Doa Menjenguk Orang Sakit Disertai Adab dan Keutamaannya
Tak sembarangan, begini doa dan cara yang tepat saat menjenguk orang sakit
9 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Islam adalah agama yang sempurna, selain mengajarkan hukum beribadah, islam juga mengajarkan setiap hamba untuk peduli pada sesamanya.
Salah satu bentuk kepedulian yang diajarkan oleh Islam adalah anjuran untuk menjenguk sahabat, kerabat ataupun tetangga yang sedang sakit.
Anjuran menjenguk ini diberikan bukan tanpa alasan, melainkan karena Allah memang menyukainya.
Kegiatan menjenguk ini sendiri bisa mengingatkan kita pada-Nya, serta bersyukur atas nikmat sehat yang tengah kita rasa.
Lumrahnya, saat menjenguk orang sakit kita membawa buah tangan, tetapi sebenarnya ada yang lebih penting dan lebih dibutuhkan oleh orang sakit daripada buah tangan.
Apakah itu?
Ya, membacakan doa saat menjenguk orang sakit adalah hal yang paling baik. Sebenarnya saat mendoakan orang sakit, kamu bisa mengucapkannya dengan bahasa sendiri, meskipun sebaik-baiknya doa adalah doa yang diucapkan dalam bahasa Arab.
Selain itu, doa yang dibacakan harus sesuai dengan sunnah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ketika mengucapkannya pun hendaknya dilakukan dengan pelan sehingga hanya kamu dan Allah saja yang tahu.
Nah, agar tidak salah, berikut ini Popmama.com akan mengulas tentang doa menjenguk orang sakit beserta adab dan keutamaannya.
Editors' Pick
1. Doa menjenguk orang sakit
Seperti yang kita tahu, memohonkan doa bagi orang yang tengah sakit ini adalah perkara yang sangat dianjurkan, yang tidak hanya untuk keluarga, teman atau orang-orang yang kita kenal saja, tetapi untuk semua orang Islam yang kamu ketahui juga.
Dengan melakukan hal ini, itu artinya kamu telah melakukan amal saleh yang memiliki nilai pahala di dalamnya.
Secara umum, berikut 3 doa yang bisa dibacakan untuk orang sakit:
Doa menjenguk orang sakit yang pertama
Untuk doa yang pertama, lafaznya lebih singkat, yaitu:
As alulloohal 'adziima robbal 'arsyil 'adziimi ayyu'aafiika wa yusyfiyaka
Artinya: Aku memohon pada Allah yang Maha Agung, Tuhan Arsy yang agung, semoga memberikan kesejahteraan kepada engkau dan menyembuhkan engkau (orang yang sakit).
Doa menjenguk orang sakit yang kedua
Berbeda dengan doa yang pertama di atas, doa untuk orang sakit yang kedua ini lebih panjang. Doa ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim.
Adapun lafaznya adalah sebagai berikut:
Allahumma robban naasi adzhibil ba'sa asyfi antasy syaafii laa syifaa-a illaa syifaa-an laa yughoodiru saqoman
Artinya: Ya Allah, Tuhan semua manusia, hilangkan penyakitnya, sembuhkan dia. Hanya Engkau yang bisa menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan yang berasal dari-Mu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi.
Doa menjenguk orang sakit yang ketiga
Doa yang ketiga ini juga merupakan doa yang bisa kita baca untuk orang sakit. Doa ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Abu Daud, dimana lafaznya adalah sebagai berikut:
As alulloohal 'adziima robbal 'arsyil 'adziimi an tisfitika
Artinya: Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhan Arsy yang agung, semoga Dia menyembuhkanmu.
Untuk doa yang lebih lengkap, bisa didahului dengan membaca beberapa surah pendek yang terdiri atas surah Al-Faatihah, surah Al-Ikhlash, surah Al-Falaaq dan surah An Naas, barulah kemudian membaca doa yang ada di atas.
