Eksklusif: dr. Reisa Pernah Mengalami Pelecehan Seksual dari Pasiennya
Ketahui juga cara dr. Reisa jauhi anak-anaknya dari kekerasan seksual
8 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kekerasan seksual seakan sudah menjadi momok bagi setiap perempuan di dunia, tak terkecuali para perempuan Indonesia.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun tak luput menjadi incaran para pelaku kekerasan seksual. Jika ditelusuri, salah satu faktor utama kekerasan seksual adalah adanya pelecehan seksual.
Pelecehan seksual dan kekerasan seksual sendiri sebenarnya berbeda. Jika diartikan, kekerasan seksual lebih mengacu pada perlakuan seseorang terhadap orang lain secara langsung, contohnya seperti kasus pemerkosaan.
Sedangkan pelecehan seksual sendiri lebih kepada ucapan atau tindakan yang membuat seseorang tidak nyaman, misalnya seperti catcalling.
Catcalling yang masuk ke dalam pelecehan seksual ini ternyata juga pernah dialami oleh dr. Reisa. Saat ditugaskan di salah satu rumah sakit, istri dari Pangeran Solo ini ternyata pernah mengalami pelecehan seksual dari para pasiennya.
Tak hanya itu, ia juga bercerita mengenai pengalamannya saat menangani kasus kekerasan seksual pada anak hingga membuatnya menangis.
Mengapa bisa sampai seperti itu?
Nah, penasaran kan bagaimana cerita selengkapnya?
Berikut Popmama.com telah merangkum secara eksklusif 5 cerita menarik dari dr. Reisa Broto Asmoro terkait kekerasan dan pelecehan seksual.
1. Pengalaman dr. Reisa saat menangani kekerasan seksual pada anak
Saat masih menjadi dokter muda, Mama dua anak ini ditugaskan menjadi salah satu tenaga medis di salah satu rumah sakit kepolisian. Kebetulan saat itu ia memegang mandat sebagai dokter forensik.
Selain harus melihat hal-hal yang menyeramkan, dr. Reisa juga harus dihadapkan dengan kasus-kasus menyedihkan hingga membuat air matanya tak berhenti keluar.
Salah satu kasus yang membuat hatinya miris adalah kasus kekerasan seksual pada anak.
"Sering banget sebenarnya mendapatkan pasien yang datang dengan kondisi yang miris. Banyak anak-anak juga yang sering saya temukan mengalami kekerasan seksual dari kecil," ungkapnya pada tim Popmama.com saat pemotretan Millennial Mama of the Month.
"Ada yang paling kecil banget sampai bikin saya syok, kalau nggak salah umurnya di bawah 2 tahun, bahkan belum bisa ngomong tapi dia datang dengan robekan (vagina) yang luar biasa dari depan sampai belakang," imbuhnya lagi.
"Dia datang juga sudah berdarah-darah karena selaput daranya sudah robek," jelas dr. Reisa saat itu.
Mengetahui hal tersebut, hati dr. Reisa serasa hancur saat harus membayangkan masa depan anak tersebut yang tak tahu seperti apa.
"Melihat itu saya sedih banget, bagaimana masa depannya ya, apalagi anak kecil gitu kan pasti masuk banget ke alam bawah sadarnya," tuturnya.
"Pertama kali saya nemuin kasus itu, saya nangis-nangis sampai polwan dulu yang harus nanganin terus saya disuruh keluar dulu buat nenangin diri," ungkap mantan Puteri Indonesia yang satu ini.
"Kasusnya macam-macam, ada yang sama Pamannya sendiri, sama Papanya sendiri, bahkan ada yang dilakukan oleh Ibunya sendiri," jelas dr. Reisa.
Editors' Pick
2. Cerita dr. Reisa saat alami pelecehan seksual ketika bertugas
Selain menangani kasus-kasus mengerikan seperti di atas, ia juga pernah dihadapkan dengan pasien pasien nakal yang seringkali melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
"Pernah, pernah banget. Jadi dokter aja nggak luput dari itu lho waktu di rumah sakit," ungkap dr. Reisa.
"Dulu waktu jadi dokter muda, saya kan tugas di rumah sakit yang banyak bangsal laki-lakinya. Ada aja yang berani macem-macem, ngegodain, siul-siul," ujarnya pada tim Popmama.com.
"Tapi saya galak banget karena harus self defence, jadi saya negurnya tegas aja nggak ada basa basi," tambahnya lagi.
Tak hanya dengan pasiennya, dr. Reisa bahkan pernah mengalami pelecehan seksual dari salah satu oknum kepolisian saat ia bertugas di RS Polri Raden Said Soekanto Kramat Jati.
