Istri Sedang Hamil, Ini Curhatan Pilu Dokter Paru yang Tangani Corona!

Sang Dokter harus tetap bertugas meski sang Istri kini sedang mengandung anak pertama

26 Maret 2020

Istri Sedang Hamil, Ini Curhatan Pilu Dokter Paru Tangani Corona
Instagram.com/aigozali06

Semakin banyaknya masyarakat yang terinfeksi virus corona atau COVID-19, otomatis membuat para medis dan dokter pun kewalahan.

Bagaimana tidak, para petugas medis dituntut untuk bisa menangani ratusan pasien seharian penuh dengan peralatan lengkap hingga membuat mereka kesulitan untuk melakukan aktivitas lainnya.

Tak hanya itu, mereka yang memiliki keluarga di rumah juga harus rela meninggalkannya demi menuntaskan tugas. Pasangan, anak-anak, bahkan orangtua yang mereka cintai rela mereka tinggalkan demi tugas yang mulia, yakni menyelamatkan nyawa banyak orang akibat virus corona yang mewabah di Indonesia.

Hal tersebutlah yang kini dirasakan oleh dr. Achmad Gozali, MD, seorang Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan asal Lampung. Untuk menuangkan isi hatinya, dokter pun menuliskan sebuah curhatan pilu pada laman Instagram pribadinya @aigozali06.

Seketika, curhatan tersebut pun viral di dunia maya hingga kolom komentarnya pun dibanjiri oleh dukungan dan ucapan terima kasih dari para netizen.

Lantas, seperti apa curahan hati dr. Achmad Gozali di laman Instagramnya? Berikut Popmama.com telah merangkum beberapa ulasan menariknya.

1. Perasaan yang dirasakan oleh sang Dokter setiap harinya

1. Perasaan dirasakan oleh sang Dokter setiap harinya
Instagram.com/aigozali06

Jumlah kasus warga yang terjangkit virus corona di Indonesia masih menunjukkan grafik naik dari hari ke hari. Diketahui hingga Rabu (25/03/2020) pukul 12.00 WIB total jumlah pasien COVID-19 di Indonesia mencapai 790 kasus.

Hal tersebut tentunya akan berdampak pada tugas dokter dan petugas medis yang semakin berat. Menanggapi hal tersebut, seorang dokter paru asal Lampung, dr. Achmad Gozali, MD pun mencurahkan isi hatinya di laman Instagram pada Jumat (20/03/2020) yang lalu.

"Betul nggak usah panik tapi bohong kalau nggak ada rasa takut terutama di kami para staf medis. Saya sebagai salah satu garda terdepan yang menghadapi COVID-19 (dengan sudah ada kasus positif di Lampung), yang sedikitnya saya rasakan:

1. Tiap pagi saya ketakutan membayangkan pasien apa yang bakal saya temuin hari ini

2. Gimana kalau saya ketularan

3. Gimana kalau saya nggak ketularan tapi saya jadi karier padahal istri saya lagi hamil di rumah dan kami sedang menantikan anak kami lahir di tengah pandemi ini

4. Sampai kapan ini semua berakhir

Dan masih banyak lagi,"

Begitu yang ditulis sang Dokter pada keterangan foto di Instagramnya.

2. Anjuran dokter untuk memutus rantai penularan COVID-19

2. Anjuran dokter memutus rantai penularan COVID-19
Instagram.com/aigozali06

Melanjutkan curhatannya tersebut, dr. Achmad Gozali, MD juga mengungkapkan pesan dan anjuran untuk masyarakat agar bisa memutus rantai penularan COVID-19. Salah satunya adalah dengan melakukan social distancing.

"Saya sudah nggak bisa menghitung berapa kali saya cuci tangan dalam sejam. Apalagi dalam sehari. Kalau kalian pikir kalian tahu apa yang kami rasakan, percayalah kalian nggak akan tahu.

Sama seperti waktu saya lihat video-video staf medis di Wuhan overwhelmed sama keadaan ini, saya pikir saya sudah cukup tahu perasaan takut mereka.

Sampai saya merasakan sendiri. Sampai hari ini masih banyak pasien datang check up dengan riwayat dari luar kota.
Saya bilang gini bukan untuk nakutin, tapi untuk minta bantuan.