Kalaupun hanya diawali dengan surat Al-Faatihah saja sebenarnya tidak apa-apa. Pasalnya, surat Al-Faatihah ini ternyata memiliki nama lain, yaitu Asy Syifaa’, yang artinya adalah penyembuh atau doa.
Dengan membaca surah Al-Faatihah ini, diharapkan supaya kita bisa lebih dekat kepada Allah, dan diharapkan pula supaya doa yang kita panjatkan dikabulkan oleh-Nya.
Kemudian dilanjutkan dengan surat Al-Ikhlash, surah Al-Falaaq dan surah An-Naas yang biasa disebut juga sebagai muawwidzatain, yakni surat-surat yang disyariatkan menjadi rukiah.
Melakukan rukiah itu sendiri juga termasuk dalam anjuran yang hendaknya kita lakukan saat menjenguk orang yang sedang sakit, terutama jika orang yang sedang sakit ini adalah hamba yang bertakwa dan soleh.
2. Adab menjenguk orang sakit
Selain melafazkan doa, kita juga harus memperhatikan adab-adab ketika menjenguk orang sakit, karena bagaimanapun juga, yang namanya menjenguk orang sakit itu berbeda dengan ketika kamu hanya sekedar bertamu saja.
Berikut adalah adab-adab menjenguk orang sakit, yang perlu diketahui, antara lain:
Waktu menjenguk
Mengenai waktu untuk menjenguk ini sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, asalkan tidak merepotkan orang yang tengah sakit tersebut serta keluarganya.
Di dalam hadis sendiri, tidak ditemukan adanya keterangan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai waktu menjenguk ini.
Jadi, kapanpun kita memiliki waktu, sebaiknya segera menjenguk orang yang sedang sakit tersebut, tetapi perhatikan waktunya.
Maksudnya adalah hindari berkunjung di waktu istirahat, di waktu repot atau sedang banyak tamu.
Lama waktu kunjungan
Saat menjenguk orang sakit, kamu juga harus memperhatikan lama waktu menjenguknya.
Lebih baik, dipersingkat saja dan jangan berlama-lama, supaya tidak membebani orang yang tengah sakit dan juga tidak merepotkan keluarganya.
Kecuali jika memang diminta oleh keluarga ataupun orang yang sakit karena sebenarnya kehadiran kita mampu memberikan kegembiraan baginya.
Posisi orang yang menjenguk
Adapun posisi tempat duduk orang yang menjenguk adalah di sisi kepala orang sakit yang bagian kanan.
Ini adalah posisi yang dianjurkan dan ternyata juga mampu membuat suasana menjadi lebih akrab dengan orang yang sakit.
Berdasarkan pada hadits yang diriayatkan oleh Imam Bukhori dalam Adabul Mufrad, bahwasanya Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam akan duduk di sisi kepala orang yang sakit ketika beliau menjenguknya.
Bertanya tentang kondisi orang yang sakit
Nah, ketika kita sudah duduk di posisi yang dianjurkan di atas, sebaiknya kita juga bertanya tentang bagaimana kondisinya.
Adab ini secara tidak langsung bisa memberi dukungan moral sekaligus juga menunjukkan bahwa kita pun berharap supaya dia lekas sembuh.
Tidak mengajak orang yang sakit untuk berbicara panjang lebar
Sesungguhnya orang yang tengah sakit membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk beristirahat, karenanya sangat dianjurkan untuk tidak memberi dia pertanyaan yang menyebabkannya bercerita terlalu banyak.
Cukuplah bertanya seperlunya saja karena ada kemungkinan memberikan pertanyaan yang jawabannya terlalu banyak seperti itu bisa membebani si sakit bahkan termasuk keluarganya.
Ingatlah bahwa tujuan kita menjenguk orang sakit itu adalah untuk meringankan penderitaannya walau hanya sedikit, jadi jangan sampai kita menambah beban orang yang sakit ataupun keluarganya dengan pertanyaan ataupun pembicaraan yang seperti itu.
Hibur dan berikan keyakinan untuk sembuh
Adab menjenguk orang yang sakit selanjutnya adalah hiburlah dia dan keluarganya.
