintar-pintar dalam mengatur pendapatan yang didapatkan sekarang.
Apalagi, bila dari pihak orangtua memang tidak mempersiapkan untuk kebutuhan dirinya sendiri.
Sebagai generasi sandwich, kamu harus bisa membedakan mana kebutuhan pokok dan mana kebutuhan yang bisa ditangguhkan, hanya saja kamu sendiri tidak boleh mengorbankan kebutuhan-kebutuhan esensial seperti kesehatan dan rekreasi.
Editors' Pick
2. Untuk mengelola keuangan, generasi sandwich lebih baik menabung atau berinvestasi?
Freepik/Jcomp
Tentu saja generasi sandwich tetap harus berinvestasi, namun sifat investasinya jangan ambil yang terlalu berisiko.
"Sekarang ini banyak investasi yang menjanjikan return fix income yang hasil imbal hasil investasinya lebih tinggi dari bunga bank, jadi meminimalizir risiko investasi dari lost. Hanya saja, perlu diingat juga bahwa mereka harus lebih jeli dalam memilih perusahan yang menjanjikan return fix income tersebut," ujar Paula.
"Ada baiknya generasi sandwich juga melakukan sedikit penelitian terlebih dahulu pada perusahaan tempat mereka melakukan investasi, karena mereka juga harus mengerti bahwa misalnya perusahaan yang berbasis securitas dilarang oleh OJK untuk mengeluarkan produk tersebut," tambahnya.
3. Apa pilihan investasi yang tepat untuk generasi sandwich?
Pixabay/nattanan23
Jika membicarakan tentang investasi, kamu harus melihat dulu tujuan dari investasi tersebut. Ada investasi jangka panjang ada investasi jangka pendek.
Jika kamu termasuk generasi sandwich yang memiliki cadangan keuangan walaupun banyak biaya yang harus ditanggung, maka kamu bisa melakukan kedua macam investasi tersebut.
Misalnya, menambah aset dengan melakukan pembelian aset rumah atau tanah dengan cara KPR atau mulai mengumpulkan emas batangan.
Tapi jika keadaanmu tidak memungkinkan, maka kamu bisa memilih untuk melakukan investasi jangka pendek, seperti mencari produk-produk dengan imbal hasil yang fix.
Namun, kembali diingatkan agar melakukan sedikit riset untuk perusaan tempat meletakan investasinya tersebut.
"Yang harus diingat adalah lakukan diversifikasi. Seperti pepatah ‘don’t put all your egg in the same basket’. Maka jangan hanya mengandalkan satu macam produk investasi, karena bagaimanapun tidak ada investasi yang benar-benar ‘zero risk’, maka ada baiknya kalau kita memilah-milah produk yang kita pakai, misalnya gabungkan antara investasi fix income dengan pembelian emas batangan, atau bisa dengan mencoba produk-produk ORI keluaran pemerintah yang memiliki risiko yang minim," ujar Paula lagi.
4. Apa saja kebutuhan yang harus generasi sandwich prioritaskan terlebih dahulu?
Freepik/Asier_relampagoestudio
Seperti yang sudah disebutkan diatas, sudah pasti yg harus didahulukan yaitu kebutuhan primer seperti cicilan rumah, uang sekolah anak dan biaya kesehatan orangtua.
Kebutuhan-kebutuhan lain untuk lifestyle seperti gadget terbaru, baju branded, makan terus-terusan diluar harus ditekan, mereka harus mengerti mana yang merupakan ‘kebutuhan’ dan mana yg merupakan ‘keinginan’.
"Saya tidak bilang kalau harus meniadakan sama sekali ‘keinginan’ itu ya, tapi cobalah untuk lebih bijak," saran Paula.
"Tidak ada salahnya dengan membikin kopi di rumah sendiri yang mungkin hanya menghabiskan Rp 5.000 plus bawa mug sendiri yang membantu bumi ini dengan ‘go green’ daripada tiap hari membeli kopi di cafe yg membutuhkan biaya Rp 50.000. Jika dihitung Rp 45.000 x 20 hari = Rp 900.000/bulan. Nah, ini adalah budget yang bisa kita alokasikan untuk ditabung dan jika sudah mencapai nilai terrentu bisa kita investasikan," tandas Paula.
Walaupun begitu, nyatanya banyak generasi sandwich yang mengorbankan diri sendiri agar dapat memenuhi kebutuhannya.
Semisal dengan makan makanan yang tidak sehat secara terus menerus demi menghemat, nah ini yang tidak boleh dilakukan, karena untuk jangka panjang akan merugikan diri sendiri yang akhirnya membuat mereka mengeluarkan uang lebih banyak.
5. Jenis investasi WanaArtha Life yang cocok untuk generasi sandwich
Dok. Popmama.com/Nabila
WanaSavingPlus (wsp) merupakan product endowment yang merupakan pengabungan asuransi dengan investasi.
Keuntungannya ada empat, antara lain:
Jangka waktu yang relatif singkat hanya 1,2,3 tahun
Imbal hasil yang fix yang lebih tinggi dari bunga bank. Rate per hari ini mulai dari 8% hingga 10% pertahun.
Free asuransi jiwa, yakni personal accident (PA) senilai nominal investasi atau maksimal 3 bulan dan asuransi jiwa hingga 150 juta
Investasi fleksibel, dalam arti bisa di transfer bulanan sehingga menguntungkan ibu rumah tangga untuk pengeluaran sehari-hari dan dalam laporan pajak masuk dalam kolom pendapatan bukan objek pajak yang artinya investasinya nett.
Nah, itulah kelima cara bijak mengelola keuangan untuk generasi sandwich.
Semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi para generasi sandwich!