Marak Pneumonia Wuhan dari Cina, Ini Bahayanya bagi Anak dan Ibu Hamil
Penyakit asal Cina ini juga sudah menyebar ke Thailand dan Jepang!
20 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada Minggu (19/1/2010), pemerintah Cina menyatakan ada 17 orang yang mengidap penyakit pneumonia wuhan akibat terinfeksi virus korona.
Kabar buruk tersebut bukan hanya memicu kekhawatiran ratusan juta orang di Cina yang hendak kembali ke kampung halaman untuk merayakan liburan Tahun Baru Imlek, tetapi juga keresahan masyarakat dunia.
Pasalnya, baru-baru ini penyakit pneumonia diketahui telah mengakibatkan dua orang meninggal dunia.
Parahnya lagi, virus korona yang menyebabkan pneumonia tersebut juga telah menyebar ke luar Cina, yakni ke Thailand (dua kasus) dan Jepang (satu kasus).
Penyebaran wabah pneumonia sendiri terjadi karena adanya pengidap yang berasal dari Wuhan, tempat pertama kali kasus tersebut ditemukan.
Pemerintah Indonesia Mengantisipasi Penyebaran Pneumonia
Menanggapi wabah penyakit internasional tersebut, Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh berharap agar pemerintah Indonesia segera mengantisipasi penyebaran wabah pneumonia dari Wuhan tersebut.
Menurutnya, gerak cepat diperlukan karena mobilisasi manusia antar negara juga berlangsung cepat sehingga penyebaran pneumonia pun bisa berlangsung secara cepat.
“Kemenkes telah melakukan imbauan, tetapi perlu ditingkatkan lagi di bandara dan pelabuhan antar negara,” ujar perempuan yang akrab disapa Ninik tersebut.
Ia juga mengaparesiasi langkah Kemenkes yang telah memasang thermal detector serta turut menyiagakan satuan kesehatan dibandara internasional dan pelabuhan.
Selain ke Kemenkes, ia juga meminta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) turut memaksimalkan pelayanannya.
“Selain itu Kemenkes juga menggencarkan sosialisasi, terutama di media sosial, dan kepada masyarakat bukan hanya yang datang dari luar negeri, tetapi juga yang mau ke luar negeri,” jelasnya.
Akhir pekan lalu Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto mengaku telah menyiagakan seluruh satuan kesehatan di bandara internasional dan pelabuhan guna mengantisipasi penyebaran pneumonia berat asal Cina yang sudah mencapai Bangkok dan Jepang.
“Memang kita sekarang baru menghadapi kewaspadaan yang tinggi pneumonia di Wuhan (Cina) di mana sudah masuk di Bangkok dan Jepang. Ada pun kasus positif sementara di Singapura belum jelas,” ujar Terawan saat ditemui awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Jumat (17/01/2020).
Selain menyiagakan seluruh satuan kesehatan, ia mengaku pihaknya juga telah memasang thermal detector di bandara internasional dan pelabuhan yang merupakan pintu masuk dari penyebaran pneumonia tersebut.
Lebih jauh Terawan mengaku sudah mempersiapkan skenario jika sampai pneumonia itu masuk ke Indonesia, pihaknya siap melakukan isolasi dan tindakan lain.
“Karena ini hal yang sangat riskan kalau masuk ke Indonesia. Kalau terlanjur masuk, kita akan lakukan tindakan isolasi dan sebagainya. Kita sudah siapkan. Jadi tindakan itu sudah dilakukan,” terangnya.
Virus korona penyebab pneumonia yang terjangkit pada orang dewasa saja bisa menyebabkan kematian, lantas bagaimana jika virus tersebut juga dialami oleh anak-anak dan ibu hamil?
Nah, untuk mengantisipasi kasus tersebut, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa cara mencegah pneumonia beserta bahayanya bagi anak-anak dan ibu hamil
Editors' Pick
1. Cara mencegah penyakit pneumonia wuhan
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyarankan beberapa cara yang dapat dilakukan masyarakat untuk menyikapi wabah pneumonia atau infeksi paru-paru misterius yang telah menginfeksi puluhan orang di pusat Kota Wuhan, Cina.
Ketua Umum PPDI, DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp P(K), FISR, FAPSR mengatakan bahwa dengan adanya wabah tersebut masyarakat tidak perlu panik, namun harus tetap waspada terutama bila mengalami gejala demam, batuk disertai kesulitan bernapas.
“Jika mengalami gejala tersebut, segeralah mencari pertolongan ke rumah sakit terdekat," imbuhnya dalam keterangan resmi, di Jakarta, pada Sabtu (18/1/2020).
Lebih lanjut, ia juga meminta agar masyarakat melakukan kebersihan tangan secara rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata setelah memegang instalasi publik.
Kemudian, cucilah tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik. Setelah itu, jangan lupa untuk mengeringkannya dengan handuk atau tisu sekali pakai.
Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, kamu dapat menggunakan alkohol 70-80% handrub.
“Juga menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk. Ketika meiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke fasilitas layanan kesehatan,” tambahnya.
Sementara itu, ia juga memberikan masukan agar dalam melakukan perjalanan, masyarakat sebaiknya menghindari menyentuh hewan atau burung.
Lebih baik tidak mengunjungi pasar basah, peternakan atau pasar hewan hidup. Lalu, patuhi petunjuk keamanan dan aturan kebersihan.
“Jika merasa tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan. Terakhir, setelah kembali dari daerah outbreak, konsultais ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit,” tutupnya.