Cara menghibur ini bisa dilakukan menyampaikan pahala apa yang akan mereka peroleh sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwasanya:
“Setiap orang Islam yang tertimpa musibah penyakit ataupun yang lainnya, maka Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya, layaknya sebuah pohon yang menggugurkan daun-daunnya.”
Selain menghibur, kita juga hendaknya memberikan dia keyakinan atau harapan bahwa dia bisa sembuh.
Selalu mengucapkan perkataan yang baik-baik
Saat menjenguk orang yang sedang sakit, lebih baik sampaikanlah kalimat-kalimat baik yang mengandung motivasi di dalamnya sehingga penderitaan orang yang sakit bisa sedikit lebih ringan.
Jaga lisanmu supaya tidak justru mengeluarkan ucapan yang menimbulkan rasa cemas ataupun takut dalam hati orang yang sakit serta keluarganya.
Pahami kondisi orang yang sedang sakit
Jika orang yang sakit mengucapkan keluhan yang didalamnya berisi kejengkelan dan kekesalan, maka sebaiknya kita mengingatkan dia bahwa keluhan seperti itu adalah keluhan yang dilarang oleh Allah.
Nasehatilah dia dengan cara yang baik.
Tetapi jika keluhan tersebut hanya keluhan yang biasa, dengarkan saja lalu berilah dia motivasi dan sampaikan keutamaan apa yang akan dia dapatkan dari sakit tersebut sesuai dengan makna hadits yang telah disebutkan sebelumnya.
Menampakkan kesedihan atau menangis di tempat orang yang sedang sakit
Terkadang kita bertanya-tanya, bolehkah kita menampakkan kesedihan atau bahkan mencucurkan air mata tatkala berada di tempat orang yang sedang sakit?
Ternyata jawabannya adalah boleh, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah melakukannya.
Ada hadits yang menceritakan hal ini, bahwasanya:
“Saad bin Ubadah radliyallahu ‘anhu pernah mengeluh tentang sakit yang dideritanya, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang menjenguk bersama dengan sahabat Abdurrahman bi ‘Auf, Saad bin Abi Waqqash dan Abdullah bin Mas’ud.
Ketika beliau menemuinya, beliau melihat Saad bin Ubadah ini tengah dikerumunioleh keluarganya, kemudian beliau bertanya: ‘Apakah dia sudah meninggal?’
Mereka menjawab: ‘Tidak ya Rasulullah’, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis dan tatkala orang-orang di sana melihat tangisan beliau, maka mereka juga menangis.
Setelah itu beliau bersabda: ‘Tidakkah kalian mendengar, bahwa sesungguhnya Allah tidak mengadzab karena air mata ataupun kesedihan hati, tetapi mengadzab karena ini (lalu beliau menunjuk pada lidahnya) atau Dia berbelas kasih. Dan sesungguhnya mayit itu akan disiksa karena tangisan keluarganya yang meratapi (kepergian)nya.'”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori.
Mendoakan orang yang sedang sakit
Mengucapkan doa bagi orang yang sedang sakit ternyata juga termasuk dalam adab menjenguk.
Kita dianjurkan untuk berdoa supaya orang yang tengah sakit ini diberikan rahmat oleh Allah, ampunan, keselamatan serta kebebasan dari penyakit yang dideritanya.
Kemudian ada perkara yang juga sering ditanyakan, apakah kita boleh menjenguk orang yang sakit sekalipun dia berbeda jenis dengan kita?
Jawabannya adalah boleh, seorang laki-laki boleh menjenguk perempuan yang sedang sakit sekalipun bukan mahram, begitu pula sebaliknya.
Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yakni jangan tampakkan aurat, jangan hanya berdua dengan orang yang sakit saja dalam ruang serta aman dari fitnah.
Tidak ada batasan mengenai kondisi sakit, maksudnya adalah sebaiknya kita tetap menjenguk orang sakit tersebut sekalipun sakitnya hanya sakit yang ringan.