Hebat, Ini Cara Tim Sepak Bola Anak Bertahan 2 Minggu di Gua Thailand!
Salah satunya dengan cara bersemedi untuk menghemat tenaga
11 Juli 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terhitung sejak tanggal 23 Juni yang lalu, yaitu sekitar 2 minggu lebih, tim sepak bola anak asal Thailand diketahui terjebak di dalam gua di perbatasan Thailand-Myanmar.
Diketahui pula, hal tersebut terjadi ketika mereka sedang berlatih bersama asisten pelatihnya, Ekapol Chanthawong (25) yang rencananya akan membawa 12 anak didiknya ke kawasan pegunungan Doi Nang Non, yaitu daerah yang dikenal akan banyaknya gua dan air terjun.
Tak disangka-sangka, ternyata mereka ditemukan masih dalam keadaan sehat dan tidak terdapat korban jiwa sama sekali.
Proses evakuasi yang melibatkan banyak pihak pun berkahir mengharukan.
Bagaimana tidak, dikutip dari Business Insider, sebelum evakuasi dilakukan, tim penyelamat telah mengajarkan anak-anak itu menyelam dan berenang terlebih dulu.
Selain itu, tim juga telah berusaha memompa sebagian air agar keluar dari gua sehingga mempermudah proses evakuasi.
Untuk proses evakuasi terhadap empat anak pertama, dua penyelam menemani masing-masing satu anak, satu dari samping dan satu dari belakang.
Mereka berjalan keluar gua dengan dipandu oleh tali panjang yang telah ditautkan di pintu masuk gua.
Setelah kedua belas anak tersebut selamat, kini yang menjadi pertanyaan bagi banyak orang adalah, bagaimana cara mereka bertahan hidup selama 2 minggu lebih tanpa adanya perbekalan yang cukup, air bersih yang memadai, bahkan berada dalam keadaan lembab selama berhari-hari.
Berkaitan dengan pertanyaan tersebut, berikut Popmama.com telah mengumpulkan informasi mengenai cara para pesepak bola cilik ini bertahan hidup.
Hebat sekaligus mengharukan!
Editors' Pick
1. Saling berbagi perbekalan
Setelah diselidiki, ternyata sebelumnya mereka membawa perbekalan yang cukup untuk masing-masing anak.
Sang asisten pelatih pun juga membawa perbekalan untuk dirinya sendiri.
Namun, mengingat bahwa ialah yang bertanggung jawab atas keselamat kedua belas anak didiknya tersebut, maka sang pelatih dengan suka rela memberikan semua perbekalannya untuk mereka.
Dengan pembagian makanan yang adil selama berhari-hari, akhirnya perut mereka pun setidaknya masih dapat terisi.
2. Bertahan dari air yang menetes di bebatuan gua
Mengetahui bahwa air yang terdapat di dalam gua sudah tercampur dengan lumpur, maka tidak mungkin lagi jika air tersebut dapat mereka konsumsi.
Jalan satu-satunya yang dapat mereka lakukan untuk tetap bertahan hidup adalah dengan mengonsumsi air yang menetes dari bebatuan gua.
Meskipun sedikit, namun mereka setidaknya masih dapat mencukupi kebutuhan tubuhnya akan air.
Usut punya usut, sang pelatih lah yang membimbing mereka semua untuk melakukan pertahanan hidup di alam.
3. Tetap tenang dengan melakukan meditasi
Mengingat bahwa asisten pelatih mereka adalah mantan biksu, maka bukan tidak mungkin bahwa ia memiliki sikap yang cukup bijak dan tenang saat menghadapi masalah yang sedang ia dan anak didiknya hadapi.
Sebagai satu-satunya orang yang dituakan, maka sang pelatih pun diketahui sempat melakukan meditasi agar diberikan ketenangan dalam mengatasi tanggung jawab yang sedang ia hadapi.
Media thailand juga sempat membicarakan gambar yang beredar luas saat sang pelatih sedang melakukan meditasi seraya mendekap kedua belas anak didiknya.
4. Menghemat tenaga sebaik mungkin
Panik merupakan hal yang wajar dilakukan oleh setiap manusia ketika ia merasa sedang terancam. Namun, nyatanya panik bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Justru kepanikan itu sendiri dapat membuang-buang energi yang seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik.
Mengetahui hal tersebut, sang asisten pelatih pun tak luput mengarahkan kedua belas anak didiknya agar tidak panik dan menghemat tenaga mereka sebaik mungkin hingga para tim evekuasi menemukan keberadaan mereka.
5. Suhu dan oksigen yang cukup di dalam gua
Selain faktor-faktor yang dapat diprediksi, faktor lain yang tidak dapat diprediksi seperti suhu dan oksigen juga ternyata mendukung keberadaan mereka.
Untungnya saja kondisi suhu di dalam gua cukup hangat sehingga dapat menjaga stabilitas stamina mereka.
Bukan hanya itu, diketahui pula bahwa ternyata mereka mendapatkan cukup oksigen di dalam gua tersebut, sehingga tidak mungkin rasanya jika mereka kesulitan bernafas akibat kekurangan oksigen.