Virus corona atau COVID-19 bisa menulari siapa saja tanpa pandang bulu. Bahkan baru-baru ini diketahui seseorang yang membawa virus corona bisa saja tidak mengalami gejala apapun, namun ia bisa menulari virus tersebut pada orang lain.
Kondisi seperti itu dikatakan sebagai hidden carrier atau pembawa terselubung virus corona. Hidden carrier tersebut menjadi salah satu penyebab kian banyaknya orang terinfeksi virus corona jenis baru atau COVID-19.
Mereka menularkan penyakit tersebut tanpa diketahui banyak orang. Hidden carrier merupakan seseorang yang memiliki virus corona dalam tubuhnya, namun dia tidak mengalami gejala-gejala orang yang telah terjangkit virus corona atau COVID-19.
Hal tersebut nyatanya juga dialami oleh seorang anak asal Brunei yang positif terinfeksi virus corona dari seseorang yang membawa virus tersebut atau hidden carrier.
Instagram.com/missnoorcahaya
Berita memilukan itu diketahui dari Noor Cahaya yang mengunggah foto sang Anak saat dirawat di rumah sakit disertai keterangan foto yang memilukan pada 22 Maret 2020 yang lalu.
"Oh my heart. I’m sorry baby you have to go thru this , I’m sorry I couldn’t protect you enough... we will fight this together sayang ... mummy will always be here for you .. Sameera is the youngest POSITIVE COVID-19 in BRUNEI .. no symptoms no fever no cough ..she’s perfectly healthy.. unfortunately she got it from one of my in-laws that just got back from abroad ... dear followers anyone or whoever is still out there traveling roaming around please stay home and whoever just arrived home from overseas please please DO NOT TOUCH UR FAMILY AND DO THE TEST ! U will never know u might not have the symptoms but u can be the carrier. ! Be safe everyone ! and stay home. Please keep my baby girl and my family in your Doa," tulisnya pada Instagram @missnoorcahaya.
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, Noor Cahaya mengatakan bahwa sang Anak kini sedang berjuang melawan virus corona. Diketahui pula, sang Anak yang bernama Sameera adalah pasien corona termuda di Brunei.
Ia juga tidak mengalami gejala seperti demam atau batuk, justru ia terlihat sangat sehat. Virus yang tertular pada Sameera diketahui didapat dari saudara iparnya yang baru saja bepergian ke luar negeri.
Noor juga memperingatkan pada banyak orang untuk tetap di rumah dan jangan mengunjungi orang lain jika baru bepergian ke luar negeri, karena bisa saja kalian menjadi hidden carrier bagi orang lain.
Mengetahui adanya kasus yang dialami oleh Sameera, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa tanda bahwa seseorang bisa menjadi hidden carrier virus corona beserta fakta penting lainnya. Catat baik-baik, ya!
1. Tidak mengalami gejala terpaparnya virus corona
netdoctor.co.uk
Seorang hidden carrier tidak mengalami gejala layaknya orang yang terpapar virus corona yakni seperti demam tinggi, batuk, pilek maupun sesak napas.
Seperti yang diberitakan oleh Bussines Insider, orang yang merupakan hidden carrier nampak seperti orang sehat. Meski begitu, ia merupakan pembawa virus corona yang bisa menularkankannya kepada orang lain.
Hal tersebut tentu sangat berbahaya, pasalnya sang Hidden carrier terlihat seperti orang normal, namun kontak dengannya bisa saja membuat orang lain sakit karena tertular COVID-19.
2. Tanda-tanda seseorang menjadi hidden carrier virus corona
inspiredmagz.com
Jika kamu kehilangan indra penciuman atau rasa, kamu bisa menjadi hidden carrier atau pembawa terselubung virus corona.
Menurut bukti yang dikumpulkan oleh ahli terkemuka di Inggris, siapa pun yang mengalami kehilangan bau secara tiba-tiba, maka ia bisa saja menjadi hidden carrier, bahkan jika mereka tidak memiliki gejala lain.
