Langsung Menyerang Otak, Lakukan Vaksinasi Hewan untuk Mencegah Rabies
Jika terlambat menanganinya, maka kematian akan mengancam!
24 Agustus 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah anak mama merupakan pecinta hewan?
Lalu, jenis hewan apa yang ia sukai?
Apakah ia juga menyukai hewan liar yang sering ditemukan di jalan?
Nah, jika iya berarti Mama perlu lebih waspada lagi dengan kondisi kesehatan anak.
Pasalnya, hewan liar seperti anjing dan kucing bisa saja menjadi penyebab terjadinya rabies.
Rabies sendiri adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies.
Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar.
Di Indonesia sendiri, hanya ada 10 wilayah saja yang bersih dari virus rabies, sedangkan sisanya masih terjangkit virus anjing gila yang satu ini.
Tidak tanggung-tanggung, virus yang satu ini langsung menyerang bagian syaraf otak seseorang melalui luka yang terbuka.
Maka dari itu, berhati-hatilah ketika salah satu anggota keluarga mama tergigit oleh hewan liar.
Satu-satunya cara untuk menekan angka rabies sendiri adalah dengan melakukan vaksinasi terhadap hewan.
Meskipun banyak orang yang enggan melakukan vaksinasi hewan dengan alasan biaya, namun nyatanya pemerintah telah menggratiskan vaksinasi tersebut ke beberapa daerah yang masih banyak terjangkit virus rabies.
Mengetahui bahayanya virus rabies terhadap manusia hingga dapat menyebabkan kematian, maka dari itu pada (23/8) Kementrian Kesehatan beserta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengadakan press conference mengenai hal tersebut. Berikut3 fakta yang telah Popmama.com rangkum sebelumnya!
Editors' Pick
1. Gejala klinis rabies
Seseorang yang terjangkit rabies akan mengalami gejala-gejala yang aneh.
Berikut beberapa hal yang perlu dicurigai:
- Diawali dengan demam, tidak nafsu makan, lemah, insomnia, dan sakit kepala hebat
- Setelah itu, mulailah tampak gejala gelisah, halusinasi, takut air, angin, dan suara
- Gejala tersebut akan mulai 2-3 bulan setelah tergigit hewan rabies
- Apabila sudah muncul gejala tersebut, maka pengidap rabies akan mengalami kematian
- Masa ikubasi pada manusia adalah antara 2 minggu sampai dengan 2 tahun
2. Penularan rabies
Tak hanya berdiam pada beberapa hewan liar yang mengidap rabies, virus yang satu ini juga dapat tersebar dengan mudah melalui luka terbuka.
Menurut data yang dikumpulkan oleh World Health Organization (WHO), setiap tahun ada sekitar 55.000 orang yang meninggal karena rabies dan 95% dari jumlah itu terjadi di Asia dan Afrika.
Lebih mencengangkannya lagi, sebagian besar dari penderita rabies yaitu sekitar 30%-60% adalah anak-anak yang berusia dibawah 15 tahun.
Mengetahui hal tersebut, maka penting bagi Mama untuk melakukan vaksinasi pada hewan yang anak miliki. Tak hanya vaksinasi pada anjing, kucing pun perlu divaksinasi agar tidak terangkit virus rabies.
3. Upaya pencegahan rabies
Untuk mencegah terjadinya rabies, maka satu-satunya jalan adalah dengan pemberian vaksinasi rabies secara teratur yaitu setiap 1 tahun sekali.
Sedangkan jika seseorang telah tergigit oleh hewan liar yang belum divaksinasi, maka berikut beberapa hal yang perlu dilakukan:
- Segeralah cuci luka gigitan tersebut dengan air mengalir
- Gunakan pula sabun untuk mematikan virus rabies tersebut sebelum menyebar di dalam tubuh
- Segera lapor ke Puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya untuk penanganan lebih lanjut
Nah, itulah ketiga fakta mengenai rabies yang perlu diwaspadai oleh setiap orang.
Sebelum terlambat dan merenggut lebih banyak nyawa lagi maka cegah secepatnya!