Dari hati saya yang paling dalam saya benar-benar minta bantuan:

1. Doakan kami para staf medis

2. Jangan pernah sentuh muka sebelum cuci tangan

3. Saya mohon mohon mohon banget nggak usah keluar rumah dulu kalau nggak penting-penting banget, apalagi keluar kota. Demi membantu memutus rantai penularan.

Selama kalian melakukan itu semua beserta himbauan lain seperti self distancing, dan lain-lain, insyaAllah semua akan baik-baik saja.
Kalian nggak perlu merasakan yang kami rasakan tapi tolong bantu kami.

Tolong, hanya kepada Allah kita memohon perlindungan,"

Begitu tutupnya pada keterangan foto. Menanggapi hal tersebut, sontak netizen pun mengucapkan banyak dukungan serta ungkapan rasa terima kasih pada sang Dokter. 

Bahkan dari kalangan selebriti, Rini Yulianti pun turut memberikan semangat dan ucapan terima kasih pada dr. Achmad Gozali, MD.

"Semangat dan terima kasih Dok," tulis Rini Yulianti.

"Semoga team medis garda terdepan beserta keluarga di rumah selalu diberikan kesehatan dan selalu dalam Lindungan Allah SWT. Semua yang kalian lakukan adalah amalan yang tak akan berhenti mengalir sebagai bekal nanti," tulis akun @echad_arobi

"Bukan hanya petugas medisnya tapi keluarga tempat merek pulang beristirahat. Semoga dalam lindungan Allah," komentar akun @pisiway__

3. Sudah ada enam dokter yang menjadi korban penularan COVID-19

3. Sudah ada enam dokter menjadi korban penularan COVID-19
Freepik/drobotdean

Sebelum adanya curhatan dari dr. Achmad Gozali, MD, diketahui enam dokter lainnya telah menjadi korban keganasan virus corona yang ditularkan oleh pasiennya.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan sampai saat ini sebanyak enam dokter dilaporkan meninggal diduga akibat terinfeksi virus corona atau COVID-19. Kabar kematian enam dokter IDI tersebut diberitakan langsung lewat akun Instagram IDI, @ikatandokterindonesia. 

"IDI berduka cita yang amat dalam atas berpulangnya sejawat-sejawat anggota IDI sebagai korban Pandemi Covid-19," demikian keterangan unggahan foto 6 dokter tersebut.

Sekretaris Jenderal IDI, Adib Khumaidi, belum bisa memastikan semua dokter yang meninggal tersebut karena positif terinfeksi penyakit COVID-19 akibat virus corona.

Namun, ia memastikan beberapa di antaranya memang dinyatakan positif melalui hasil pemeriksaan swab di laboratorium.

"Dikonfirmasikan memang dari gejala dan kliniknya memang dia terduga PDP, daripada COVID-19," jelas Adib pada Minggu (22/03/2020).

Enam dokter tersebut masing-masing yakni, Hadio Ali, Djoko Judodjoko, Laurentius, Adi Mirsaputra, Ucok Martin, dan Toni D. Silitonga. Adib juga menjelaskan, salah satu faktor lain yang menjadi sebab kematian enam dokter IDI diduga karena jumlah Alat Pelindung Diri (APD) yang minim.

Oleh karena itu, ia khawatir hal serupa bisa terjadi pada dokter atau tenaga medis lain di rumah sakit yang menangani pasien corona. Adib mengatakan kekurangan jumlah APD saat ini disebabkan karena stoknya yang menipis. Padahal, sejumlah rumah sakit sudah mengalokasikan dana untuk menyediakan fasilitas medis tersebut.

Itulah beberapa ulasan seputar para dokter dan petugas medis yang telah menjadi pejuang di garda terdepan dalam menangani virus corona atau COVID-19 di Indonesia.

Semoga para dokter, petugas medis, dan keluarganya selalu diberikan kesehatan dan ketabahan dalam menghadapi pandemik yang satu ini.

Untuk membantu mereka, masyarakat juga dihimbau untuk tidak keluar rumah guna memutus rantai penyebaran virus corona.

Baca juga:

The Latest