Dilaporkan para ahli THT di Inggris, di Korea Selatan, Cina, dan Italia, sekitar sepertiga dari pasien yang dites positif COVID-19 melaporkan bahwa mereka kehilangan indera penciuman atau dikenal sebagai anosmia atau hyposmia.
"Di Korea Selatan, di mana pengujian telah lebih luas, 30 persen pasien yang dites positif mengalami anosmia sebagai gejala utama yang mereka hadapi dalam kasus-kasus ringan," ujar presiden Profesor Lembaga Rhinologi Inggris, Clare Hopkins, dan presiden Inggris Asosiasi Otorhinolaryngology, profesor Nirmal Kumar.
Editors' Pick
3. Jumlah orang yang mengalami anosmia meningkat di seluruh dunia
Freepik/free photo
Para profesor mengatakan bahwa banyak pasien di seluruh dunia yang telah dites positif COVID-19 hanya menunjukkan gejala kehilangan bau dan rasa, tanpa gejala demam tinggi dan batuk seperti lazimnya orang yang terinfeksi virus corona.
"Ada peningkatan jumlah laporan yang meningkat secara signifikan dalam jumlah pasien yang mengalami anosmia tanpa adanya gejala lain," ujar para profesor.
"Iran telah melaporkan peningkatan mendadak dalam kasus anosmia terisolasi, dan banyak rekan dari AS, Prancis, dan Italia Utara memiliki pengalaman yang sama," tambah mereka.
Minimnya gejala yang dirasakan oleh seorang hidden carrier ini membuat mereka lolos dari pengujian atau isolasi, karena mereka bukanlah suspect virus corona. Artinya mereka berkontribusi terhadap penyebaran COVID-19 yang begitu cepat dan masif di seluruh dunia.
“Pasien-pasien ini mungkin beberapa dari pembawa tersembunyi yang sampai sekarang telah memfasilitasi penyebaran COVID-19 yang cepat,” sambung mereka lagi.
4. Orang yang masih muda tidak menunjukkan gejala virus corona
Freepik/Pressfoto
Profesor Kumar mengatakan kepada Sky News bahwa pasien yang lebih muda biasanya hanya menunjukkan kehilangan bau atau rasa, tanpa menunjukkan gejala virus corona yang lebih umum dikenal, yaitu demam tinggi dan batuk terus-menerus.
"Pada pasien muda, mereka tidak memiliki gejala yang signifikan seperti batuk dan demam, tetapi mereka mungkin hanya kehilangan indera penciuman dan rasa, yang menunjukkan bahwa virus ini tinggal di hidung," katanya.
Para profesor menyerukan bahwa siapa pun yang mengalami gejala kehilangan rasa atau bau, sebaiknya mengisolasi diri selama tujuh hari untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.
5. Gejala yang dirasakan penderita virus corona dari hari ke hari
thehealthsite.com
Penelitian dari Pusat Pengendalian Penyakit China menunjukkan bahwa sekitar 80 persen orang yang terpapar hanya mengalami kasus virus corona ringan.
Sekitar 15 persen pasien menderita kasus yang parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis. Mengutip dari Bussines Insider, begini gejala dan yang dirasakan oleh orang yang terjangkit virus corona dari hari ke hari:
Hari 1
Pasien mengalami demam atau suhu tinggi. Mereka juga mungkin mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil mungkin mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.
Hari 5
Pasien mungkin mengalami kesulitan bernapas terutama jika mereka orang yang sudah lanjut usia atau memiliki penyakit yang yang sebelumnya telah kronis.
Hari 7
Ini adalah waktu rata-rata sebelum pasien dirawat di rumah sakit. Menurut penelitian Universitas Wuhan, di hari ketujuh inilah gejala mulai semakin parah, pasien biasanya perlu dirawat di hari ketujuh.
Hari 8
Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut, yang terjadi yakni paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernafas sehingga menyebabkan gagal nafas dan berakibat sangat fatal.
