Hina Palestina di TikTok, Pelajar Bengkulu Dikeluarkan dari Sekolah

Mengaku hanya iseng, ternyata videonya mengundang kecaman masyarakat Indonesia

20 Mei 2021

Hina Palestina TikTok, Pelajar Bengkulu Dikeluarkan dari Sekolah
Pexels/Julia M Cameron

Baru-baru ini tengah ramai dibicarakan seorang siswi SMA di Bengkulu yang mengunggah video di TikTok yang berisi penghinaan terhadap Palestina. Hanya berniat iseng, akhirnya video tersebut viral di media sosial dan justru mengundang kecaman dari banyak orang. 

Tak hanya itu, diketahui siswi yang bersangkutan tersebut telah dikeluarkan dari sekolah lantaran ulahnya yang sudah melampaui ketentuan. Akan tetapi, siswi tersebut juga telah meminta maaf atas perbuatannya itu melalui media sosial miliknya. 

Kendati demikian, keputusan yang dilakukan oleh pihak sekolah ternyata mendapat sorotan dari aktivis perlindungan perempuan dan anak. Nah, kira-kira seperti apa kronologi kasus satu ini?

Jika Mama ingin mengetahui, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.

1. Kronologi pelajar lakukan penghinaan

1. Kronologi pelajar lakukan penghinaan
Unsplash/timmossholder

Pelajar kelas II SMA di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, berinisial MS (19), harus berurusan dengan hukum setelah mengunggah satu video yang bernada penghinaan terhadap Palestina viral di media sosial.

Melalui video berdurasi 8 detik tersebut, MS mengumpat negara Palestina menggunakan nama binatang di akun TikTok miliknya yang pada akhirnya mengundang kecaman dari banyak orang di Indonesia di tengah peningkatan konflik Israel dan Palestina. 

MS mengaku, dirinya hanya sekedar iseng mengunggah video tersebut di akun TikTok pribadi miliknya. 

Editors' Pick

2. Dikeluarkan dari sekolah lantaran telah melampaui ketentuan

2. Dikeluarkan dari sekolah lantaran telah melampaui ketentuan
Unsplash/flpschi

Lantaran ulah siswi tersebut yang justru mengundang kehebohan, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Kabupaten Bengkulu Tengah, Adang Parlindungan, tak mau ambil pusing.

Rapat internal yang diadakan bersama Dinas Cabdin Pendidikan Wilayah VIII Kabupaten Benteng dengan pihak sekolah memutuskan pelajar tersebut dikembalikan ke orang tuanya alias di keluarkan dari sekolah. 

Keputusan tersebut merupakan jalan keluar yang juga telah disepakati bersama antara pihak sekolah, orangtua MS dan sejumlah pihak terkait yang dimediasi kepolisian serta sejumlah tokoh masyarakat. 

3. Telah meminta maaf atas ulahnya

3. Telah meminta maaf atas ulahnya
Unsplash/ivalex

MS telah meminta maaf atas ulah yang telah mengundang kecaman dari banyak orang di Indonesia tersebut. Permintaan maaf ini ia sampaikan secara terbuka dan disebarluaskan melalui media sosial miliknya. 

MS mengungkapkan, dirinya minta maaf atas perbuatannya baik kepada warga Palestina maupun seluruh warga Indonesia. Dirinya mengaku hanya iseng dan bercanda saja dalam mengunggah video tersebut dan ia tidak menyangka videonya bisa seramai ini. 

4. Hak perlindungan dan pendidikan yang layak untuk anak

4. Hak perlindungan pendidikan layak anak
Unsplash/mirmammad

Ternyata, tindakan pihak sekolah yang memutuskan mengeluarkan MS mendapat sorotan dari aktivis perlindungan perempuan dan anak. Direktur Pusat Pendidikan Perempuan dan Anak (PUPA) Susi Handayani mengungkapkan bahwa mengeluarkan MS dari sekolah merupakan bentuk hukuman yang seharusnya tidak lagi diberikan pada anak, dimana sesuai dengan UU nomor 35 tahun 2014 Perubahan atas Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. 

Menurut Susi, sebaiknya sanksi yang diberikan bisa berdampak baik bagi anak, bukan hukuman lantaran semangat UU Perlindungan Anak tidak ada lagi hukuman bagi anak. Selain itu, Susi juga berpendapat bahwa sanksi yang bisa diberikan pada anak tersebut antara lain membuat konten pendidikan di media sosial yang digunakan MS dalam durasi tertentu agar sanksi tersebut bisa mencerahkan bagi dirinya dan publik. 

Tak hanya itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah juga menyayangkan tindakan pihak sekolah yang mengambil keputusan mengeluarkan siswi tersebut. Gubernur menegaskan, MS harus tetap mendapatkan kesempatan untuk bersekolah seperti siswi lainnya, karena sekolah merupakan tempat yang tepat untuk pembinaan terhadap anak-anak muda guna menjadi generasi yang cerdas dan memiliki hari nurani. 

5. Tips mengawasi anak remaja dari perilaku ujaran kebencian

5. Tips mengawasi anak remaja dari perilaku ujaran kebencian
Unsplash/jeswinthomas

Ketika anak sudah memasuki usia remaja, kerap kali ia tidak mau disamakan dengan anak kecil. Selain itu, di usia ini anak juga cenderung memiliki rasa keinginan untuk mencoba berbagai hal sangat tinggi sehingga membuat mereka memiliki kebiasaan memberontak dan sering kali berpikir pendek. 

Oleh karena itu, perlu pengawasan yang tepat pada anak remaja agar ia bisa dekat dan akrab dengan orangtuanya, sehingga pembelajaran yang diberikan untuk anak bisa berjalan dengan baik. Berikut ini tips yang bisa Mama lakukan untuk anak remaja:

  • Memposisikan sikap Mama sebagai teman bagi mereka
  • Selalu ajak berkomunikasi
  • Pantau apa yang akan dilakukan
  • Melihat kamar dan barang-barang anak
  • Miliki alamat dan nomor telepon teman atau guru
  • Tanamkan nilai moral
  • Manfaatkan family time

Nah, itulah informasi terkait kasus siswi SMA di Bengkulu yang dikeluarkan dari sekolah lantaran unggahan videonya di TikTok serta tips untuk Mama dalam mengawasi anak remaja. 

Baca juga:

The Latest