"Dulu juga pernah ditugaskan jadi tim forensik di RS Polri Raden Said Soekanto Kramat Jati, kalau ada anggota yang catcalling, saya langsung laporin ke atasannya," imbuhnya.
3. Cara dr. Reisa lindungi anak perempuan dari kekerasan seksual
Melihat kasus-kasus kekerasan seksual yang ia lihat sendiri semasa bertugas di tim forensik, dr. Reisa pun kini lebih menjaga anak-anaknya agar terhindar dari ancaman kekerasan seksual.
Kecanggihan teknologi lah yang kini ia manfaatkan untuk terus memantau anak-anak, terlebih pada anak perempuannya dari gangguan orang jahat.
"Sekarang kan sudah bisa diawasi dari cctv, dari monitor. Di sekolah pun sudah ada cctv-nya dan kita bisa akses dari handphone orangtua," jelas dr. Reisa.
"Selain itu, saya juga harus tahu dia bergaul dengan orang-orang seperti apa," tambahnya lagi.
Ketika ditanyakan apakah ia memiliki aturan mengenai cara berpakaian anak agar terhindar dari kekerasan seksual, ternyata begini jawaban dari dr. Reisa.
"Menurut saya bukan semua tentang cara berpakaian, karena kalau memang orangnya mau jahat ya jahat aja. Buktinya kekerasan seksual yang terjadi itu nggak peduli anaknya pakai baju apa. Bahkan yang saya dapetin itu anaknya masih pakai seragam sekolah, terus apa mesumnya? Tapi tetap saja dikerjain," jawabnya.
"Jadi kalau untuk masalah cara berpakaian saya bebaskan saja, cuma dijaga saja lingkungannya dengan cara memastikan kalau dia selalu ada di dekat orang yang saya percayai. Untuk saat ini sih masih seperti itu, belum tahu kalau dia sudah besar nanti," ujar Mama Millennial yang satu ini.
4. dr. Reisa didik anak laki-lakinya untuk selalu respek pada perempuan
Tak hanya mencegah anak perempuannya agar terhindar dari kekerasan seksual, dr. Reisa juga berusaha untuk mendidik anak laki-lakinya menjadi sosok yang selalu respek pada perempuan.
"Bayangan saya sih idealisnya, saya selalu ajarkan dia untuk selalu respect dengan perempuan, karena anggota keluarganya pun paling banyak perempuan," ungkap perempuan berusia 33 tahun ini.
"Tapi balik lagi kalau lihat Papanya sih, saya harap dia bisa mencontoh Papanya. Karena Papanya sendiri merupakan sosok yang gentleman dan respect pada perempuan," ungkapnya.
"Kalau pun dia cuma iseng mengganggu, mungkin saya akan tegur saat itu juga, nggak ditunda lama-lama," tambahnya lagi.
5. Tanggapan dr. Reisa terkait kekerasan seksual saat berumah tangga
Meski sudah menikah, ternyata kekerasan seksual juga dapat terjadi pada pasangan suami istri.
Mengetahui hal tersebut, dr. Reisa pun angkat bicara untuk memberikan tanggapan.
"Seharusnya kita masing-masing punya hak atas tubuh kita sendiri, walaupun sudah menikah bukan berarti pasangan kita berhak atas semuanya," ujarnya.
"Kalau bisa semuanya dibicarakan dulu, tapi kalau memang sudah masuknya ke kekerasan ya kita sudah nggak bisa patuh lagi meski dengan pasangan sendiri," tutupnya kemudian.
Nah, itulah beberapa cerita menarik seputar kekerasan dan pelecehan seksual eksklusif dari dr. Reisa Broto Asmoro.
Hebat!
Selain cerdas dan menawan, ternyata dr. Reisa juga sangat concern terhadap hak-hak perempuan dan anak.
Semoga dapat menjadi inspirasi bagi para Mama Millennial di luar sana, ya!
#Millennial Mama of the Month Edisi April 2019 – dr. Reisa Broto Asmoro
Production - Popmama.com
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Fashion & Beauty Editor - Onic Metheany
Asst. Fashion Stylist – Sarrah Ulfah
Reporter – Sarrah Ulfah, FX Dimas Prasetyo
Social Media - Sekar Retno Ayu
Photographer - Michael Andrew
Videographer - Bima Bintoro
Art Designer – Rezty Vernita Sari
Makeup & Hair Do – Linda Kusumadewi
All wadrobeby: Parang Kencana & Hagabel (batik kembar)
All accessories
House of Jealouxy & LaKomple
Baca juga:
- dr. Reisa Masak Sendiri Usai Anaknya Hampir Meninggal Akibat Diare
- Reisa Broto Asmoro: Stretch Mark Dapat Dicegah Sejak Masa Promil