Hari 10
Jika pasien menunjukkan gejala yang terus memburuk, ini adalah waktu dalam perkembangan penyakit ketika pasien tersebut kemungkinan besar akan dirawat di ICU.
Pasien-pasien ini mungkin mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan untuk para pasien dengan kasus yang lebih ringan. Hanya sebagian kecil yang mati, tingkat kematian saat ini berkisar sekitar 2 persen.
Hari 17
Rata-rata, orang yang sembuh dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah menjalani perawatan selama 2,5 minggu.
6. Tak langsung terasa meski telah terinfeksi
Freepik/katemangostar
Menurut ahli epidemologi dari Amerika Serikat, gejala-gejala pertama orang yang terinfeksi virus corona tidak langsung terlihat setelah virus tersebut masuk ke dalam tubuh.
Lauren Ancel Meyers, ahli epidemiologi di University of Texas di Austin, mengatakan bahwa orang yang telah terpapar COVID-19 ada juga yang tidak menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih. Begitu gejala muncul, mirip dengan penderita pneumonia.
Sementara itu Paras Lakhani, seorang ahli radiologi di Thomas Jefferson University, mengatakan ada perbedaan antara COVID-19 dengan pneumonia, COVID-19 semakin parah dari waktu ke waktu sementara pneumonia tidak .
"Pneumonia biasanya tidak berkembang pesat," ujar Lakhani.
"Biasanya, sebagian besar rumah sakit akan mengobati dengan antibiotik dan pasien akan stabil dan kemudian mulai membaik." tambahnya.
Namun pasien virus corona dapat menjadi lebih buruk bahkan setelah mereka menerima perawatan seperti cairan atau steroid.
Satu studi kasus menemukan bahwa tiga hari setelah seorang perempuan berusia 33 tahun mulai menerima perawatan di sebuah rumah sakit di Lanzhou, gejalanya lebih terlihat daripada ketika dia tiba untuk dirawat.
7. Pencegahan virus corona
Freepik/free photo
Walaupun banyak cara dilakukan berbagai negara sebagai upaya mengobati pasien virus corona, namun belum ada cara pengobatan yang dipatenkan untuk mengatasi virus corona.
Pasalnya, saat ini pengobatan virus corona belum tersedia, maka dari itu penting untuk melakukan upaya pencegahan mulai dari sekarang.
Apa saja yang bisa kita lakukan?
Jangan bepergian ke negara lain atau lokasi daerah yang menjadi episentrum infeksi virus
Gunakan masker berjenis N95 yang bisa menangkal virus saat keluar rumah
Pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan air dan sabun secara menyeluruh
Jangan makan hewan liar, terutama yang menjadi terduga penyebaran virus corona
Hindari kontak dengan hewan liar. Jika terpaksa, pastikan cuci tangan hingga bersih setelahnya
Masaklah semua daging hingga benar-benar matang sebelum dikonsumsi
Tutup mulut dan hidung saat bersin. Bisa menggunakan kain, tisu, atau siku bagian dalam agar virus tidak menyebar
Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit dan suspect virus corona
Jangan menyentuh mata, mulut, hidung, dan selaput lendir terbuka sebelum cuci tangan
Terus menjaga kebersihan lingkungan sekitar
Sementara itu, orang yang terserang virus corona pun harus melakukan beberapa upaya untuk mencegah virus semakin menyebar. Berikut ini di antaranya:
Jangan keluar rumah
Harus mendapatkan penanganan langsung dari tenaga medis
Jika rawat jalan, tinggallah terpisah dengan orang lain dan gunakan peralatan yang berbeda dengan orang lain
Hindari kontak dengan orang lain dalam bentuk apa pun
Pakai masker dan sarung tangan yang disarankan untuk mencegah penularan
Selalu buang tisu setelah digunakan
Itulah ciri-ciri seorang hidden carrier yang bisa menularkan virus corona COVID-19 tanpa dsadari. Bagi kamu, jika tiba-tiba indera penciuman dan perasamu tak berfungsi dengan baik, maka lakukanlah karantina mandiri atau segera lakukan tes COVID-19.